Goldman Sachs Prediksi Harga Emas Tembus 4.900 dollar AS pada 2026
– Goldman Sachs memprediksi harga emas menembus 4.900 dollar AS per ounce pada Desember 2026. Proyeksi tersebut disampaikan meski harga emas dunia sempat melemah tipis setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.
Dalam catatan yang dirilis Kamis (18/12/2025), Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan naik sekitar 14 persen dari level saat ini.
Bank investasi asal AS itu juga menilai terdapat risiko kenaikan yang lebih tinggi, seiring potensi meningkatnya permintaan diversifikasi dari investor swasta.
Pada perdagangan Jumat (19/12/2025), harga emas dunia tercatat melemah. Kontrak berjangka emas turun 0,3 persen menjadi 4.351,80 dollar AS per ounce, sementara harga emas spot relatif stabil di level 4.326,73 dollar AS per ounce.
Pelemahan tersebut terjadi setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
"Rilis inflasi yang lebih lunak menjadi pedang bermata dua (bagi emas dan perak), karena di satu sisi memperkuat alasan sikap The Fed yang cenderung longgar, tetapi di sisi lain mengurangi daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap inflasi,” ujar Chief Market Analyst KCM Trade, Tim Waterer dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (21/12/2025).
Menurut Waterer, penguatan dollar AS juga turut menjadi faktor penahan pergerakan harga emas. “Dollar yang tetap bertahan kuat juga menciptakan tekanan (hambatan) bagi pergerakan harga” katanya.
Meski demikian, Goldman Sachs tetap optimistis terhadap prospek emas ke depan.
Dalam laporan terpisah mengenai outlook komoditas 2026, Goldman Sachs menyebut permintaan bank sentral yang masih tinggi serta dukungan siklus dari pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS akan menopang harga emas.
Goldman Sachs juga menegaskan tetap merekomendasikan posisi beli atau long exposure terhadap emas.
Sementara itu, harga minyak dunia bergerak melemah pada awal perdagangan Jumat dan diperkirakan mencatat penurunan untuk pekan kedua berturut-turut. Tekanan harga dipicu oleh meningkatnya ekspektasi tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina.
Harga minyak Brent turun 0,3 persen menjadi 59,63 dollar AS per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,1 persen ke level 55,97 dollar AS per barel.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina “Semakin mendekati kesepakatan”, menjelang pertemuan antara pejabat AS dan Rusia yang dijadwalkan berlangsung pada akhir pekan.
Di sisi lain, ketidakpastian masih menyelimuti implementasi perintah AS untuk memblokir kapal tanker minyak Venezuela yang terkena sanksi.
Venezuela menyumbang sekitar 1 persen dari pasokan minyak global. Pekan lalu, Penjaga Pantai AS menyita sebuah kapal tanker minyak Venezuela.
"Ketidakpastian terkait detail penegakan aturan serta optimisme bahwa kesepakatan damai Ukraina yang dipimpin AS masih berpeluang terwujud telah meredakan kekhawatiran pasokan global dan menurunkan premi risiko geopolitik,” kata Tony Sycamore.
Analis menilai, langkah tambahan yang menargetkan ekspor minyak Rusia berpotensi menimbulkan risiko yang lebih besar terhadap pasokan global dibandingkan rencana blokade kapal tanker Venezuela.
Bank of America menyebut harga minyak yang lebih rendah berpeluang menekan pertumbuhan pasokan, sehingga membantu mencegah penurunan harga yang lebih tajam.
Di pasar valuta asing, nilai tukar poundsterling melemah terhadap dollar AS pada perdagangan awal Eropa. Pelemahan terjadi setelah data menunjukkan penjualan ritel Inggris turun secara tak terduga.
Pound turun 0,1 persen terhadap dollar AS ke level 1,3374 dollar AS, sementara menguat 0,1 persen terhadap euro ke posisi 1,1416 euro. Indeks dollar AS naik 0,2 persen ke level 98,64.
Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat volume penjualan ritel turun 0,1 persen pada November. Data tersebut menambah kekhawatiran bahwa ketidakpastian menjelang penyusunan anggaran 26 November menekan aktivitas ekonomi.
Pelemahan poundsterling tertahan setelah data menunjukkan pinjaman pemerintah Inggris turun ke level terendah dalam empat tahun pada November.
Pinjaman pemerintah tercatat sebesar 11,7 miliar pound, turun 1,9 miliar pound dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan menjadi yang terendah untuk November sejak 2021.
Di pasar saham, indeks FTSE 100 tercatat menguat 0,1 persen ke level 9.850 poin pada perdagangan Jumat pagi.
Tag: #goldman #sachs #prediksi #harga #emas #tembus #4900 #dollar #pada #2026