Biaya Kredit Naik, Laba Bersih SMBC Indonesia Susut 26 Persen Jadi Rp 1,5 Triliun
Direktur Utama SMBC Indonesia Henoch Munandar dalam Buka Puasa Bersama SMBC Indonesia, Jenius, BTPN Syariah, dan Grup OTO, Senin (10/3/2025).(KOMPAS.com/ AGUSTINUS RANGGA RESPATI)
12:16
30 Oktober 2025

Biaya Kredit Naik, Laba Bersih SMBC Indonesia Susut 26 Persen Jadi Rp 1,5 Triliun

- PT Bank SMBC Indonesia Tbk mencatat laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun atau mengalami penurunan 26 persen secara tahunan (Year on Year/YoY) sepanjang Januari–September 2025.

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar, menyebutkan bahwa penurunan laba bersih ini disebabkan oleh peningkatan biaya kredit yang mencapai Rp 4 triliun.

Meski demikian, anak usaha PT Bank BTPN Syariah Tbk tetap mencatatkan kinerja positif dengan laba bersih Rp 945 miliar, tumbuh 23 persen YoY.

 

“SMBC Indonesia menjaga kinerja solid dengan merespons perubahan pasar dan kebijakan moneter secara efektif. Kami berupaya menciptakan pertumbuhan yang bermakna dan berkelanjutan bagi ekonomi Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/10/2025).

Henoch menjelaskan, dari sisi pendapatan operasional, SMBC Indonesia tercatat sebesar Rp 13,8 triliun, tumbuh 11 persen secara tahunan (YoY).

Pendapatan bunga bersih naik 9 persen, didukung oleh margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) yang meningkat menjadi 7,1 persen dari 6,8 persen tahun lalu.

Penyaluran kredit mencapai Rp 186,2 triliun atau naik 6 persen YoY, dengan pertumbuhan tertinggi di segmen joint finance sebesar 34 persen, diikuti oleh digital mikro dan Jenius masing-masing 7-8 persen.

Kredit korporasi dan komersial juga naik 10 persen YoY.

Meski beban operasional naik 12 persen menjadi Rp 7,5 triliun, SMBC Indonesia tetap mencatat posisi likuiditas yang kuat.

Rasio cakupan likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR) mencapai 277,8 persen, rasio pendanaan stabil bersih (NSFR) sebesar 119,9 persen, dan rasio kecukupan modal (CAR) 29,8 persen.

Dari sisi pendanaan, saldo dana murah (CASA) meningkat 33 persen menjadi Rp 50,6 triliun, sehingga rasio CASA naik menjadi 42 persen dari 33,6 persen tahun lalu.

Total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6 persen menjadi Rp 120,3 triliun.

Sementara itu, kata Henoch, platform digital Jenius juga mencatat pertumbuhan solid.

Jumlah pengguna mencapai 6,3 juta atau naik 7 persen YoY, dengan DPK tumbuh 13 persen menjadi Rp 30,7 triliun.

Portofolio kredit Jenius, meliputi Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit, dan Paylater, meningkat 7 persen menjadi Rp 3,5 triliun.

Selain kinerja keuangan, SMBC Indonesia memperkuat dampak sosial melalui program pemberdayaan Daya yang telah melibatkan hampir 7,4 juta peserta dalam 8.276 kegiatan sepanjang tahun ini.

Program ini mendorong kolaborasi lintas sektor untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, termasuk melalui gelaran Daya Fest 2025 yang memamerkan produk 116 UMKM lokal.

Sebagai catatan, laporan keuangan konsolidasi SMBC Indonesia periode Januari-September 2025 sudah memperhitungkan kinerja keuangan PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), atau Grup OTO.

Keduanya resmi menjadi bagian dari SMBC Indonesia setelah penyelesaian akuisisi pada akhir Maret 2024.

Tag:  #biaya #kredit #naik #laba #bersih #smbc #indonesia #susut #persen #jadi #triliun

KOMENTAR