Menperin Andalkan Vokasi Jadi Investasi Sektor Industri
- Pemerintah memperkuat pendidikan vokasi melalui standardisasi, pemagangan, dan modernisasi sarana untuk menjawab dinamika kebutuhan industri global.
- Penguatan vokasi difokuskan pada kurikulum internasional, literasi teknologi, dan sertifikasi guna memperluas peluang kerja tenaga terampil lintas negara.
- Wisuda serentak 2.993 lulusan Kemenperin menunjukkan keberhasilan pendekatan link-and-match dalam menciptakan SDM berdaya saing industri global.
Pemerintah kembali menyoroti penguatan pendidikan vokasi sebagai salah satu agenda pengembangan industri nasional. Langkah ini diarahkan untuk menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja dengan perubahan teknologi dan dinamika kompetisi global yang semakin cepat.
"Pendidikan vokasi adalah investasi untuk masa depan. Dengan SDM yang kompeten dan unggul, industri kita akan tumbuh lebih produktif, resilien, dan berdaya saing global," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).
Agus menyebut penguatan vokasi dilakukan melalui standardisasi kompetensi, pemagangan, sertifikasi, hingga modernisasi sarana pembelajaran. Upaya ini ditujukan agar lulusan vokasi mampu menjawab kebutuhan industri yang berubah cepat.
Dalam agenda yang mereka sebut sebagai 'vokasi go global', pemerintah mendorong penyesuaian kurikulum dengan standar kompetensi internasional. Pendekatan tersebut juga mencakup literasi teknologi tingkat lanjut, peningkatan sertifikasi profesi, serta kemitraan dengan industri luar negeri.
PerbesarIlustrasi Vokasi (Foto Istimewa)Agus menilai langkah ini diperlukan untuk memperluas peluang kerja dan mobilitas tenaga terampil lintas negara.
Ia juga menekankan pentingnya jejaring alumni berskala global untuk memperkuat konektivitas industri. Model ini diharapkan membantu lulusan masuk ke rantai pasok sektor-sektor strategis seperti semikonduktor, kecerdasan buatan, energi hijau, dan otomasi industri.
Kepala BPSDMI, Doddy Rahadi, menyampaikan penguatan vokasi menjadi bagian dari Strategi Baru Industrialisasi Nasional. Ia memandang kebutuhan industri saat ini tidak bisa dijawab dengan pola lama.
"Kita harus menjawab kebutuhan masa depan. Target pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi tidak mungkin tercapai kalau SDM-nya masih seperti dahulu. SDM harus produktif, terampil, kompeten, dan berorientasi global," katanya.
Doddy menambahkan pendidikan vokasi seharusnya tidak berhenti pada penyediaan tenaga kerja domestik. Menurutnya, lulusan Indonesia perlu disiapkan untuk menjadi bagian dari ekosistem industri global melalui peningkatan kompetensi teknis, mobilitas tenaga kerja, dan jejaring profesional.
Komitmen tersebut terlihat dari penyelenggaraan wisuda serentak yang melepas 2.993 lulusan dari politeknik dan akademi komunitas milik Kemenperin.
Para lulusan diproyeksikan masuk ke industri nasional sekaligus diarahkan untuk mampu bersaing di pasar global melalui sertifikasi profesional, kecakapan bahasa, dan pemahaman budaya kerja internasional.
"Penyerapan lulusan vokasi Kemenperin yang secara konsisten menunjukkan kinerja tinggi menjadi bukti keberhasilan pendekatan link-and-match dan peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan industri modern," kata Doddy.
Ia menyebut Kemenperin akan terus memperkuat ekosistem pendidikan vokasi melalui modernisasi kurikulum, peningkatan kapasitas instruktur, serta perluasan jejaring global.
"Langkah ini diharapkan mampu menciptakan SDM yang adaptif terhadap disrupsi teknologi dan memiliki kompetensi untuk memperkuat daya saing industri nasional di arena global," tambahnya.
Salah satu unit pendidikan vokasi yang menjalankan model tersebut adalah SMK-SMTI Yogyakarta. Sekolah ini menggunakan sistem dual system dengan porsi praktik mencapai 70 persen serta kurikulum berstandar internasional.
Doddy menilai pendekatan itu menjadi bagian penting dari transformasi SDM industri.
"Peningkatan kompetensi SDM industri merupakan fondasi dari transformasi ekonomi nasional," pungkasnya.
Tag: #menperin #andalkan #vokasi #jadi #investasi #sektor #industri