Akselerator GVV Dorong Inovasi Hijau Di Tengah Lesunya Startup Digital
GVV angkatan 8 dorong inovasi hijau melalui pembinaan startup digital. (Rian Alfianto/JawaPos.com)
00:09
21 Juni 2025

Akselerator GVV Dorong Inovasi Hijau Di Tengah Lesunya Startup Digital

 

- Di tengah tekanan yang mendera ekosistem startup digital Indonesia, mulai dari pengetatan pendanaan, tuntutan profitabilitas, hingga gelombang PHK yang belum benar-benar reda, Grab meluncurkan program akselerator Grab Ventures Velocity (GVV) ke-8 dengan fokus baru: startup berkelanjutan yang siap scale-up.

Dukungan pendanaan dari Superbank dan Genesis Alternative Ventures, serta kolaborasi dengan pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) diklaim menjadikan program ini bukan sekadar ruang inkubasi ide, melainkan upaya konkret untuk memulihkan arah pertumbuhan startup lokal ke jalur yang lebih tahan banting dan berkelanjutan.

Sebagaimana diketahui, ekosistem startup Indonesia pasca-era “banjir modal” kini menghadapi kenyataan baru, pertumbuhan eksponensial tak lagi cukup. Investor semakin selektif, dan keberlanjutan model bisnis menjadi syarat utama.

Di tengah situasi ini, digadang bahwa GVV hadir bukan hanya sebagai program akselerator, tapi juga strategi mitigasi krisis inovasi.

“Kami melihat semakin banyak startup yang bagus idenya, tapi kesulitan bertahan karena tidak punya akses ke jaringan, pasar, atau strategi ekspansi yang berkelanjutan,” kata Rivana Mezaya, Director of Digital and Sustainability Grab Indonesia di Jakarta, Jumat (20/6).

Dia melanjutkan, GVV mencoba menjembatani kesenjangan ini, khususnya bagi startup post-seed yang sedang mencari model pertumbuhan yang sehat.”

Fokus program tahun ini pada ekonomi sirkular dan energi terbarukan menunjukkan bahwa arah inovasi digital Indonesia mulai bergerak keluar dari jebakan model bisnis berbasis pembakaran uang (cash burn) menuju pendekatan yang lebih berbasis dampak jangka panjang.

Sejak dimulai pada 2017, GVV telah membina lebih dari 40 startup. Namun pertanyaannya kini bukan soal kuantitas, melainkan bagaimana ekosistem mampu keluar dari krisis dengan cara baru, kolaboratif, inklusif, dan berbasis dampak.

Tantangan ke depan masih besar, daya serap pasar terhadap inovasi hijau masih rendah, insentif regulasi belum optimal, dan banyak startup masih mengejar pertumbuhan tanpa model monetisasi yang jelas.

GVV ke-8 diharapkan bisa menjadi salah satu pendekatan baru, bukan solusi tunggal, tetapi eksperimen kolaboratif yang bisa menunjukkan arah baru bagi startup digital Indonesia yang sedang mencari pijakan baru.

 

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #akselerator #dorong #inovasi #hijau #tengah #lesunya #startup #digital

KOMENTAR