Aset Kripto Jadi Bahasan Hangat di UIN Walisongo Semarang
-Perkembangan penggunaan mata uang kripto sebagai aset dan nilai tukar, jadi salah satu bahasan dalam rangkaian AICIS 2024 di UIN Walisongo, Semarang. Dalam diskusi itu dinyatakan pembahasan aset kripto, harus lebih luas. Tidak dalam rangka menghakimi halal atau haram.
Penjelasan soal aset kripto itu disampaikan oleh Guru Besar UIN Ar-Raniry Kamaruzzaman. Dia menegaskan terkait dengan aset kripto, tidak boleh sebatas boleh atau tidak. Halal ataukah haram. Dia sendiri kerap menyampaikan informasi soal kripto ke anak-anaknya.
"Pada dasarnya transformasi alat tukar terus berubah," katanya kepada wartawan. Dia menceritakan pada masa lampau, alat tukar dalam jual beli menggunakan sistem barter. Kemudian berkembang lagi menggunakan emas.
Lalu pada masa modern, dikenal uang fiat untuk alat tukar atau jual beli. Teknologi terus berkembang, sampai akhirnya hadir aset kripto seperti sekarang ini. "Ketika sekarang muncul kripto dan NFT, membuktikan adanya perubahan yang cukup besar," katanya.
Para ilmuan Islam, khususnya yang membidangi hukum Islam atau syariah tentu tidak boleh tutup mata. Keberadaan aset kripto itu perlu ditampung dalam studi-studi atau kajian Islam. "Karena aset kripto ini bukan tiba-tiba muncul," jelasnya.
Dia juga mencontohkan, dulunya saham disebut tidak halal. Karena tidak sesuai syariah. Kemudian dalam perkembangannya ada saham-saham syariah dan memenuhi aspek kehalalan. Sehingga bisa jadi instrumen investasi bagi umat Islam.
Menurut Kamaruzzaman, kemajuan teknologi tidak hanya menghadirkan alat tukar baru. Tetapi juga bakal merambah dunia pendidikan. "Misalnya ada pesantren digital atau pesantren virtual," katanya. Ustad atau guru yang mengajar dilakukan oleh teknologi robotika. Serta perkembangan-perkembangan lainnya. (*)
Tag: #aset #kripto #jadi #bahasan #hangat #walisongo #semarang