Thailand Perketat Regulasi Ganja Rekreasi, Industri Bernilai Triliunan Terancam
Ganja yang dijual dalam salah satu toko di Hat Yai, Songkhla, Thailand.(KOMPAS.com)
17:16
26 Juni 2025

Thailand Perketat Regulasi Ganja Rekreasi, Industri Bernilai Triliunan Terancam

Pemerintah Thailand mulai memperketat pasar ganja yang selama dua tahun terakhir berkembang pesat tanpa pengaturan ketat.

Pada Rabu (26/6/2025), aturan baru yang membatasi penjualan ganja hanya untuk pengguna dengan resep dokter resmi mulai diberlakukan.

Dilaporkan Reuters, Menteri Kesehatan Masyarakat Somsak Thepsuthin juga mengatakan ganja akan diklasifikasikan kembali sebagai narkotika—meski belum disebut kapan hal ini mulai berlaku.

Langkah ini muncul setelah Partai Bhumjaithai, pengusung legalisasi ganja, menarik diri dari koalisi pemerintahan.

Ketegangan ini dipicu oleh penanganan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dalam konflik batas wilayah dengan Kamboja. 

Thailand menjadi negara Asia pertama yang melegalkan ganja untuk rekreasi pada 2022, namun tanpa payung hukum yang jelas.

Sejak itu, ribuan toko ganja muncul di seluruh negeri, termasuk di pusat-pusat wisata seperti Khao San Road, Bangkok. Produk turunannya seperti brownies dan permen jeli juga diperjualbelikan secara daring, meski secara teknis belum legal.

Kamar Dagang Thailand sebelumnya memperkirakan industri ganja, termasuk produk medis, bisa mencapai nilai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 19,4 triliun) pada 2025. Tapi kebijakan baru ini membuat masa depan industri tersebut tidak menentu.

Pemerintah berdalih bahwa konsumsi ganja yang tak terkendali memicu dampak sosial, terutama bagi anak muda.

"Kebijakan ini harus kembali ke tujuan awalnya, yaitu pengendalian untuk keperluan medis," kata Jirayu Houngsub, juru bicara pemerintah Thailand.

Sorotan dari Inggris: Ganja Thailand Diselundupkan Massal

Sementara di dalam negeri Thailand terjadi tarik-ulur regulasi, tekanan juga datang dari luar negeri.

BBC melaporkan bahwa Inggris menyuarakan keprihatinan karena meningkatnya penyelundupan ganja asal Thailand ke wilayah mereka.

Banyak kurir muda, dibujuk oleh sindikat narkoba, menyelundupkan koper berisi ganja melalui penerbangan komersial.

Menurut Beki Wright dari Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA), sepanjang 2023 ada 142 kurir yang menyelundupkan 5 ton ganja. Jumlah itu melonjak drastis pada 2024 menjadi 800 kurir dengan total 26 ton ganja.

“Kami ingin orang-orang sadar, ini bukan risiko kecil. Jika tertangkap, mereka bisa menghadapi hukuman penjara bertahun-tahun,” kata Wright.

Tahun ini saja, 173 terdakwa—hampir semuanya menyelundupkan ganja dari Thailand—sudah dijatuhi hukuman penjara di Inggris dengan total masa hukuman mencapai 230 tahun.

 

Longgarnya Hukum, Banjir Ganja di Bandara

Panthong Loykulnanta dari Departemen Bea Cukai Thailand mengakui adanya celah hukum besar.

“Keuntungannya tinggi, tapi hukumannya ringan. Banyak pelaku hanya bayar denda dan mencoba lagi,” ujarnya. 

BBC mencatat, di salah satu ruang penyimpanan Bandara Bangkok, lebih dari 200 koper berisi ganja kering disita hanya dalam waktu sebulan.

Paket-paket itu dikemas rapi dalam plastik vakum dengan merek-merek seperti “Runtz” dan “Zkittlez”.

Pelaku Usaha Terguncang, Industri Kian Tak Pasti

Bagi pelaku usaha lokal, perubahan kebijakan ini menjadi pukulan telak. Tom Kruesopon, pengusaha yang dulu ikut memperjuangkan legalisasi ganja, kini mengkritik situasi yang tak terkendali.

“Saat toko ganja ada di setiap sudut, orang merokok di jalan, turis mabuk di pantai—negara lain terkena dampaknya,” ujarnya. 

Aktivis Kitty Chopaka, yang sebelumnya mengelola salah satu apotek ganja pertama, menutup usahanya karena anjloknya harga akibat banjir pasokan. Ia juga menilai pemerintah terlalu reaktif terhadap kritik internasional.

“Kalau aturan yang ada ditegakkan saja, penyelundupan dan penjualan ilegal sudah bisa dikurangi,” kata Kitty. 

Di sisi lain, petani seperti Parinya Sangprasert menilai regulasi baru tidak menyentuh akar masalah, yakni pemain ilegal yang tetap beroperasi di luar sistem.

Ia menunjukkan bukti bahwa para petani resmi mencatat transaksi dan memiliki lisensi resmi—berbeda dengan jalur penyelundupan. 

Menuju Aturan yang Lebih Tegas?

Sampai saat ini, regulasi menyeluruh soal ganja belum berhasil disahkan oleh parlemen Thailand. Rancangan undang-undang sempat disusun tahun lalu, tetapi penyelesaiannya diperkirakan baru bisa dicapai dua tahun lagi.

Selama jeda ini, pelaku usaha ganja legal merasa terjebak dalam situasi yang tak pasti, sementara sindikat narkoba memanfaatkan celah yang ada.

Pemerintah kini dihadapkan pada dilema: melindungi potensi ekonomi domestik dari ganja medis atau tunduk pada tekanan global dan menindak tegas secara menyeluruh.

Tag:  #thailand #perketat #regulasi #ganja #rekreasi #industri #bernilai #triliunan #terancam

KOMENTAR