



Bandara Kertajati: Ironi Proyek Triliunan yang Kini Terus Merugi
- Baru-baru ini Bandara Kertajati dikritik Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, karena dianggap jadi beban APBD provinsi. Bukannya untung, proyek ini malah terus menerus jadi beban pemerintah daerah.
Bandara yang awalnya digadang-gadang bisa menjadi salah satu hub penerbangan terbesar di Indonesia ini kondisinya sangat memperihatinkan.
Menurut paparan Dedi Mulyadi, pengelola Bandara Ketajati bahkan harus nombok alias tekor sampai Rp 60 miliar hanya dalam setahun. Hal ini terjadi karena pemasukan jauh dari kata cukup untuk menutup biaya operasional dan pemeliharaan (maintenance).
Dedi Mulyadi bahkan menjuluki Bandara Kertajati saat ini dengan sebutan "peuteuy selong". Istilah dalam Bahasa Sunda yang berarti pohon lamtoro yang besar tapi isinya kosong melompong.
Bandar udara dengan nama resmi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati ini bahkan tetap merana meski pemerintah sudah melakukan segala upaya, dari mulai membuka Tol Cisumdawu hingga menutup paksa Husein Sastranegara
Lika liku Bandara Kertajati Majalengka
Merangkum pemberitaan Kompas.com, ide pembangunan Bandara Kerjati sebenarnya sudah ada sejak lama, yakni di era Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Proyek ini sedari awal memang menuai polemik.
Salah satu kritik kala itu, yakni lokasi bandara yang dinilai terlalu jauh dari pusat Kota Bandung yang merupakan kantong penumpang pesawat udara terbesar di Jawa Barat. Pemerintah tak bergeming dan tetap melanjutkan proyek ini.
Di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan Bandara Kertajati kemudian dieksekusi di tengah banyaknya kritik dari berbagai pihak. Proyek ini bahkan dimasukkan ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pembangunan dimulai pada 2015 dan rampung pada 2017. Dana APBN yang digelontorkan ke proyek pembangunan Bandara Kertajati mencapai Rp 2,6 triliun melalui Kementerian Perhubungan.
Anggaran ini belum termasuk biaya dari APBD yang diongkosi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk pembebasan lahan.
Namun, kenyataan berkata pahit, Bandara Kertajati sepi, target penumpang melenceng sangat jauh.
Bandara ini awalnya diproyeksikan bisa melayani hingga 12 juta penumpang per tahun hingga 2024, dan diproyeksikan mencapai 29,3 juta penumpang per tahun pada 2032 (Kemenhub, 2023).
Adapun berdasarkan catatan Kompas.com, sepanjang tahun 2024, pergerakan penumpang dari dan menuju Bandara Kertajati sebanyak 413.240 penumpang. Sebesar 82,8 persen merupakan penerbangan domestik, sementara 17,2 persen merupakan penerbangan internasional.
Artinya bila menggunakan indikator target 12 juta penumpang per tahun, volume penumpang Bandara Kertajati pada 2024, cuma sekitar 3 persen saja.
Bahkan di tahun 2023, jumlah penumpang yang naik turun di Bandara Kertajati Majalengka jauh lebih sedikit, hanya tercatat sebesar 135.535 penumpang.
Batal dikelola investor asing
Mengatasi kondisi Bandara Kertajati sepi, pemerintah sebenarnya tak tinggal diam. Pengelola bandara juga terus berupaya mencari investor strategis.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 11 Juni 2024, Direktur Utama PT BIJB Muhammad Singgih mengatakan, sempat ada calon investor asing yang telah menyatakan minat berinvestasi di Bandara Kertajati.
Para investor ini berasal dari India dan Arab Saudi. Namun para calon investor itu tidak lolos mengikuti proses tender pengelolaan Bandara Kertajati Majalengka.
"Memang keberminatan awal dari calon mitra tersebut ada. Namun seiring proses yang sudah dilaksanakan dari calon-calon mitra tersebut sampai dengan proses berakhir tetap tidak menghasilkan pemenang," ujarnya kepada Kompas.com saat itu.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, untuk calon investor dari India tidak berhasil memasukkan proposal investasi sampai tenggat waktu berakhir.
Padahal calon investor itu telah menyatakan minat investasi di Bandara Kertajati dan telah melakukan due diligence.
Sementara investor asal Arab Saudi sudah memasukkan proposal investasi namun ada sejumlah persyaratan investasi yang tidak dipenuhi oleh mereka.
"Penyebabnya ada yang sampai dengan waktu berakhir tidak memasukkan proposal, dan ada yang memasukkan proposal namun tidak sesuai RfP (Request for Proposal/permintaan proposal)," ucapnya.
Vice President Corporate Secretary and General Administration BIJB Dian Nurrachman menambahkan, meski batal melakukan investasi pada proses tender periode 2023-2024, namun calon investor itu masih tetap bisa mengajukan kembali minat investasinya pada saat BIJB kembali membuka tender selanjutnya.
Meski demikian, dia masih belum dapat memastikan kapan BIJB akan membuka kembali tender untuk investasi di Bandara Kertajati.
"Mereka bisa ikut investasi lagi kalau dibuka lagi, kan bukan di-blacklist," ucapnya kepada Kompas.com saat dihubungi terpisah.
Berkaca pada hal ini, pihaknya akan melakukan evaluasi penyebab para calon investor asing tidak masuk ke Bandara Kertajati Majalengka.
Dengan demikian, saat pembukaan tender selanjutnya, para investor akan lebih mudah merealisasikan investasinya.
"Kita masih evaluasi kegagalannya kenapa, apakah karena persyaratannya terlalu sulit atau bagaimana," kata Nurrachman.
Nurrachman menyebut, selain investor dari India dan Arab Saudi, sebelumnya juga ada sejumlah investor asing dari Singapura dan Uni Emirat Arab (UAE) yang berminat investasi ke Bandara Kertajati. Namun belum sampai tahap investasi seperti investor dari India dan Arab Saudi.
(Penulis: Elsa Catriana, Adhim Mugni Mubaroq, Isna Rifka Sri Rahayu | Editor: Aprillia Ika, Mutiara Suci Erlanti, Sakina Rakhma Setiawan)
Artikel ini bersumber dari pemberitaan di KOMPAS.com dan Tribun Cirebon berjudul
- Dedi Mulyadi Soroti BIJB Kertajati: Nombok Rp 60 Miliar Tiap Tahun, Sudah Mirip Peuteuy Selong
- Apa Jurus Jitu Menhub Dudy untuk Kembangkan Bandara Kertajati?
- Calon Investor Asal India dan Arab Saudi Batal Investasi di Bandara Kertajati
Tag: #bandara #kertajati #ironi #proyek #triliunan #yang #kini #terus #merugi