Sentimen Risk-Off Tekan Harga Bitcoin, Ini Sebabnya
— Harga bitcoin (BTC) mengalami koreksi pada perdagangan Senin (15/12/2025) waktu setempat atau Selasa (16/12/2025) waktu Indonesia.
Harga bitcoin turun seiring gelombang aksi jual di pasar kripto global yang dipicu oleh faktor makroekonomi dan teknikal.
Harga BTC tercatat turun dari zona 90.000-an dollar AS ke kisaran 85.000 sampai 89.000 dollar AS di berbagai bursa, memicu pelepasan posisi leveraged dan menekan sentimen investor.
Ilustrasi bitcoin.
Angka dan pergerakan pasar
Beberapa agregator harga dan laporan pasar mencatat penurunan yang nyata pada Senin.
Data intraday menunjukkan harga bitcoin sempat menembus level sekitar 86.000 dollar AS sebelum bergerak lebih volatil, sementara Ether dan altcoin utama lain juga melemah pada hari yang sama.
Selain itu, dana dan saham terkait kripto ikut terkoreksi mengikuti reliasi harga aset digital.
Penyebab utama harga bitcoin terkoreksi: risiko makro dan ekspektasi suku bunga
Salah satu pemicu utama koreksi adalah perubahan ekspektasi pelonggaran suku bunga The Fed dan perkembangan kebijakan bank sentral lain.
Sejumlah analis dan laporan menyebutkan pasar menilai probabilitas pemangkasan suku bunga AS pada awal 2026 menjadi semakin kecil, sehingga aset berisiko termasuk kripto kehilangan daya tariknya sebagai "risk-on" play.
Dikutip dari Reuters, kondisi ini tercermin dalam korelasi antara pergerakan indeks saham teknologi dan Bitcoin pada periode itu.
Analyst Tony Sycamore menggambarkan, meskipun aset berisiko masih dalam kondisi baik, namun "(aset) kripto tidak terlalu ingin tahu tentang itu."
Ilustrasi bitcoin.
Ini menggambarkan lemahnya respons kripto terhadap reli harga di aset lain dan menandakan kebutuhan pasar akan katalis yang lebih kuat untuk mendukung harga.
Likuidasi posisi leveraged dan struktur pasar kripto
Selain faktor makro, struktur pasar kripto yang padat dengan posisi leveraged juga memperparah penurunan harga.
Ketika BTC bergerak turun tajam, platform perdagangan margin dan derivatif otomatis menutup posisi long yang tidak tertopang margin cukup, fenomena yang dikenal sebagai likuidasi berantai, yang menambah tekanan jual dalam waktu singkat.
Volatilitas tinggi pada pembukaan sesi perdagangan AS dapat memicu penurunan cepat meski tak ada berita buruk spesifik.
Bursa kripto Indodax menyebutkan, penurunan cepat tersebut kerap tidak memerlukan "kabar buruk" tersendiri. Kepadatan posisi long dan pembukaan pasar AS cukup untuk memicu gelombang likuidasi.
Sentimen teknikal: pola dan level kunci
Beberapa analis teknikal memperingatkan pembentukan pola bearish yang menunjukkan potensi pelebaran downside.
CoinDesk melaporkan, setelah menembus area trading range sebelumnya, BTC menunjukkan sinyal kelelahan dan berisiko turun lebih jauh jika level support penting tidak bertahan.
Selain itu, sejumlah trader veteran memperingatkan bahwa pecahnya pola parabola jangka panjang dapat membuka ruang koreksi yang dalam.
Aliran modal institusional dan ETF Bitcoin
Aliran keluar dari produk-produk investasi terkait Bitcoin juga tercatat sebagai faktor yang menambah tekanan.
Ilustrasi Bitcoin, mata uang kripto paling bernilai di dunia.
Laporan menunjukkan bahwa November 2025 sempat diwarnai arus keluar dari ETF Bitcoin AS, yang menurunkan permintaan institusional bersih.
Pada Desember2025, ketika harapan terhadap pemangkasan suku bunga mengecil, aliran modal institusional sempat melambat atau berbalik arah, memperlemah penahan harga.
Dampak lintas aset dan pasar modal
Penurunan harga kripto tidak berdiri sendiri. Indikator pasar modal lain seperti saham teknologi juga menunjukkan tekanan pada periode yang sama.
Beberapa analis menunjuk ke kekhawatiran sektor AI dan prospek profitabilitas perusahaan teknologi sebagai faktor yang meredam appetite terhadap aset spekulatif.
Dampak tersebut kemudian tercermin pada korelasi negatif sementara antara imbal hasil safe-haven dan aset berisiko.
