Batas Waktu Negosiasi Hampir Berakhir, Mendag: Kalau Perlu Enggak Ada Tarif dari AS
– Menteri Perdagangan Budi Santoso berharap Amerika Serikat tidak mengenakan tarif impor terhadap Indonesia. Pernyataan itu disampaikan saat ditanya soal kelanjutan negosiasi tarif resiprokal antara kedua negara.
"Ya kalau perlu enggak ada tarif impor dari sana. Kalau perlu kan gitu. Ya pinginnya kan begitu kan. Jadi kita cari yang adil lah ya nanti," kata Budi usai menghadiri peringatan lima tahun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Negosiasi tarif resiprokal ini punya tenggat waktu hingga 8 Juli 2025. Tenggat itu ditetapkan 90 hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif terhadap lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia.
Saat ini pemerintah masih menunggu hasil akhir dari proses negosiasi tersebut.
"Ya secepatnya, tapi kan kita juga harus bareng-bareng. Kita juga nunggu juga dari Amerika. Tapi mudah-mudahan sih ya cepet selesai," ujar Budi.
"Kita kan sudah waktu datang pertama pun kita juga sudah ngasih posisi kita seperti apa. Jadi kita masih nunggu juga kesepakatan dengan Amerika. Ya ya kami harap juga lebih cepet sih ya," lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah telah menyelesaikan negosiasi putaran pertama. Isu yang dirundingkan antara lain tarif impor dari AS, hambatan non-tarif, perdagangan digital, dan ketahanan ekonomi.
Dokumen lengkap putaran pertama telah diserahkan ke Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) dan diterima langsung oleh Jamieson Greer. Dokumen ini akan menjadi dasar pertimbangan bagi AS untuk menentukan langkah selanjutnya.
Airlangga memastikan negosiasi akan berlanjut ke putaran kedua pada pekan depan. Delegasi Indonesia akan kembali dikirim ke Washington untuk melanjutkan pembahasan.
"Putaran kedua ini akan segera dilakukan minggu depan. Jadi delegasi Indonesia akan mengirim tim ke Washington untuk melakukan negosiasi putaran selanjutnya," ujarnya dalam konferensi pers virtual, 4 Juni 2025.
Ia menegaskan pemerintah akan menjaga kepentingan nasional dalam negosiasi ini. Tujuannya agar Indonesia bisa masuk ke dalam 18 negara yang prosesnya dinilai paling maju oleh AS.
"Tentu kita berharap hasilnya nanti akan optimal terhadap perdagangan Indonesia ke pasar global termasuk ke Amerika Serikat," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah telah mengirim tiga menteri ke Washington DC untuk mengikuti negosiasi secara langsung. Ketiganya adalah Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ketiga menteri itu memimpin delegasi Indonesia selama 16–23 April 2025. Mereka bertemu perwakilan dari USTR, Kementerian Perdagangan AS, Kementerian Luar Negeri AS, dan Kementerian Keuangan AS.
Indonesia menjadi negara pertama yang diundang AS untuk melakukan negosiasi langsung atas kebijakan tarif 32 persen. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan sejumlah tawaran bersama kementerian dan lembaga terkait.
Tag: #batas #waktu #negosiasi #hampir #berakhir #mendag #kalau #perlu #enggak #tarif #dari