Dampak Ekonomi Israel Serang Iran: Harga Minyak dan Emas Naik Tajam, Saham Anjlok, Pasar Global Waspada
Foto yang dirilis oleh saluran Telegram resmi Korps Garda Revolusi Iran, Sepah News, Jumat (13/6/2025) menunjukkan asap mengepul dari sebuah lokasi yang dilaporkan menjadi sasaran serangan Israel di ibu kota Iran, Teheran.(SEPAH NEWS via AFP)
14:52
13 Juni 2025

Dampak Ekonomi Israel Serang Iran: Harga Minyak dan Emas Naik Tajam, Saham Anjlok, Pasar Global Waspada

Ketegangan geopolitik terbaru di Timur Tengah antara Israel dan Iran mulai mengguncang pasar global. Dari minyak mentah hingga saham dan mata uang, nyaris semua aset utama dunia terkena imbas.

Harga minyak mentah dunia melonjak signifikan setelah Israel meluncurkan serangan udara ke Iran pada Jumat (13/6/2025).

Mengutip Reuters, kontrak berjangka Brent naik 4,60 dollar AS atau 6,63 persen menjadi 73,96 dollar AS per barrel pada pukul 13.12 WIB. Bahkan sempat menyentuh intraday tertinggi di 78,50 dollar AS, level tertinggi sejak 27 Januari 2025.

Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 4,99 dollar AS atau 7,33 persen ke level 73,03 dollar AS per barrel, sempat menyentuh puncak 77,62 dollar AS, tertinggi sejak Januari tahun ini.

Ilustrasi minyak bumiShutterstock Ilustrasi minyak bumiKepala penelitian Komoditas Global di JP Morgan, Natasha Kaneva, mengingatkan potensi lonjakan harga minyak dunia lebih lanjut jika Iran menutup Selat Hormuz.

“Harga bisa melonjak ke 120 dollar AS per barrel, atau lebih, jika jalur itu ditutup,” katanya dalam catatan resmi yang dikutip CNBC, Kamis (12/6/2025). Ia menambahkan, sekitar 30 persen minyak dunia melewati jalur ini.

Hal serupa diungkapkan Analis Global Risk Management, Arne Rasmussen. "Penutupan Selat Hormuz adalah mimpi buruk absolut untuk pasar energi global," ujarnya.

Tak hanya minyak, bursa saham Asia juga ikut tertekan. Indeks Nikkei Jepang melemah 1,1 persen, KOSPI Korea Selatan turun 1,3 persen, dan Hang Seng Hong Kong susut 1 persen pada sesi perdagangan Jumat (13/6/2025), sebagaimana dilaporkan Reuters.

Kepala Strategi Investasi Saxo, Charu Chanana, menilai eskalasi konflik ini menambah lapisan ketidakpastian baru di tengah sentimen pasar yang sudah rapuh.

“Harga minyak dan aset safe haven seperti emas bisa terus naik jika ketegangan memburuk,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (13/6/2025).

Harga emas "terbang"

Harga emas pun terbang ke 3.444,06 dollar AS per ons, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di 3.500,05 dollar AS yang tercatat April lalu.

Analis RBC Capital, Helima Croft, mengatakan pelaku pasar masih menanti sikap balasan Iran.

“Pertanyaannya, apakah Iran akan membatasi respons pada Israel saja, atau melebar ke target lain di kawasan?” ujarnya dalam catatan analisis, Jumat (13/6/2025), dilansir dari Reuters.

 

Obligasi AS diborong

Pasar uang pun tak luput. Obligasi pemerintah AS diborong, mendorong imbal hasil US Treasuries 10 tahun turun ke 4,31 persen—terendah dalam sebulan terakhir. Swiss franc dan dollar AS kembali diminati sebagai aset aman.

Analis City Index, Matt Simpson, menilai para trader kini sangat waspada terhadap risiko konflik skala besar. “Volatilitas pasar masih akan tinggi selama ketidakpastian ini berlangsung,” katanya kepada Reuters, Jumat (13/6/2025).

Di tengah situasi ini, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan serangan Israel adalah tindakan sepihak.

"Washington tak terlibat dan meminta Iran tidak membalas ke kepentingan AS," tegasnya dalam konferensi pers di Washington DC, Kamis (12/6/2025), seperti dikutip Reuters.

Iran pun mengancam akan membalas serangan tersebut. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan di Teheran, Jumat (13/6/2025), bahwa Israel "akan menerima hukuman berat".

Meski situasi masih dinamis, analis Barclays Amarpreet Singh menilai lonjakan harga minyak 10 dollar AS dalam tiga hari terakhir belum mencerminkan potensi gangguan nyata terhadap produksi minyak Iran.

Selat Hormuz menjadi perhatian dunia, karena jalur ini dilalui seperlima konsumsi minyak global, sekitar 18-19 juta barrel minyak mentah per hari.

Ketidakpastian ini berpotensi memperpanjang tekanan bagi pasar dunia yang sebelumnya sudah terguncang oleh kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, serta negosiasi nuklir AS-Iran yang masih menemui jalan buntu.

Tag:  #dampak #ekonomi #israel #serang #iran #harga #minyak #emas #naik #tajam #saham #anjlok #pasar #global #waspada

KOMENTAR