Sindir Muhaimin Tak Paham Pertanyaan Sendiri, Gibran: Mungkin Dapat Contekan dari Tom Lembong
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mendapat pertanyaan dari cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dalam debat pilpres ke-4, Minggu (21/1/2024).(Screenshot/YouTube KPU)
22:04
21 Januari 2024

Sindir Muhaimin Tak Paham Pertanyaan Sendiri, Gibran: Mungkin Dapat Contekan dari Tom Lembong

- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyindir cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang dianggap tak memahami pertanyaan yang dilontarkan sendiri.

Ia bahkan menyebut Muhaimin hanya sekedar bertanya berdasarkan contekan yang diberikan Thomas Trikasih Lembong, atau yang akrab disapa Tom Lembong.

Tom merupakan Co-Captain Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin).

Sindiran itu disampaikan Gibran kepada Cak Imin dalam debat ke-4 Pilpres di Senayan JCC, Minggu (21/1/2024).

Mulanya, dalam sesi tanya jawab, Muhaimin bertanya kepada Gibran bagaimana strategi paslon nomor 2 dalam mendorong pembangunan Indonesia yang terdiri dari berbagai bioregional agar cita-cita keadilan sosial terwujud.

"Bagaimana strategi Anda melaksanakan pembangunan berbasis bioregional itu agar keadilan iklim terjaga, keadilan sosial terwujud, keadilan ekologi terlaksana dengan baik, keadilan antar-generasi juga terwujud, sekaligus keadilan sosial?" tanya Muhaimin kepada Gibran.

Gibran menjawab, langkah yang dilakukan dengan pembangunan yang tidak lagi "Jawa sentris" atau berpusat di Pulau Jawa, melainkan "Indonesia sentris" sehingga pembangunan merata.

Paslon nomor urut 2 akan melanjutkan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur jika terpilih dalam Pilpres 2024.

Gibran meyakini, pembangunan IKN bakal mendorong pemerataan pembangunan di Indonesia.

"Kemarin Gus Muhaimin menolak IKN, tidak apa-apa, akan kita lanjutkan dan akan kita perkuat IKN itu," kata dia.

Selain melanjutkan IKN, Gibran akan mendorong pembangunan dengan memperhatikan aspek lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

Dengan demikian, pembangunan harus dijalankan dengan menjaga keseimbangan alam serta melibatkan pelaku usaha lokal dan masyarakat lokal.

"Jadi harus menjaga keseimbangan alam, pastikan sekali lagi analisa lingkungan, sustainability report bisa tersajikan dengan baik, dan pastikan menggandeng pengusaha lokal, UMKM lokal. Jadi tidak besar sendiri tapi ikut membesarkan yang lain," terang Gibrang.

Namun, Muhaimin menilai Gibran tak menjawab pertanyaannya.

Menurut dia, dalam undang-undang disebutkan bahwa bioregional bukan sekadar wilayah politik dan administrasi, tetapi juga terkait ekosistem lingkungan dan komunitas masyarakat.

Oleh karena itu, pembangunan perlu dilakukan dengan memperhatikan semua aspek itu.

"Sehingga, Papua misalnya, jangan pernah salah dalam membangun Papua yang harus berbasis pemerataan dan keadilan yang sempurna. Maluku, misalnya dengan kekuatan maritimnya, menjadi bioregional untuk pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan. Jawa misalnya, keberlanjutan pembangunan yang menumbuhkan potensi ekonomi," papar Muhaimin.

Gibran pun menyebut, tanggapan Muhaimin atas jawabannya sama saja dengan hal yang dipaparkannya, yaitu pemerataan pembangunan dengan menjadi "Indonesia sentris".

Dia bilang, melanjutkan proyek IKN merupakan bagian dari transformasi untuk pembangunan di wilayah lainnya, termasuk Papua ke depannya.

"Intinya sekali lagi pembangunan tidak boleh lagi Jawa sentris harus lebih memperhatikan masyarakat, terutama yang ada di luar Jawa biar bisa merasakan akses konektivitas yang lebih baik lagi, menurunkan inflasi, menurunkan gini rasio, meningkatkan peluang kerja, menumbuhkan titik pertumbuhan ekonomi baru. Itu tadi kan sudah saya jawab," kata Gibran.

"Mungkin Gus Muhaimin juga tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan ke saya. Mungkin tadi itu kan, dapat contekan itu dari Pak Tom Lembong, mungkin ya," tutup Gibran sembari menyinggung Cak Imin.

Editor: Yohana Artha Uly

Tag:  #sindir #muhaimin #paham #pertanyaan #sendiri #gibran #mungkin #dapat #contekan #dari #lembong

KOMENTAR