Kualitas SDM Pertanian Memprihatinkan, Rata-Rata Usia 45 Tahun dan Mayoritas Tak Lulus SD
Ketua Dewan Pembina Yayasan JHL Merah Putih Kasih (YMPK) Jerry Hermawan Lo (baju putih) di Megamendung, Kab. Bogor (21/9). (Hilmi/Jawapos)
09:36
22 September 2024

Kualitas SDM Pertanian Memprihatinkan, Rata-Rata Usia 45 Tahun dan Mayoritas Tak Lulus SD

    - Kekayaan alam dan potensi besar pertanian di Indonesia, tidak didukung SDM yang berkualitas. Regenerasi petani yang berkualitas masih kurang. Pemicunya minat generasi muda untuk menjadi petani masih rendah. Padahal jika dikelola dengan baik dan berbasis teknologi mutakhir, jadi petani bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi.    Informasi mengenai regenerasi petani yang belum optimal itu disampaikan Ketua Dewan Pembina Yayasan JHL Merah Putih Kasih (YMPK) Jerry Hermawan Lo. Secara khusus dia berkunjung ke kebun sayuran Sekolah Alam Persaudaraan Anak Bangsa di Pakancilan, Megamendung, Kabupaten Bogor pada Sabtu (21/9). Di lahan seluas sekitar 6 hektar itu, ditanam 30 jenis sayuran dengan cara alami atau organik.    Jerry mengatakan minat anak-anak muda menjadi petani masih sangat kurang. "Karena petani yang ada sekarang, rata-rata usianya 45 tahun. Dan 80 persen diantaranya tidak lulus SD," katanya usai penandatanganan MoU dengan sejumlah lembaga dalam pembelian sayuran dari Sekolah Alam Persaudaraan Anak Bangsa.    Untuk itu Jerry mengatakan, memberikan perhatian kepada anak-anak yang ingin jadi petani. Sekitar 200 orang anak mereka berikan beasiswa untuk kuliah pertanian di Universitas Lampung (Unila). Bahkan beberapa diantaranya dikuliahkan sampai jenjang magister (S2) bidang pertanian.    Jerry mengakui untuk menjadi petani yang sukses, tidak bisa asal tanam. "Kalau hanya asal tanam (hasilnya) buat beli sarung saja tidak cukup," katanya. Tetapi harus dibarengi dengan penerapan teknologi. Dia mencontohkan kelapa pada umumnya menghasilkan 40 butir per pohon tiap tahunnya. Tetapi dengan inovasi dan bibit unggul, bisa menghasilkan 100 butir tiap tahunnya.    Dia juga prihatin dengan kehidupan sejumlah petani di Karawang. Di daerah yang menjadi lumbung padi Indonesia itu, yang jadi petani adalah orang tua. Sementara anaknya merantau ke Jakarta jadi kuli bangunan atau driver ojek online. Begitupun di Jawa Timur, banyak anak-anak petani yang merantau jadi kuli atau bahkan penarik becak. Padahal di kampung mereka punya lahan sawah.    Jerry mengatakan dengan pengelolaan yang baik, pertanian bisa menghasilkan. Dia mencontohkan legenda petani di Indonesia adalah almarhum Bob Sadino. Dia berhasil jadi petani yang kaya raya, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan atau teknologi. "Saya saja juga bisa makan dari hasil pertanian," tandasnya.    Dia lantas mengajak pelaku usaha menjadikan Indonesia sebagai pusat pertanian dunia. Industri yang punya lahan tidur, supaya dihidupkan kembali. Dia bersyukur sejumlah lembaga berkomitmen membeli sayuran yang dikelola anak didiknya. Seperti Grand Lucky, Angke Jaya Resto, Seven Kingdoms Resto Pluit, Babah Ramu Resto, Aroma Resto, JHL Solitaire Resto, Episode Hotel, sampai klub bola Dewa United.   Jerry mengatakan pertanian menjadi nilai penting di tengah ancaman krisis global. "Negara yang menang saat krisis global bukan yang banyak punya senjata. Tapi yang punya aset pertanian besar," katanya. Karena saat terjadi krisis dunia, negara-negara tidak akan menjual komoditi pangannya ke negara lain. Sementara Indonesia sampai saat ini masih jadi negara importir untuk sejumlah komoditi pangan. Seperti beras dan kedelai.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #kualitas #pertanian #memprihatinkan #rata #rata #usia #tahun #mayoritas #lulus

KOMENTAR