Saat AHY Jelaskan Maksud Ucapan ''In the Middle of Nowhrere'' Kertajati
- Bandara Kertajati kembali jadi polemik karena terus menerus sepi. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut lokasi bandara ini sebagai "in the middle of nowhere".
Lantaran sepi aktivitas, kerugian pengelola bandara ini, perusahaan BUMD PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), mencapai Rp 60 miliar.
Padahal nilai investasi yang digelontorkan untuk pembangunan Bandara Kertajati bukan main-main, mencapai Rp 2,6 triliun dari APBN. Anggaran ini belum termasuk biaya pembebasan lahan yang berasal dari APBD Jawa Barat.
Hal itu disampaikan AHY dalam konferensi pers "Satu Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran" yang juga disiarkan secara live di YouTube Kemenko Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan.
"Siapa yang pernah ke sana? Seperti apa Kertajati? Sepi? Tapi bagus kan? Besar, bagus, megah, tapi in the middle of nowhere, di Majalengka, kawasan Rebana (Cirebon, Patimban, Kertajati) namanya," ucap AHY pada Selasa (21/10/2025).
Sebagai informasi, "in the middle of nowhere" adalah idiom untuk menyebut sesuatu lokasi yang jauh dari mana-mana. Idiom ini juga merujuk pada kawasan yang lokasinya terpencil dan jumlah penduduknya sangat sedikit karena jauh dari pusat aktivitas.
AHY jelaskan maksud "in the middle of nowhere"
Ucapan AHY soal "in the middle of nowhere" terkait lokasi Bandara Kertajati ini kemudian ramai dibahas di media sosial. Ia pun kemudian meluruskan maksud ucapannya itu.
"Mungkin dipotong (secara) sempit ya, tetapi sebetulnya semangatnya adalah bagaimana kita bisa menghadirkan integrasi wilayah," kata AHY di Bandung, dikutip dari Antara.
Menurut AHY, masih banyak yang perlu dievaluasi dari bandara tersebut, salah satunya adalah konektivitas dengan wilayah lainnya seperti akses jalan tol atau transportasi memadai yang cepat ke Bandung dan kota sekitarnya.
"Itu kan di kawasan Rebana, ya Majalengka, kemudian juga menuju ke Cirebon, nah kalau kemudian terisolir, seperti terisolir tidak nyambung satu sama lain dan tidak terintegrasi, maka sayang. Itu perlu kita hubungkan dengan wilayah-wilayah lainnya," kata Agus.
Ia mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur seperti BIJB Kertajati atau infrastruktur lainnya, haruslah diiringi dengan konektivitasnya, sehingga benar-benar optimal sebagai pengungkit perekonomian kawasan.
"Jadi pembangunan infrastruktur termasuk bandara, dermaga itu harus dihubungkan dengan konektivitasnya. Jalan menuju ataupun keluar dari lokasi tersebut sehingga benar-benar hidup. Jangan sampai infrastrukturnya besar, bagus, memakan biaya yang tinggi, tetapi tidak optimal," ucap dia.
Agus mengatakan terkait Bandara Kertajati, semua pihak haruslah berbesar hati untuk melakukan evaluasi dan tidak berhenti pada temuan masalah. Pihak kementerian, kata dia, terus mensimulasikan apa yang bisa menjadi solusi, salah satunya dikembangkan menjadi pusat industri dirgantara.
Agus mengatakan pihaknya telah mendorong kerja sama antara BIJB Kertajati dan Garuda Maintenance Facility (GMF), Kementerian Bappenas dan Kementerian Perhubungan, yang diproyeksi menjadikan BIJB Kertajati sebagai lokasi Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) atau tempat perbaikan pesawat.
Dia berharap hal tersebut dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam membangun konektivitas berbagai wilayah dengan BIJB Kertajati.
"Tentunya mencoba untuk menghadirkan sebuah kerja sama yang baik untuk keperluan MRO. Nah, di awali dulu dengan helikopter misalnya. Mudah-mudahan selain itu Fix Wings. Dan kita melibatkan juga kementerian-lembaga lainnya. Ini contoh bahwa kalau ada kegiatan yang strategis, bisa membuka wilayah dan jadi peluang baru," ucapnya.
Tag: #saat #jelaskan #maksud #ucapan #middle #nowhrere #kertajati