Wisata Sejarah Bukittinggi, Ada Saksi Bisu Kejamnya Penjajahan Jepang
Terowongan Lubang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.(Kompas.com/Krisda Tiofani)
07:56
13 November 2025

Wisata Sejarah Bukittinggi, Ada Saksi Bisu Kejamnya Penjajahan Jepang

- Di balik keindahan alam Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, tersembunyi situs sejarah yang menjadi saksi bisu kelamnya masa penjajahan Jepang.

Tiga tahun sebelum Indonesia merdeka, Jepang menjajah Indonesia dan mendirikan tempat berlindung selama perang dunia. Salah satunya berada di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Bangunan bawah tanah yang kini dikenal sebagai tempat wisata Lubang Jepang Bukittinggi, pertama kali ditemukan masyarakat Indonesia pada 1946, sekitar empat hingga lima bulan setelah kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

"Lubang Jepang ini ditemukan setelah tercium bau busuk atau bau tak sedap sampai ke rumah-rumah masyarakat. Setelah dicari masyarakat, ternyata ada lubang seperti ini bekas penjajahan Jepang," jelas pemandu wisata Lubang Jepang Bukittinggi, Yudi.

Pemerintah Jepang membangun Lubang Jepang dengan buruh paksa dari berbagai daerah, termasuk Jawa dan Sumatera.

Selama 40 tahun sejak ditemukan oleh masyarakat setempat, Lubang Jepang dibiarkan begitu saja. Tidak ada yang menyambangi, apalagi dijadikan tempat wisata.

Lubang Jepang Bukittinggi baru diresmikan sebagai tempat wisata pada 11 Maret 1986 dan masih terbuka bagi turis hingga saat ini.

Sensasi masuk ke Lubang Jepang di Bukittinggi

Ruang Amunisi di Lubang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.Kompas.com/Krisda Tiofani Ruang Amunisi di Lubang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.Lubang Jepang berada di Taman Panorama Ngarai Sianok, Jalan Panorama, Bukit Cangang Kayu Ramang, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Pintu masuk terowongan sedalam 49 meter di bawah permukaan tanah ini dilengkapi dengan pagar besi.

Ratusan anak tangga akan menyambut pengunjung yang masuk ke Lubang Jepang. Menurut Yudi, total anak tangga di pintu masuk ini berjumlah 132.

"Dinding Lubang Jepang ini dibuat tidak rata dan kedap suara supaya tidak ada gema yang terdengar dari dalam," jelas Yudi saat memandu rombongan Familiarization Trip Kementerian Pariwisata RI bersama Travel Agent Malaysia ke Sumatera Barat, Senin (27/10/2025).

Benar saja. Saat masih separuh jalan anak tangga, Yudi mengajak rombongan pengunjung untuk berteriak kencang, tetapi tidak ada gema yang terdengar.

Terowongan ini memang didesain demikian oleh pemerintah Jepang saat itu untuk mencegah jeritan buruh paksa terdengar hingga keluar.

Panjang Lubang Jepang mencapai enam kilometer. Namun, saat ini hanya 1,5 kilometer terowongan yang dibuka untuk umum.

Sepanjang Lubang Jepang, kami melewati enam ruang amunisi, pintu pengintaian, penjara, hingga "dapur" eksekusi.

Penjara sepanjang 20-25 meter mulanya dijadikan ruang penyiksaan buruh paksa yang tidak aktif bekerja, sebelum dijadikan kuburan masal para buruh yang meninggal.

Selanjutnya, ada ruang eksekusi berlabel dapur yang dijadikan tempat pembantaian buruh paksa Indonesia oleh pemerintah Jepang.

"Bangunan dapur ini pernah ambruk, lalu dibangun kembali menggunakan semen dengan bentuk 95 persen mirip aslinya," kata Yudi.

Dapur eksekusi di Lubang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.Kompas.com/Krisda Tiofani Dapur eksekusi di Lubang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Dapur eksekusi menjadi satu-satunya ruang yang kami masuki saat itu. Terlihat jelas replika guratan yang hampir memenuhi seluruh bagian dinding.

Setiap guratan di dinding dapur eksekusi mewakili satu buruh paksa yang meninggal karena dibunuh oleh pemerintah Jepang maupun meninggal karena kelaparan.

"Dulu, buruh paksa yang meninggal di dalam ruangan ini tidak akan dikubur dengan baikm tapi jenazahnya dibuang lewat lubang kecil berukuran satu meter dengan tinggi 1,5 meter," jelas Yudi.

Lubang dengan kemiringan 85 derajat tersebut terhubung sepanjang 75 meter dengan ujung sungai.

Harga tiket masuk Lubang Jepang

Pintu masuk Lubang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.Kompas.com/Krisda Tiofani Pintu masuk Lubang Jepang, Bukittinggi, Sumatera Barat.Sensasi masuk ke Lubang Jepang dapat dicoba oleh wisatawan domestik maupun mancanegara yang mampir ke Bukittinggi.

Lubang Jepang buka setiap hari pukul 08.00-18.00 WIB. Membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menulusuri Lubang Jepang.

Sebelum turun ke terowongan Lubang Jepang, pengunjung bisa bersantai sejenak menikmati indahnya Panorama Ngarai Sianok di lokasi yang sama.

Tarif masuk objek wisata Taman Panorama Ngarai Sianok dan Lubang Jepang mulai Rp 15.000 untuk anak usia 3-12 tahun, serta Rp 20.000 untuk dewasa.

Khusus turis asing dikenakan harga tiket masuk Lubang Jepang sebesar Rp 25.000 per orang.

Tiket masuk Lubang Jepang bisa dibeli langsung di loket dengan pembayaran tunai maupun QRIS.

Tag:  #wisata #sejarah #bukittinggi #saksi #bisu #kejamnya #penjajahan #jepang

KOMENTAR