Rasio Kewirausahaan Indonesia Rendah, Dorong Pesantren Cetak Santri-preneur Lewat Sekolah Bisnis
Sosialisasi kemandirian pesantren yang dilakukan oleh Serikat Ekonomi Pesantren (SEP). (Dokumentasi SEP)
06:36
12 Oktober 2024

Rasio Kewirausahaan Indonesia Rendah, Dorong Pesantren Cetak Santri-preneur Lewat Sekolah Bisnis

    - Rasio kewirausahaan nasional Indonesia saat ini masih rendah, tercatat berada di angka 3,47 persen. Angka ini ditargetkan naik setidaknya menjadi 12 persen pada 2045. Komunitas pesantren diharapkan ikut berkontribusi mencetak wirausaha atau santripreneur melalui Sekolah Bisnis Pesantren (SBP).    Potensi dunia pesantren untuk meningkatkan jumlah pengusaha itu, menjadi perhatian Serikat Ekonomi Pesantren (SEP). Secara khusus mereka kembali melakukan sosialisasi program pemberdayaan melalui Sekolah Bisnis Pesantren (SBP).   Program ini hasil kolaborasi SEP dengan sejumlah mitra. Seperti Danone Indonesia, RMI, PCNU, Hebitren, dan mitra lainnya. Lewat kegiatan SBP, diharapkan dapat menjawab tantangan di masa depan. Yaitu dengan melahirkan santripreneur atau santri yang bisa menjadi pengusaha-pengusaha muda muslim.    Harapannya bukan hanya pondok pesantren yang bangkit secara ekonomi. Tetapi para santri pun tumbuh semangat menjadi entrepreneur atau pengusaha muslim.   "Sehingga mampu menyokong perjuangan para kiai dan pondok pesantren dalam bidang dakwah dan pengajaran," jelas Ketua Serikat Ekonomi Pesantren Ustadz Ahmad Tazakka Bonanza dalam keterangannya Jumat (11/10).    SBP diharapkan dapat diikuti oleh 210 pondok pesantren yang ada di beberapa wilayah Jawa Barat (Bogor, Cianjur, Sukabumi), Jogjakarta, dan Pasuruan. Program ini akan menyasar hingga 58 ribu santri guna memberikan dampak positif di lingkungan mereka.   Kegiatan terbaru sekolah bisnis ini dilakukan di kantor Lembaga Pendidikan Nahdlatul Ulama (LPNU) Pohjentrek, Pasuruan, Jawa Timur bersama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Pasuruan. Sosialisasi SBP kali ini dihadiri oleh 20 pondok pesantren yang berasal dari Kabupaten Pasuruan dan dihadiri secara daring oleh belasan pesantren lainnya.   Ahmad Tazakka berharap pesantren dapat merespon program ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga bisa memunculkan kekuatan-kekuatan ekonomi baru melengkapi Pondok Pesantren Sidogiri, Gontor, dan lain sebagainya.   "PR kita memperkuat ekonomi di pondok pesantren untuk memperkuat dan berstrategi menghadapi tantangan zaman yang lebih berat lagi," tambahnya.   Sementara itu Ketua Pengurus Cabang NU Pasuruan KH Imron Mutamakkin mengatakan, pondok pesantren mengajarkan agar santri mempunyai harga diri, akhlak yang baik, bertanggung jawab dan mandiri serta tidak bergantung kepada orang lain. Dia berharap program SBP ini akan membantu santri agar lebih mapan lagi.   "Target santri mondok adalah ilmu untuk memperbaiki akhlak dan karakter," katanya.   Dalam kesempatan yang sama Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, mereka juga memiliki visi yang sejalan dengan SEP yang berfokus pada pertumbuhan masyarakat. Salah satu dari program yang telah berjalan yakni pembinaan terhadap hampir 10.000 kewirausahaan UMKM di Indonesia.   Sedangkan dalam program SEP ini terdapat tiga target yang disasar dari SBP yaitu pengurus pondok pesantren, santri dan masyarakat sekitar pesantren. "Seperti mitra yang lain dalam program ini, kami memiliki harapan untuk menjadikan pondok pesantren menjadi mandiri," katanya.   Dengan cara membuat potensi-potensi yang ada di sekitarnya menjadikan pesantren itu akan mapan. Sehingga tidak hanya menghidupi keberlanjutan pesantren, tetapi menjadikan ruang bagi alumni-alumninya untuk dapat terus berkembang.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #rasio #kewirausahaan #indonesia #rendah #dorong #pesantren #cetak #santri #preneur #lewat #sekolah #bisnis

KOMENTAR