Hasil Survei Ungkap Perusahaan RI Mulai Jadikan ESG Strategi Bisnis
Ilustrasi ESG()
10:48
17 Oktober 2025

Hasil Survei Ungkap Perusahaan RI Mulai Jadikan ESG Strategi Bisnis

— Sebagian besar perusahaan di Indonesia kini mulai menempatkan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) bukan lagi sebagai kewajiban regulasi, tetapi sebagai strategi bisnis berkelanjutan. Pergeseran pandangan ini terungkap dalam RSM Indonesia ESG Survey 2025 yang dirilis di Jakarta, Kamis (17/10/2025).

Survei yang dilakukan pada paruh pertama 2025 terhadap hampir 150 profesional manajerial dan eksekutif lintas industri ini menggambarkan arah baru dunia usaha dalam merespons tekanan regulasi dan tuntutan keberlanjutan global.

Sebanyak 61 persen responden menyatakan telah mematuhi satu atau lebih regulasi ESG, sementara 64 persen mengaku masih menghadapi tantangan kompleksitas aturan. Namun demikian, 72,5 persen perusahaan telah mengalokasikan anggaran khusus ESG, dan 67 persen di antaranya berencana meningkatkannya tahun depan.

“Perusahaan di Indonesia semakin menyadari bahwa ESG bukan sekadar kewajiban, melainkan investasi untuk masa depan yang tangguh dan bertanggung jawab,” ujar Angela Simatupang, Managing Partner, Governance Risk Control & Technology Consulting RSM Indonesia, di Jakarta, melalui keterangannya, Jumat (17/10/2025).

Menurut Angela, perusahaan kini melihat ESG sebagai imperatif strategis yang mampu menciptakan nilai jangka panjang.

“Dengan berinvestasi pada teknologi, pelatihan, dan tata kelola, perusahaan dapat mengubah tantangan regulasi menjadi peluang pertumbuhan berkelanjutan,” ujarnya.

Fokus pada tata kelola dan integrasi teknologi

Sebanyak 62 persen responden telah menunjuk manajer proyek atau tim khusus untuk pelaporan keberlanjutan. Sementara 46 persen perusahaan telah memiliki pimpinan senior yang secara khusus bertanggung jawab atas strategi keberlanjutan.

“Keberhasilan ESG tidak berhenti pada kepatuhan, tetapi pada bagaimana organisasi membangun kepercayaan melalui sinergi antara manusia, kebijakan, dan teknologi,” kata Gede Adhi Wijana, Partner, Governance Risk & Control RSM Indonesia.

Dari sisi teknologi, Kemal Alfadin, Partner, Technology Consulting RSM Indonesia, menilai integrasi sistem dan data menjadi faktor penting.

“Peningkatan kualitas pelaporan keberlanjutan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada tata kelola data yang kuat dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan regulasi yang terus berkembang,” ujarnya.

Dorongan investasi hijau

RSM Indonesia juga mencatat, 72 persen responden telah berinvestasi dalam proyek energi bersih, mencerminkan komitmen sektor usaha terhadap keberlanjutan lingkungan. Lebih dari 50 persen responden menilai regulasi ESG nasional sudah sejalan dengan tujuan keberlanjutan perusahaan mereka.

“Sebanyak 89 persen organisasi mengonfirmasi bahwa ketentuan ESG sudah diterapkan di tempat mereka. Ini menandakan bahwa ESG bukan lagi isu masa depan, tetapi agenda strategis bisnis saat ini,” kata Angela.

Hasil survei RSM Indonesia ini menunjukkan kesiapan korporasi nasional dalam mengadopsi prinsip keberlanjutan dan tata kelola yang baik. Arah tersebut menegaskan bahwa ekosistem bisnis Indonesia bergerak menuju transparansi, akuntabilitas, dan daya saing global.

Sebagai informasi, RSM merupakan penyedia jasa profesional di bidang assurance, pajak, dan konsultasi yang beroperasi di lebih dari 120 negara dengan 65.000 profesional. Pada 2024, RSM mencatat pendapatan global sebesar 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 165 triliun (kurs Rp 16.500 per dollar AS).

Di Indonesia, RSM telah berdiri sejak 1985 dengan lebih dari 1.000 profesional di Jakarta dan Surabaya. Firma ini berfokus pada audit, pajak, dan konsultasi untuk membantu klien memperkuat tata kelola serta mendorong transformasi bisnis berkelanjutan.

Tag:  #hasil #survei #ungkap #perusahaan #mulai #jadikan #strategi #bisnis

KOMENTAR