Di Pemerintahan Baru, Multi Pathway Masih Jadi Strategi Toyota untuk Tekan Emisi Karbon di Sektor Otomotif
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di acara diskusi panel Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (26/9). (RianAlfianto/JawaPos.com)
14:18
24 September 2024

Di Pemerintahan Baru, Multi Pathway Masih Jadi Strategi Toyota untuk Tekan Emisi Karbon di Sektor Otomotif

  Transisi menuju green economy semakin digalakkan seiring dengan perubahan iklim dan isu keberlanjutan yang semakin kuat, termasuk di industri otomotif. Terkait hal ini, Astra melalui Astra 2030 Sustainability Aspirations mengklaim bahwa mereka berkomitmen untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dengan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.    Astra bersama anak perusahaannya juga turut mendukung pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon. Pada lini bisnis otomotif, melalui Toyota Astra Motor atau TAM, pihaknya masih akan terus mendorong strategi 'Multi Pathway' untuk membantu pemerintah menekan emisi karbon.   Hal ini dijelaskan oleh Marketing Planning Deputy General Manager PT Toyota Astra Motor, Resha Kusuma Atmaja, saat menjadi pembicara pada diskusi panel Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (26/9).  

  "Untuk saat ini di tahun 2024 kita coba canangkan, kita coba gaungkan pertama kali pada saat GIIAS 2024 dengan tagline beyond zero ke mana beyond zero ini adalah merupakan langkah komprehensif Toyota untuk menuju netralitas karbon melalui perwujudan mobilitas ramah lingkungan yang diimplementasikan saat ini dengan Toyota multiplay strategic," jelas Resha.   Resha mengatakan, ada tiga cara untuk mengurangi netralitas karbon. "Aktivitas pengurangan karbon secara kolektif, yang kedua pengembangan berbagai teknologi kendaraan ramah lingkungan, dan pengembangan elektrifikasi beserta ekosistemnya," imbuhnya.   Resha kemudian menjelaskan strategi multi pathway yang dijalankan Toyota Astra Motor. Strategi ini berorientasi pada konsumen dengan aksi nyata berupa pengurangan emisi karbon secara kolektif, pengembangan teknologi kendaraan ramah lingkungan, serta pengembangan elektrifikasi beserta ekosistemnya.  

  "Mungkin saat ini strateginya bukan hanya baterai electric vehicle, karena juga dalam menurunkan karbon itu banyak teknologi yang bisa dipakai, kalau multi pathway itu ada hybrid, ada electric vehicle, ada fuel vehicle, ada juga flex fuel vehicle dia itu yang saat ini kami jalankan," jelas Resha.   Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan keynote speech, mengatakan, pemerintah Indonesia terus mendorong pemakaian kendaraan berbasis listrik dan berbasis baterai dan diharapkan dapat meningkat pada 2035.   "Pemerintah juga mendorong dan mempercepat infrastruktur kendaraan bermotor listrik dan dalam kebijakan pembangunan transportasi, digitalisasi dan juga penerapan transportasi hijau menjadi penting," terang Airlangga.  

  Masih dalam diskusi panel yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, mengapresiasi upaya Astra, karena dinilai sebagai korporasi di sektor transportasi yang sudah mendukung roadmap Net-Zero Emission 2060.   "Kami challenge teman-teman Astra untuk produksi (electric vehicle) di dalam negeri, karena akan lebih eksponensial pertumbuhan dalam negeri. Market hybrid sudah terbentuk, lebih tinggi dari EV. Ini wujud nyata, enggak cuma untuk lingkungan, tapi juga sosial," kata Ali dalam diskusi tersebut.   Ia juga menjelaskan pemerintah tengah berupaya mewujudkan ekosistem kendaraan listrik, salah satunya melalui hilirisasi.   "Dan semua sudah hampir ada di dalam negeri dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, dan ini yang dipastikan oleh pimpinan kita Bapak Presiden pasti akan dilanjutkan. bahkan akan lebih dalam lagi," terang Ali.  

  Ali juga optimistis melalui berbagai upaya keberlanjutan, Indonesia bisa maju pada 2045.    "Bayangkan untuk nikel saja menuju EV ini 10 tahun kurang lebih, nah ini menuju ke depan mudah-mudahan kita semakin lebih kompak, semakin lebih kuat dan pencapaian bisa lebih singkat untuk mencapai hilirisasi itu," pungkasnya.   Sementara di pemerintahan yang baru, Ali menyebut bahwa hal tersebut mungkin menjadi tantangan. Namun demikian, menurut Ali, Pemerintah masih akan terus mendorong upaya net carbon emissions.   "Transisi pemerintahan ini mungkin jadi tantangan. Tapi yang jelas, dukungan terhadap infrastruktur, pemerintah komit untuk mendorong berbagai pengembangan elektrifikasi di Indonesia yang tujuannya mencapai net zero emissions," tandas Ali.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #pemerintahan #baru #multi #pathway #masih #jadi #strategi #toyota #untuk #tekan #emisi #karbon #sektor #otomotif

KOMENTAR