Sejarah Air Zamzam, Oleh-oleh yang Biasa Dibawa Pulang Jemaah Haji
Sumur air Zamzam.(AHSANMISTRY via TWITTER)
09:14
23 Juni 2025

Sejarah Air Zamzam, Oleh-oleh yang Biasa Dibawa Pulang Jemaah Haji

Air zamzam biasanya menjadi oleh-oleh yang dibawa pulang oleh para jemaah haji.

Meski dilarang membawa air zamzam ke dalam pesawat, jemaah haji tetap akan mendapat air zamzam di embarkasi haji saat sudah sampai.

Lalu, bagaimana sejarah air zamzam yang biasa jadi oleh-oleh haji ini?

Mata air zamzam berlokasi di kawasan Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Air ini tidak hanya menjadi bagian dari ritual ibadah haji dan umrah, tetapi juga simbol kesucian, ketabahan, dan keajaiban ilahi yang diwariskan sejak ribuan tahun lalu.

Sejarah munculnya air zamzam

Sejarah air Zamzam berakar sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Kisah ini bermula ketika Nabi Ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk mengasingkan istrinya, Siti Hajar, dan bayi mereka, Ismail, ke suatu tempat yang sunyi dan tandus yang kini dikenal sebagai kota Mekkah.

Dalam kepatuhannya terhadap perintah Allah, Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya dengan bekal seadanya.

Ketika bekal habis, dan Ismail kehausan hingga menangis keras, Siti Hajar berusaha mencari pertolongan. Ia berlari-lari dari Bukit Shafa ke Marwa sebanyak tujuh kali dalam upaya menemukan air.

Adapun peristiwa ini kemudian diabadikan sebagai bagian dari rukun ibadah haji yang disebut Sa’i.

Keajaiban pun terjadi. Ketika Ismail menangis di tanah tandus itu, Allah mengutus malaikat Jibril yang mengais tanah dengan sayapnya, hingga memancarlah air dari tanah. Itulah mata air zamzam.

Riwayat lain menyebutkan bahwa air tersebut keluar dari hentakan kaki bayi Ismail. Dalam kegembiraannya, Siti Hajar berkata, Zammi-zammi yang berarti "berkumpullah!" sehingga air itu pun terus mengalir.

Sumur zamzam sempat hilang

Seiring berjalannya waktu, sumur Zamzam menarik perhatian suku-suku yang melintasi wilayah Mekkah, termasuk Kabilah Jurhum dari Yaman.

Mereka meminta izin kepada Siti Hajar untuk tinggal di sekitar sumber air tersebut. Ismail kemudian menikah dengan perempuan dari kabilah tersebut dan memiliki banyak keturunan.

Armada truk tangki setiap hari mengirimkan ratusan ribu liter air Zamzam ke Waduk Raja Abdulaziz Sabeel di Madinah.AFP via BBC News Indonesia Armada truk tangki setiap hari mengirimkan ratusan ribu liter air Zamzam ke Waduk Raja Abdulaziz Sabeel di Madinah.

Namun, seiring berjalannya waktu, kepemimpinan Kabilah Jurhum menjadi zalim. Mereka bahkan mencuri harta di dalam Kabah dan menyalahgunakan keberadaan sumur Zamzam. Akibat kezaliman itu, Suku Jurhum diusir oleh Bani Kinanah dan Bani Khuza’ah.

Sebelum meninggalkan Mekkah, Suku Jurhum sengaja mengubur sumur Zamzam agar tidak bisa ditemukan lagi. Selama berabad-abad, sumur itu pun hilang tertimbun tanah dan perubahan alam.

Penemuan kembali sumur Zamzam oleh Abdul Muthalib

Sumur Zamzam yang sempat hilang selama ratusan tahun akhirnya ditemukan kembali oleh Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW.

Penemuan itu bermula dari mimpi berulang yang dialami Abdul Muthalib, di mana ia diperintahkan untuk menggali sebuah titik di dekat Kakbah.

Bersama putranya, Al Harits, Abdul Muthalib menggali tanah dan akhirnya menemukan kembali sumber air Zamzam.

Meski sempat timbul konflik dengan kaum Quraisy mengenai kepemilikan sumur itu, akhirnya Abdul Muthalib diakui sebagai penjaganya. Kepengurusan ini kemudian diwariskan secara turun-temurun hingga ke generasi Nabi Muhammad SAW.

Setelah masa Nabi Muhammad SAW dan para khalifah, sumur Zamzam tetap terjaga dengan baik. Ketika Kerajaan Arab Saudi berdiri, pemeliharaan sumur dilakukan lebih intensif, terutama sejak masa Raja Abdul Aziz.

Namun, perhatian lebih besar terhadap pemeliharaan dan distribusi air Zamzam baru dilakukan pada era Raja Abdullah.

Ia memodernisasi sistem penyaluran air Zamzam, termasuk pengolahan dan distribusinya ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Pada tahun 2013, proyek air besar-besaran diluncurkan guna memenuhi kebutuhan para jemaah yang kian meningkat setiap tahun.

Tag:  #sejarah #zamzam #oleh #oleh #yang #biasa #dibawa #pulang #jemaah #haji

KOMENTAR