Faktor naratif dan psikologis
Selain alasan fundamental dan teknikal, faktor naratif, seperti ekspektasi target harga ambisius yang direvisi oleh beberapa bank investasi besar, memengaruhi psikologi pasar.
Ketika proyeksi optimis diturunkan, misalnya revisi target harga jangka pendek atau menengah, investor yang mengambil untung cenderung merealisasikan profit, sehingga menambah tekanan jual jangka pendek.
Laporan Barron's dan Forbes membahas bagaimana revisi ekspektasi bank investasi dapat meredam optimisme pasar.
Catatan tentang volatilitas jangka pendek
Beberapa pengamat menekankan bahwa volatilitas seperti yang terlihat pada hari ini merupakan karakteristik pasar kripto.
Ilustrasi Bitcoin
Harga aset kripto, termasuk harga bitcoin, naik turun tajam sering kali terjadi karena kombinasi leverage, likuiditas yang relatif tipis di level tertentu, dan reaksi cepat terhadap data makro.
CoinDesk dan sejumlah analis independen menilai downside terbatas dalam kerangka tertentu, namun juga mengingatkan bahwa support teknikal harus diikuti secara ketat.
Pergerakan harga bitcoin hari ini
Harga BTC hari ini turun tajam. Berdasarkan pantauan di CoinDesk, harga BTC berada di level 86.356 dollar AS pada pukul 06.18 WIB.
Harga bitcoin merosot di tengah meningkatnya ketidakpastian investor seputar prospek ekonomi makro.
Segera setelah penutupan perdagangan saham AS, harga bitcoin turun 3 persen selama 24 jam terakhir ke kisaran 86.000 dollar AS.
Sementara itu, harga XRP mencapai 1.902 dollar AS, ether (ETH) pada level 2,969 dollar AS, dan solana (SOL) mencapai 127,16 dollar AS.
Secara rerata, harga aset-aset kripto tersebut turun lebih dari 5 persen. Tidak cuma itu, sebagian besar saham emiten kripto di Wall Street menunjukkan kerugian yang lebih dalam, dengan Circle (CRCL), Galaxy Digital (GLXY) dan Strategy (MSTR) turun lebih dari 8 persen dan Coinbase (COIN) turun 6,4 persen pada Senin.
Meskipun demikian, beberapa saham berkinerja relatif lebih baik di tengah kehancuran tersebut, termasuk Bullish (BLSH), yang mengalami kerugian 2,5 persen, dan eToro (ETOR) turun 3,7 persen.
Penurunan harga kripto terjadi ketika pasar tradisional hanya turun sedikit lebih rendah. Indeks Nasdaq ditutup turun 0,6 persen dan indeks S&P 500 turun 0,15 persen.
Akan tetapi, saham-saham yang terkait dengan AI, seperti Broadcom dan Oracle, terus terpuruk akibat hasil pendapatan yang lemah minggu lalu.
Ilustrasi Bitcoin.
Sentimen ini telah menghukum para penambang bitcoin, yang banyak di antaranya telah melihat keuntungan signifikan dari pergeseran rencana bisnis mereka ke infrastruktur AI.
Meskipun BTC telah diperdagangkan antara 88.000 dan 92.000 dollar AS selama lebih dari dua minggu, sekarang harga bitcoin jatuh di bawah 86.000 dollar AS. Ini menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan penurunan lebih lanjut.
“Tanpa bukti penjualan paksa atau penurunan likuiditas yang berkelanjutan, pergerakan turun lebih mungkin tetap teratur daripada tidak teratur,” tulis Jasper De Maere, strategist di Wintermute, dalam catatannya.
Salah satu faktor kunci yang membebani pasar adalah pertemuan bank sentral AS Federal Reserve pekan lalu, yang menghasilkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin yang telah diperkirakan secara luas.
Akan tetapi, panduan ke depan berubah menjadi sangat hati-hati, kata De Maere, dengan proyeksi baru The Fed menunjukkan hanya satu kali pemangkasan suku bunga acuan Fed Fund Rate sepanjang tahun 2026, laju yang lebih lambat daripada yang diperkirakan banyak investor.
Pasar terus memperkirakan hampir tiga pemangkasan suku bunga tahun depan, meninggalkan kesenjangan antara posisi investor dan sinyal bank sentral.
Ketidaksesuaian antara data inflasi dan ekspektasi kebijakan ini menciptakan lingkungan yang bergejolak untuk aset berisiko, tambahnya. Ini terutama mengingat kenaikan suku bunga Bank of Japan yang diperkirakan minggu ini dan rencananya untuk melepas lebih dari 500 miliar dollar AS kepemilikan ETF.