Superbank Incar Rp 3,06 Triliun dari IPO, 70 Persen Dana untuk Modal Kerja
PT Super Bank Indonesia atau Superbank menargetkan penghimpunan dana hingga Rp 3,06 triliun melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Mayoritas dana hasil IPO Superbank, yakni sekitar 70 persen, akan dialokasikan untuk modal kerja.
Dalam prospektus yang dirilis Selasa (25/11/2025), Superbank berencana menawarkan hingga 4.406.612.300 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Logo Superbank
Jumlah itu mewakili 13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Perseroan menetapkan harga penawaran awal pada kisaran Rp 525 sampai Rp 695 per saham, dengan potensi dana maksimal mencapai Rp 3,06 triliun, bila semua saham terserap pada harga tertinggi.
Berdasarkan prospektus, dana IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk dua kebutuhan besar. Sekitar 70 persen dialokasikan untuk modal kerja, khususnya dalam memperluas penyaluran kredit.
Sementara 30 persen sisanya disiapkan untuk belanja modal, termasuk pengembangan produk, peningkatan teknologi informasi, hingga berbagai kebutuhan lain guna mendukung pertumbuhan bisnis.
“Seluruh dana hasil penawaran umum perdana saham, setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan untuk sekitar 70 persen akan digunakan perseroan untuk modal kerja dalam rangka penyaluran kredit perseroan,” kata Superbank dalam prospektus IPO.
“Sisanya sekitar 30 persen dana hasil penawaran umum akan dialokasikan untuk belanja modal dalam rangka mendukung kegiatan usaha perseroan, termasuk namun tidak terbatas pengembangan produk, pada pengembangan teknologi informasi, dan/atau hal-hal lain yang dapat mendukung pertumbuhan usaha perseroan,” lanjut perseroan.
Lebih jauh, Superbank juga mengungkapkan adanya Program Long Term Incentive Plan (LTIP) sebagai bagian dari strategi retensi talenta.
Ilustrasi saham. BREN dan BRMS masuk MSCI Index
Melalui program ini, karyawan dan manajemen memperoleh kesempatan memiliki 650 juta saham atau sekitar 1,92 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Saham LTIP tersebut sudah diterbitkan atas nama BST dan tidak menyebabkan dilusi kepemilikan publik karena tidak berasal dari penerbitan saham baru.
Adapun, rangkaian jadwal IPO meliputi masa penawaran awal pada 25 November hingga 1 Desember 2025 dan perkiraan efektif pada 8 Desember 2025.
Kemudian, masa penawaran umum pada 10 sampai 15 Desember 2025, masa penjatahan pada 15 Desember 2025, distribusi elektronik pada 16 Desember 2025, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Desember 2025.
Sebelum rencana IPO ini, Superbank memiliki modal dasar 100 miliar saham bernilai nominal Rp 10 triliun, dengan 29,49 miliar saham telah ditempatkan dan disetor penuh.
Perseroan juga menampilkan kinerja keuangan yang lebih solid menjelang IPO. Pada semester I-2025, Superbank membukukan laba bersih Rp 20,06 miliar, berbalik positif dari rugi Rp 188,46 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan rencana penggunaan dana yang terarah pada ekspansi kredit dan penguatan infrastruktur digital, langkah IPO ini menjadi salah satu upaya Superbank memperbesar skala usaha dan memperkuat posisinya di industri bank digital nasional.
Tag: #superbank #incar #triliun #dari #persen #dana #untuk #modal #kerja