Harga Emas Dunia Menguat di Tengah Lemahnya Data Tenaga Kerja AS
- Harga emas dunia menguat pada akhir perdagangan Selasa (18/11/2025) waktu setempat atau Rabu (19/11/2025) pagi WIB, setelah sempat menyentuh level terendah dalam sepekan.
Penguatan terjadi seiring rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang melemah, serta meningkatnya spekulasi pasar terkait peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Desember mendatang.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi 4.072,37 dollar AS per ons, setelah sempat mencapai posisi terendah sejak 10 November 2025.
Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup melemah tipis 0,2 persen ke level 4.066,50 dollar AS per ons.
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah klaim lanjutan tunjangan pengangguran mencapai 1,9 juta pada pekan yang berakhir 18 Oktober, tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Hal ini mengindikasikan pasar tenaga kerja yang mulai menunjukkan pelemahan.
"Data itu sedikit meningkatkan harapan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember. Ini membantu harga emas dan perak yang mencoba bangkit dari penurunan tiga hari beruntun,” kata Tai Wong, analis dan pedagang logam independen.
Kini pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan 9-10 Desember sebesar 50 persen, naik dari 46 persen pada awal sesi perdagangan, namun masih lebih rendah dibandingkan 67 persen pada pekan lalu, menurut alat CME Group’s FedWatch.
Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas memang cenderung bergerak naik ketika suku bunga turun atau ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter meningkat.
Harga emas sebelumnya sempat terkoreksi lebih dari 3 persen pada Jumat dan kembali turun 1 persen pada Senin akibat penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Para pelaku pasar kini menantikan rilis risalah rapat The Fed untuk pertemuan 28-29 Oktober yang akan diterbitkan pada Rabu waktu setempat, serta laporan pekerjaan bulanan AS untuk September yang tertunda akibat penutupan sementara pemerintahan AS.
Sementara itu, dalam catatannya, analis Deutsche Bank menilai tingginya permintaan emas dari bank sentral global diperkirakan akan terus berlanjut, sehingga tetap menjadi faktor pendukung penguatan harga emas ke depan.
"Permintaan resmi yang masih tinggi akan menopang bias bullish secara strategis dan memberikan peluang kenaikan terhadap proyeksi rata-rata harga emas tahun depan di 4.000 dollar AS per ons," tulis Deutsche Bank.
Tag: #harga #emas #dunia #menguat #tengah #lemahnya #data #tenaga #kerja