Laba Aramco Turun 4,6 Persen, Tertekan Harga Minyak dan Biaya
Perusahaan minyak raksasa Arab Saudi, Aramco, mencatat penurunan laba bersih sebesar 4,6 persen pada kuartal pertama 2025. ()
22:16
11 Mei 2025

Laba Aramco Turun 4,6 Persen, Tertekan Harga Minyak dan Biaya

– Perusahaan minyak raksasa Arab Saudi, Aramco, mencatat penurunan laba bersih sebesar 4,6 persen pada kuartal pertama 2025. Penurunan ini dipicu oleh menurunnya penjualan dan meningkatnya biaya operasional di tengah ketidakpastian ekonomi global yang membayangi pasar minyak mentah.

Dalam laporan keuangan yang dirilis Minggu (11/5/2025), Aramco membukukan laba bersih sebesar 97,54 miliar riyal atau sekitar 26,01 miliar dollar AS untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2025. Angka ini masih melampaui estimasi median analis sebesar 25,36 miliar dollar AS.

Meski demikian, harga saham Aramco mengalami penurunan sekitar 10,9 persen sepanjang tahun berjalan, meski sempat naik tipis 0,64 persen menjadi 25 riyal pada perdagangan pukul 07.54 GMT.

Dikutip dari Reuters, Aramco juga mengonfirmasi total dividen sebesar 21,36 miliar dollar AS untuk kuartal pertama.

Dari jumlah tersebut, 219 juta dollar AS merupakan dividen berbasis kinerja—mekanisme yang diperkenalkan setelah lonjakan harga minyak pada 2022 menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Arab Saudi selama ini sangat mengandalkan kontribusi keuangan Aramco, termasuk dari dividen, pajak, dan royalti, untuk membiayai belanja negara. Tahun lalu, sektor minyak menyumbang 62 persen dari total penerimaan pemerintah.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan Arab Saudi membutuhkan harga minyak sebesar 92,3 dollar AS per barel agar anggarannya seimbang tahun ini.

Ketidakpastian Global Pengaruhi Harga Minyak

CEO Aramco Amin Nasser menyatakan bahwa dinamika perdagangan global turut memengaruhi pasar energi pada awal tahun ini.

“Ketidakpastian ekonomi memengaruhi harga minyak pada kuartal pertama 2025. Situasi ini menyoroti pentingnya perencanaan modal yang disiplin, sementara kami tetap mempertahankan pandangan jangka panjang," ujar Nasser dalam pernyataannya.

Harga minyak Brent sebagai acuan global terus mengalami tekanan sejak mencapai titik tertinggi 82,03 dollar AS per barel pada Januari lalu. Hingga Jumat (9/5/2025), harga Brent ditutup pada level 63,91 dollar AS.

Seiring melemahnya harga minyak, Aramco memperkirakan total dividen tahun ini hanya akan mencapai 85,4 miliar dollar AS, turun tajam dari lebih dari 124 miliar dollar AS tahun lalu. Dividen berbasis kinerja bahkan dipangkas sekitar 98 persen karena merosotnya arus kas bebas (free cash flow).

Pada kuartal I-2025, free cash flow Aramco tercatat sebesar 19,2 miliar dollar AS, turun 15,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara belanja modal (capital expenditure/capex) naik 15,9 persen menjadi 12,5 miliar dollar AS. Untuk sepanjang tahun, Aramco menargetkan investasi modal antara 52–58 miliar dollar AS.

Tantangan Proyek Ambisius di Tengah Tekanan Fiskal

Penurunan pendapatan dari sektor minyak berdampak pada ambisi pembangunan Arab Saudi di bawah program Vision 2030.

Pemerintah Saudi mulai memprioritaskan proyek-proyek penting, seperti renovasi dan pembangunan 15 stadion jelang Piala Dunia 2034, ketimbang proyek futuristik seperti kota canggih di gurun.

“Penurunan tajam harga minyak membuat prospek pembiayaan defisit anggaran dan Vision 2030 menjadi jauh lebih menantang,” kata Monica Malik, Kepala Ekonom Bank Komersial Abu Dhabi.

Saudi Public Investment Fund (PIF) memegang sekitar 16 persen saham Aramco, sementara pemerintah secara langsung memiliki 81,5 persen.

Produksi Akan Naik

Di sisi produksi, Aramco diperkirakan akan meningkatkan output setelah OPEC+—kelompok produsen minyak yang dipimpin Arab Saudi dan mencakup Rusia—sepakat menaikkan produksi masing-masing sebesar 411.000 barel per hari (bph) pada Mei dan Juni.

Hal ini akan mendorong produksi Saudi mendekati 9,37 juta bph dari sekitar 9 juta bph sebelumnya.

Nasser menegaskan bahwa kapasitas cadangan produksi Aramco yang besar memungkinkan perusahaan merespons kebutuhan pasar dengan cepat.

Presiden AS Donald Trump, yang dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi pekan ini, sebelumnya telah mendesak Riyadh dan OPEC untuk menurunkan harga minyak, serta mendorong Arab Saudi meningkatkan investasi di AS hingga 1 triliun dollar AS dalam empat tahun ke depan.

 

Tag:  #laba #aramco #turun #persen #tertekan #harga #minyak #biaya

KOMENTAR