



Penyebab Harga Emas Naik Lagi: Ketidakpastian Perundingan AS-China
Harga emas dunia kembali mencetak rekor pada Senin (20/10/2025) waktu setempat atau Selasa (21/10/2025) WIB.
Harga emas rebound dari penurunan pada Jumat (17/10/2025).
Penyebab harga emas naik lagi adalah ketidakpastian atas perundingan perdagangan AS-China serta ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) memicu permintaan untuk aset safe haven tersebut.
Ilustrasi emas, emas batangan, logam mulia. Pemerintah menetapkan pembelian emas oleh bullion bank dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 0,25 persen mulai 1 Agustus 2025.
Dikutip dari Mining.com, Selasa, harga emas spot naik 2,9 persen menjadi 4.380,89 dollar AS per ons, melampaui level tertinggi sepanjang masa dari minggu lalu sebelum terjadi aksi jual.
Harga emas berjangka AS melonjak lebih dari 4 persen menjadi hampir 4.400 dollar AS per ons, juga mencapai level tertinggi baru.
Di dalam negeri, harga emas Antam melonjak Rp 72.000 per gram pada hari ini, berbalik dari hari sebelumnya yang turun Rp 13.000 per gram.
Mengutip laman Logam Mulia, lonjakan itu membuat harga emas Antam saat ini menjadi sebesar Rp 2.487.000 per gram, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).
Harga emas dunia telah naik lebih dari 65 persen sejauh ini di tahun 2025, didukung oleh melonjaknya permintaan untuk aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan, meningkatnya tingkat fiskal dan utang, serta ancaman terhadap independensi Federal Reserve.
Kenaikan harga emas terjadi meskipun ada komentar dari Presiden AS Donald Trump yang meredakan beberapa kekhawatiran seputar ketegangannya dengan China.
Trump menyatakan bakal mencapai "kesepakatan yang adil". Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu dalam beberapa hari mendatang.
Negara penghasil emas terbesar di dunia.
Perkembangan ini seharusnya meredam permintaan aset safe haven seperti emas, tetapi para trader justru memanfaatkan aksi jual pada Jumat lalu untuk membeli lebih banyak emas batangan.
"Pasar emas hanya diramaikan oleh pembeli," kata Ole Hansen, ahli strategi komoditas di Saxo Bank AS.
Menurut dia, penurunan harga emas pada Jumat lalu telah menarik permintaan baru. Ia pun menyoroti kekuatan permintaan dasar yang masih mengintai di bawah, menunggu peluang.
Dalam sebuah catatan kepada Bloomberg, Dan Ghali dari TD Securities mengaitkan reli harga emas dengan "FOMO ekstrem", merujuk pada sentimen takut ketinggalan di antara investor.
Ghali menambahkan, kenaikan harga emas kali ini "sangat didorong oleh Barat."
Managing partner CPM Group, Jeffrey Christian, mengatakan kepada Reuters, kekhawatiran politik dan ekonomi mendorong harga emas naik setelah aksi jual tajam pada Jumat lalu.
"Ekspektasi kami adalah harga akan naik lebih tinggi selama beberapa minggu dan bulan mendatang, dan kami tidak akan terkejut jika mencapai 4.500 dollar AS per ons dalam waktu dekat," ujarnya.
Sementara itu, pemangkasan suku bunga AS yang sangat dinantikan pada akhir bulan ini juga mendorong investor beralih ke emas, karena logam mulia cenderung berkembang pesat di lingkungan suku bunga rendah.
Menjelang pemangkasan suku bunga pertama The Fed pada September 2025 lalu, harga emas batangan melonjak ke berbagai rekor, mencatatkan kenaikan selama sembilan minggu berturut-turut.
Para trader saat ini memperkirakan peluang 99 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lagi minggu depan, diikuti oleh pemangkasan berikutnya pada Desember 2025.
Tag: #penyebab #harga #emas #naik #lagi #ketidakpastian #perundingan #china