Bisakah Indonesia Kasih Tarif Impor Balasan ke AS? Ini Penjelasan JK
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) di kediamannya Jakarta, Sabtu (5/4/2025). (KOMPAS.com/ ELSA CATRIANA)
10:20
6 April 2025

Bisakah Indonesia Kasih Tarif Impor Balasan ke AS? Ini Penjelasan JK

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menyatakan bahwa Indonesia tidak perlu mengikuti langkah China yang membalas tarif impor tambahan dari Presiden AS Donald Trump dengan tarif serupa.

Sebab menurut JK posisi Indonesia sangat berbeda dengan China, sehingga respons yang diambil pun sebaiknya berbeda.

JK memberikan contoh, ritel besar di AS didominasi oleh barang buatan China. Oleh karena itu, Indonesia tak bisa memberikan tarif impor balasan kepada AS.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengumumkan tarif impor baru dalam acara di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, 2 April 2025. Barang yang kena dampak kebijakan tarif trump.AFP/BRENDAN SMIALOWSKI Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengumumkan tarif impor baru dalam acara di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, 2 April 2025. Barang yang kena dampak kebijakan tarif trump.

"Saya kira kita bukan posisi seperti China. China lebih banyak pabrik barang jadi. Kalau ada masuk ke Walmart di Amerika, mungkin 90 persen barang yang dijual itu buatan China, barang jadi semua. Kalau kita tidak. Sebagian besar ada barang jadi, seperti sepatu, tapi murah," ujarnya kepada media di kediamannya Jakarta, Sabtu (5/4/2025).

Alih-alih memberikan pengenaan tarif balasan, JK menilai sebaiknya pemerintah perlu mengklarifikasi perihal barang dari AS yang dijual di RI dikenakan pajak sebesar 64 persen.

"Negosiasi ialah menurunkan tarif itu. Karena dasarnya bahwa dianggap Amerika, kita kenakan dia 64 persen (tarif). (Dari) mana 64 persen itu? Angka apa? Sehingga kena 32 persen, itu negosiasikan. Mana buktinya bahwa tidak benar itu?" ungkapnya.

"Jadi, kalau kita bisa buktikan bahwa kalau kita hanya kenakan 30 persen, maka hanya kena tarif 15 persen," sambungnya.

Sebelumnya, Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengusulkan pendekatan timbal balik atau reciprocal tariff sebagai solusi jangka pendek yang lebih adil.

"Kalau mereka kenakan tarif tinggi, kita pun perlu menyesuaikan. Tarif dibalas tarif. Tapi juga jangan lupa opsi lain seperti menurunkan tarif untuk produk AS agar terjadi keseimbangan,” ujar Sekjen GIAMM Rachmat Basuki dalam siaran persnya, Sabtu (5/4/2025).

Editor: Elsa Catriana

Tag:  #bisakah #indonesia #kasih #tarif #impor #balasan #penjelasan

KOMENTAR