BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
PT Bumi Resources Tbk
15:26
21 Desember 2025

BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals

Baca 10 detik
  • PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengakuisisi saham baru Jubilee Metals Limited senilai Rp346,93 miliar pada 18 Desember 2025.
  • Akuisisi ini memberikan BUMI kepemilikan mayoritas 64,98% di JML sebagai bagian dari diversifikasi bisnis.
  • Investor memprediksi BUMI berpotensi masuk MSCI Indonesia Index Februari 2026 karena likuiditas dan dana asing.

Raksasa pertambangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) baru saja merampungkan aksi korporasi penting dalam rangka transformasi bisnisnya.

BUMI secara resmi menuntaskan proses akuisisi terhadap 3,31 juta lembar saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan asal Australia Barat, Jubilee Metals Limited (JML).

Nilai investasi yang digelontorkan BUMI dalam transaksi ini mencapai Rp346,93 miliar atau setara dengan AU$31,47 juta.

Dengan rampungnya transaksi pada 18 Desember 2025 tersebut, BUMI kini memegang kendali mayoritas dengan porsi kepemilikan sebesar 64,98% di tubuh JML.

Direktur BUMI, RA Sri Dharmayanti, menegaskan bahwa pengambilalihan JML merupakan bagian integral dari peta jalan transformasi perusahaan.

Langkah ini menjadi bukti nyata keseriusan BUMI dalam melakukan diversifikasi portofolio bisnis agar tidak lagi hanya bergantung pada komoditas batubara.

"Langkah strategis ini selaras dengan rencana jangka panjang perusahaan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi para pemegang saham," jelas Sri Dharmayanti. Ia menambahkan bahwa ekspansi ke sektor mineral melalui JML diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas dan pertumbuhan kinerja operasional perseroan di masa depan.

Di sisi lain, performa saham BUMI di lantai bursa kian mencuri perhatian para pelaku pasar modal.

Hendra Wardana, Analis Pasar Modal sekaligus pendiri Republik Investor, mencermati adanya ekspektasi besar mengenai potensi masuknya BUMI ke dalam daftar MSCI Indonesia Index pada Februari 2026 mendatang.

Menurut Hendra, peluang tersebut didasarkan pada perhitungan kapitalisasi pasar berbasis free float yang menjadi kriteria utama penilaian MSCI.

Struktur kepemilikan publik yang semakin sehat dan likuiditas transaksi yang melonjak dalam beberapa bulan terakhir menjadi landasan kuat bagi BUMI untuk "naik kelas" ke panggung investasi global.

Indikasi BUMI mulai dilirik sebagai aset investasi struktural, bukan sekadar komoditas trading harian, terlihat dari tingginya minat investor mancanegara. Beberapa fakta menarik terkait aktivitas pasar BUMI meliputi:

Net Buy Asing: Tercatat akumulasi beli bersih oleh investor asing mencapai kisaran Rp520 miliar.

Volume Transaksi: Pergerakan saham mencapai angka yang sangat likuid sebesar 1,8 miliar lembar saham.

Sentimen Pasar: Pasar mulai mengantisipasi BUMI sebagai kandidat investasi yang memiliki kelayakan tinggi di mata investor global.dra.

Meski demikian, Hendra mengingatkan para investor untuk tetap waspada terhadap potensi volatilitas jangka pendek.

Pasalnya, untuk bisa resmi masuk ke dalam indeks bergengsi seperti MSCI, sebuah emiten dituntut untuk menjaga konsistensi harga, kapitalisasi pasar, dan likuiditas dalam periode tertentu.

Aksi akuisisi Jubilee Metals Limited ini diyakini akan menjadi katalis positif yang memperkuat fundamental BUMI di mata investor global, sekaligus mempertegas posisi perusahaan sebagai pemain tambang yang kian terdiversifikasi di pasar Asia-Pasifik.

Editor: M Nurhadi

Tag:  #bumi #borong #saham #australia #alasan #balik #akuisisi #jubilee #metals

KOMENTAR