Penguatan Rantai Pasok Komoditas Lokal: Solusi untuk Ketahanan Pangan di Indonesia
-Upaya mendorong pertanian berkelanjutan dan penguatan rantai pasok komoditas lokal terus menjadi isu penting di tengah tantangan ketahanan pangan nasional.
Sepanjang 2025, sejumlah inisiatif kolaboratif antara pelaku usaha, akademisi, dan komunitas petani mulai menunjukkan dampak pada produktivitas dan akses pasar komoditas pertanian.
PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), anggota Holding BUMN Danareksa, mencatatkan keterlibatan dalam berbagai program yang berfokus pada peningkatan produktivitas komoditas berbasis resi gudang, pemberdayaan petani, serta dukungan sosial di sejumlah daerah. Program-program tersebut dijalankan tanpa ekspansi lahan baru, dengan memanfaatkan lahan eksisting milik petani penggarap.
Salah satu fokus utama adalah pengembangan komoditas kedelai melalui skema pendanaan bergulir (rolling fund) yang dikolaborasikan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Asosiasi Masyarakat Kedelai Lokal Nusantara (Asmakara).
Pada pelaksanaan batch kedua, program ini melibatkan 73 petani di Jawa Tengah dan mencatat peningkatan hasil panen hingga 43,48 persen, disertai kenaikan mutu produksi sebesar 28,45 persen.
Program tersebut saat ini dipersiapkan untuk memasuki batch ketiga, dengan sasaran wilayah Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten; dan Kecamatan Karangwuni, Kabupaten Sukoharjo.
Penguatan produksi kedelai lokal dinilai penting untuk mengurangi ketergantungan impor sekaligus menjaga stabilitas pasokan bahan pangan strategis.
Selain kedelai, pengembangan komoditas kopi juga dilakukan melalui pendekatan agroforestri dan reforestasi. Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, penanaman benih kopi batch kedua telah dilakukan pada Desember 2025, menyusul penanaman awal pada 2024. Program ini dilaksanakan bersama Yayasan Tanah Air Semesta dan melibatkan kelompok tani hutan setempat.
Pendekatan reforestasi ini diarahkan untuk mendorong kopi sebagai komoditas resi gudang. Melalui sistem tersebut, petani memiliki alternatif pembiayaan dan fleksibilitas dalam menentukan waktu jual, sehingga tidak bergantung pada fluktuasi harga jangka pendek.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT KBI Adiyasa Suhadibroto menyebut penguatan komoditas pertanian lokal menjadi bagian dari upaya jangka panjang membangun ketahanan pangan dan ekonomi berbasis kerakyatan.
“Dukungan kepada petani penggarap kedelai dan kopi kami pandang sebagai investasi sosial yang berdampak pada keberlanjutan ekonomi dan lingkungan,” ujar Adiyasa Suhadibroto melalui keterangannya.
Di luar sektor pertanian, keterlibatan perusahaan dalam respons kebencanaan juga tercatat sepanjang 2025. Melalui sinergi Holding BUMN Danareksa, bantuan pangan disalurkan kepada masyarakat terdampak banjir bandang di wilayah sekitar Kawasan Industri Medan (KIM).
Sebanyak 5 ton beras dan paket sembako didistribusikan kepada sekitar 18.500 kepala keluarga di lima kelurahan dan desa terdampak.
Sementara pada pilar sosial, dukungan terhadap kelompok rentan juga dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Nasional. Bantuan kursi roda disalurkan kepada penyandang disabilitas melalui Perkumpulan Penyandang Disabilitas Fisik Indonesia (PPDFI) Pusat di Jakarta Timur.
Di sisi kinerja usaha, PT KBI mencatatkan pertumbuhan transaksi sepanjang 2025. Hingga November, volume transaksi multilateral tumbuh 24 persen secara tahunan (year on year/YoY), sementara transaksi bilateral meningkat 22 persen YoY.
Sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, KBI juga mencatat total 35.767 ton komoditas terdaftar di gudang resi gudang di berbagai daerah. Capaian tersebut menunjukkan keterkaitan antara penguatan ekosistem komoditas, sistem resi gudang, dan aktivitas pasar berjangka yang kian relevan dalam mendukung stabilitas sektor pertanian nasional.
Tag: #penguatan #rantai #pasok #komoditas #lokal #solusi #untuk #ketahanan #pangan #indonesia