Sajak: Sebelum ke Ujung Benang
ILUSTRASI. (BUDIONO/JAWA POS)
11:24
19 Januari 2025

Sajak: Sebelum ke Ujung Benang

Sebelum ke Ujung Benang

Pita itu masih mencari letak motif di dadamu. Bukan

sasaran atau alasan yang membuat semua penggaris,

pensil, atau sekadar cinta berlebih-lebihan kemudian

bergetar di atas kertas minyak milikku.

 


Aku tahu ada sebuah pengukur lain di seberang

keinginanmu. Ambillah, meski warna hijaunya

akan terus memanjangkan sebuah keraguan

saat menuju hamparan kain putih itu.

 


Andai kau memotong kehendak lama,

kebaikan lain mungkin tersembunyi di ujung gunting

yang melengkung ini. Potonglah sisa mimpi kita

yang tidak bersih. Biarkan mereka menyebar

ke arah sebaliknya di balik bolpoin kosong

dan plastik bening milikmu.

 


2024

 

 

Variasi Lain sebelum Hujan

Sebelum yang awal itu atau jika akhir

Menjadi garis pertanyaanmu, mungkin

Semua perlu disusun ulang.

 


Kau memulainya dengan kata diri

Aku ingin menyebut buih lirih setelah itu.

 


Jika bergelombang kenyaringan sampai

Ke tebing ucapan, siapa membaca siapa

Ketika suara-suara pecah dan kita seperti

Merindukan sebuah puncak hening di dada

Kehendak bebas.

 


Kemudian kau ingin mengakhiri tetirahmu

Dengan kata jatuh. Sementara aku masih

Berdiam di awan putih dalam igauan

dan tak sabar menemukan celah keluar

menuju gemuruh yang lain.

 


2024

 

 

Lakon Empat Persegi Panjang

Empat titik, mencari bingkai masa lalu, lantas bergerak

Menuju pusat keinginan. Membuat pelarian baru

Di permukaan alibimu. Begitu dibusungkan dada peristiwa

Ia menjadi panggung besar, tempat para petualang

Saling mengelak kesamaran.

 


Bersilang arah dan pose yang sama, mereka beranjak

Ke ceruk selisih. Membaca isyarat lain di luar tubuh siasat

Meski sapuan hasratmu kembali pada tangkisan peristiwa

Yang bertubi-tubi datang, rampak melupakan beban pilihan

Di empat jalur simetris.

 


Terjeratlah semua pijakan, sebelum garis-garis tabiat

Mengebat semua sikutan para tertuduh, sesudah skenario

Meluas, bersama kesedihan dalam komposisi diagonal

Membatalkan hasrat yang kini tertumpat arah perjumpaannya.

 


Selalu berulang, seperti direncanakan para penghamba kegaduhan

Sebagai permutasi angan-angan yang terus meyakinkan kita

Bahwa kau sedang terbius irama kebohongan. Hanya

Variasi ucapan yang dapat kau lingsirkan atas nama kepasrahan.

 
2019-2024

 

 

 


Sulaman Pertama Untukmu

Ada air mata di antara benang, pensil, dan gunting

yang ujungnya melengkung.

 


Ia membuat garis iktikad bebas di luar lipatan kain,

mengambil jarak tusukan lebih rapat

ke arah pergantian musim.

 


Dimasukkannya jarum itu dari bawah ke atas, kemudian

sebuah tusukan lembut memiuhkan kisah semula. Aku

merasakan sebuah semesta samar sedang melingkar

pada ujung ketajaman dan mimpiku seperti mengerdil,

menjadi ekor benang belaka.

 


2024

YANA RISDIANA, penulis berdomisili di Bandung

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #sajak #sebelum #ujung #benang

KOMENTAR