Youth Economic Summit 2025 : Indonesia Tangkap Peluang Pekerjaan Baru untuk Kurangi Penganggur
Strategic Research Manager CORE Indonesia Yusuf R Manilet di Youth Economic Summit (YES) 2025 di Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta Pusat, Sabtu (15/11/2025). [Suara.com/Rina]
16:49
15 November 2025

Youth Economic Summit 2025 : Indonesia Tangkap Peluang Pekerjaan Baru untuk Kurangi Penganggur

Baca 10 detik
  • Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi sebelum tenggat sekitar 2035 dengan menciptakan peluang kerja baru.

  • Ekonomi digital dan ekonomi hijau dinilai sebagai sektor potensial, termasuk pekerjaan seperti live streaming host hingga 1,7 juta green jobs.

  • Pemerintah perlu mendorong program yang membantu generasi muda membuka lapangan kerja melalui digital, hijau, dan hilirisasi

Youth Economic Summit (YES) 2025 menghadirkan sesi Youth Economic Outlook.

Acara yang diselenggarakan CORE Indonesia berkolaborasi dengan Suara.com dengan mengusung tema "The New Economy Generation: Sustain, Scale, Succed.

Dalam sesi ini, menghadirkan narasumber seperti Strategic Research Manager CORE Indonesia Yusuf R Manilet, Ekonom Muda Universitas Indonesia Dipo Satria Ramli, Strategic Research Assitant CORE Indonesia Azhar Syahida dan Deputy Head Katadata Jeany Hartriani.

Dalam pemaparannya, Strategic Research Manager CORE Indonesia Yusuf R Manilet mengatakan, tantangan pemerintah saat ini yaitu memanfaatkan bonus demografi.

Apalagi, bonus demografis Indonesia ini memiliki jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dari usia non-produktif.

Diperkirakan usia muda yang dialami Indonesia pada periode 2015-2045 meningkat. Dengan puncaknya sekitar tahun 2030

"Kota punya deadline tenggat untuk memanfaatkan bonus demografi itu. Tenggatnya sekitar 10 tahun lagi, 2035 untuk memajukan Indonesia," katanya di Youth Economic Summit (YES) 2025 di Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta Pusat, Sabtu (15/11/2025).

Dalam memanfaatkan bonus demografi, masyarakat harus menangkap peluang pekerjaan baru.

Apalagi, perkembangan digital menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran di Indonesia.

"Jadi tentu hal itu perlu diselesaikan masalah tingkat pengangguran moda. Kalau bicara peluang, sebenarnya banyak yang bisa dimanfaatkan untuk memanfaatkan prioritas bonus demografi ini. Misalnya kalau kita bicara ekonomi digital, saat ini misalnya tingkat penetrasi internet kita cukup tinggi, 80 persen kita maksimalkan," beber dia.

Adapun pekerjaan baru yang bisa dimanfaatkan yakni seperti menjadi host live streaming, menawarkan jasa online barang ataupun transportasi maupun admin di perusahaan startup.

Jenis pekerjaan ini banyak dimanfaatkan oleh berbagai negara.

Terlebih, kemampuan beradaptasi, memahami keberagaman sistem, dan berpikir global adalah kunci untuk bersaing di panggung internasional.

"Banyak negara yang memanfaatkan ekonomi digital sebagai salah satu instrumen solusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan," imbuh Yusuf R Manilet.

Selain memanfaatkan kecanggihan teknologi, sektor ekonomi hijau bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Dia menyebutkan, sebanyak 1,7 juta lapangan pekerjaan yang ada di sektor ekonomi hijau.

Untuk bisa mendapatkan pekerjaan, tentu tidaklah mudah. Ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan, agar kamu segera diterima kerja. (Freepik/jcomp) PerbesarIlustrasi pengangguran. (Freepik/jcomp)

"Menurut data proyeksi kontribusi sektor hijau di 2030 itu bisa mencapai 500 hingga 600 triliun Rupiah dan bisa berpotensi menciptakan sekitar 1,7 juta green jobs," ujarnya.

Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah membuat program yang menguntungkan bagi masyarakat Indonesia.

Salah satunya, bisa dimanfaatkan oleh generasi muda dalam menciptakan dan membuka lapangan pekerjaan.

"Sekarang bagaimana kita mendorong pemerintah bekerja sama, kita mencarikan solusi untuk mengisi peredu bonus demografi. Melalui ekonomi digital, ekonomi hijau dan juga proses hilirisasi yang dilakukan oleh pemerintah," tandas Yusuf R Manilet.

Sementara itu, diskusi ini juga mempertemukan para pemuda, akademisi, dan praktisi ekonomi untuk memperkuat peran generasi muda dalam akselerasi transformasi ekonomi nasional

Apalagi, strategi memperkuat kapasitas generasi muda ini dapat mengakselerasi inovasi ekonomi hijau dan digital.

Acara berlanjut dengan peluncuran buku “Ruang Gagasan” dan sesi panel bertema “Indonesia at a Crossroads: Empowering Youth to Accelerate Economic Transformation”, yang menghadirkan narasumber muda dari berbagai bidang, diantaranya Yusuf R. Manilet dan Azhar Syahida dari CORE Indonesia, Dipo Satria Ramli dari Universitas Indonesia, dan Jeany Hartriani dari Katadata Green.

Selain itu, YES 2025 juga akan menampilkan program Youth Empowerment Talk (YET), yang fokus pada literasi keuangan, investasi, dan kewirausahaan. Tiga pembicara inspiratif, yaitu Lolita Setyawati (Co-founder Daya Uang), Ni Putu Kurniasari (COO Bareksa), dan Arky Gilang (CEO Greenprosa) akan memberikan wawasan praktis untuk mendorong kemandirian finansial generasi muda.

Editor: Dythia Novianty

Tag:  #youth #economic #summit #2025 #indonesia #tangkap #peluang #pekerjaan #baru #untuk #kurangi #penganggur

KOMENTAR