Kemenperin Bidik Pasar Haji-Umrah, IKM Lokal Siap Isi Kebutuhan Jemaah
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam acara Business Matching Sektor IKM di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (17/12/2025).(Dok. Kemenperin )
17:56
17 Desember 2025

Kemenperin Bidik Pasar Haji-Umrah, IKM Lokal Siap Isi Kebutuhan Jemaah

- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik peluang untuk industri kecil dan menengah (IKM) masuk dalam ekosistem penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.

Hal ini mengingat besarnya jumlah jemaah asal Indonesia bisa menjadi pasar potensial bagi produk-produk dalam negeri, mulai dari pangan halal hingga perlengkapan ibadah.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan, Indonesia merupakan kontributor terbesar jemaah haji di dunia, dengan porsi sekitar 10-11 persen dari total 1,8 juta jemaah haji dunia pada 2024.

"Indonesia merupakan kontributor terbesar ibadah haji di dunia, dan penyumbang jemaah umrah tinggi dengan antusiasme yang terus meningkat," ujarnya dalam acara Business Matching Sektor IKM di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Maka dari itu, kata Reni, Kemenperin tengah menjalin kolaborasi dengan Kementerian Haji, perusahaan travel, perbankan penerima setoran haji dan umrah, serta pelaku ritel. Langkah ini untuk membuka akses pasar bagi IKM agar dapat menjadi bagian dari rantai pasok kebutuhan jemaah.

Produk yang disiapkan mencakup makanan dan minuman halal, obat-obatan, kosmetik dan personal care, perlengkapan ibadah, busana muslim dan modest fashion, koper dan tas perjalanan, hingga perlengkapan hotel.

“Penguatan kemitraan ini bukan sekadar bisnis, tetapi amanat regulasi nasional untuk membangun ekosistem industri yang kokoh, berdaya saing, dan berkelanjutan,” kata Reni.

Maka dalam kegiatan temu bisnis tersebut, Kemenperin melibatkan lebih dari 45 pelaku IKM dari berbagai subsektor, seperti IKM pangan, batik, kain ihram, mukena, alas kaki, hingga kosmetik dan kimia.

Ia menuturkan, besarnya peluang ini sejalan dengan tingginya populasi muslim Indonesia yang mencapai 244,4 juta jiwa pada 2024, menurut data Kementerian Dalam Negeri.

Selain itu, jumlah jemaah haji Indonesia pada 2023 dan 2024 konsisten berada di atas 200.000 orang, dengan puncaknya mencapai 241.000 jemaah pada 2024, berdasarkan data Badan Pusat Staistik (BPS).

Tak hanya haji, pertumbuhan jemaah umrah juga terus meningkat. Data Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus mencatat jumlah jemaah umrah naik dari 1 juta orang pada 2022 menjadi 1,4 juta orang pada 2024.

Besarnya arus pergerakan jemaah ini membentuk sebuah ekosistem haji umrah yang membuka peluang besar bagi sektor industri nasional untuk menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan jemaah.

"Kebutuhan dasar seperti pangan halal, produk kesehatan, kosmetik dan personal care, perlengkapan ibadah, serta modest fashion menjadi sangat penting dalam mendukung kelancaran perjalanan ibadah," kata Reni.

Menurutnya, industri dalam negeri memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini mengingat kinerja sektor industri pengolahan nonmigas yang tumbuh 5,58 persen dan menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan data BPS, industri kecil tekstil dan alas kaki mencapai 886.000 unit usaha dengan serapan tenaga kerja 1,8 juta orang. Sementara itu, sektor kosmetik juga menunjukkan pertumbuhan pesat, dengan 87 persen pelaku usaha merupakan IKM.

"Ini artinya, industri dalam negeri sebetulnya memiliki kemampuan untuk dibimbing masuk ke dalam ekosistem haji dan umrah, hingga dapat menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan jemaah, dan mendukung kenyamanan dan kelancaran perjalanan ibadah tersebut," tutup dia.

Tag:  #kemenperin #bidik #pasar #haji #umrah #lokal #siap #kebutuhan #jemaah

KOMENTAR