Kisah Putri Indro Warkop Rawat Mendiang Ibunda yang Idap Kanker Paru Hingga Detik Terakhir
Hada Kusumanegoro dan sang ayah, Indro Warkop. 
17:21
2 Februari 2024

Kisah Putri Indro Warkop Rawat Mendiang Ibunda yang Idap Kanker Paru Hingga Detik Terakhir

- Putri dari Indro Warkop sekaligus influencer Hada Kusumanegoro mengisahkan pengalamannya saat merawat anggota keluarga sedang sakit atau “caregiver” ketika mendiang ibundanya yang mengidap kanker paru-paru.

Awalnya tidak yang menduga jika sang ibunda, Nita Octobijanthy akan mengidap penyakit kanker paru-paru. Istri Indro Warkop tersebut selama ini sangat jarang terlihat sakit.

"Kami pikir tidak mungkin. Mami jarang banget sakit," ungkapnya dalam talkshow World Cancer Day 2024 Art Exhibition "Close The Care Gap" di Indonesia Design District Kosambi Tangerang, Banten Jumat (2/2/2024).

Semula apa yang dirasakan oleh mendiang adalah batuk-batuk yang tidak berkesudahan selama 6 bulan. Meski telah meminum obat, namun batuk hilang sebentar lalu kembali batuk.

Namun setelah sakit batuk yang tidak selesai, rasa lelah pun mulai menyambangi ibunda. Ia pun curiga jika apa yang dialaminya saat ini mengarah pada penyakit jantung.

"Akhirnya cek darah, itu mami (masih) lakukan sendiri tanpa keluhan. Nyetir sendiri, ambil rontgen sendiri. Akhirnya mami bukan dilarikan tapi melarikan diri ke UGD, jalan sendiri," kata Hada.

Usai melakukan pengecekan sendiri, Hada pun ditelepon oleh pihak rumah sakit untuk mengabarkan hasilnya.

"Kita anak-anak dipanggil, dikumpulkan, dan dokter bilang nyokap kena kanker ini ada di mediastinum, mediastinum itu adalah rongga antara paru dengan jantung. Jadi posisinya agak dalam, biopsi-nya juga sulit," tambah Hada.

Pada saat itu ukuran kankernya sudah sebesar 8,4 cm dan menekan bagian vena cava superior yang membuat kepala sang ibunda bengkak.

Masa-masa Terakhir Mami

Hada menceritakan waktu-waktu terakhir bersama sang mami. Dia mengatakan, keluarga lebih sering berkumpul dan bersua di saat itu.

Bersama keluarga, semua sepakat untuk mengambil jalur media.

"Satu tahun, momen keluarga kami sering kumpul. Tidak ngapa-ngapain kumpul saja. Menurutku keluarga kompak menjalani 1 tahun 2 bulan untuk saling upport. Tidak membebani perasaan mami," kata Hada.

Saat itu, Hada bersama keluarga telah mengubah tujuan mendampingi 'mami'.

"Kita tahu kondisi tidak baik, sembuh bukan goals kami. Tapi memperbaiki kualitas hidup mami. Tidak fokus jauh-jauh. Hari ini mami bisa apa kami kasih, suasana seperti apa kami indahkan," tutur Hada.

Di akhir kehidupannya, sang ibu pun meminta pada Hada untuk tetap melihat cucu-cucunya setiap hari.

Hada kemudian memutuskan untuk memindahkan sekolah anaknya agar bisa mengunjungi sang nenek.

"Saat pertama sakit, Mami bilang aku mau diapain saja, asal cucuku datang ke rumah. Aku mau sembuh, aku mau lihat (cucu-cucu) nikah. (Tapi) tidak mungkin nungguin anak aku yang baru usia 2 tahun sampai menikah. Aku pindahin sekolah anak-anak,"tuturnya.

Hada bercerita, ibunya selalu menuruti bagaimana treatment yang diberikan dokter. Dua minggu terakhir, hanya Hada yang mengerti bahasa 'mami'.

Almarhum juga meminta dipakaikan jilbab sebelum akhir hayatnya.

"Hanya aku ngerti bahasanya. Mami sayang nggak sama aku. Banget. (Lalu) tolong bilangin sama papa, mau pakai jilbab kaya kamu boleh gak. Tapi jangan kaya nenek-nenek," kisah Hada.

"(Mami) tidak pernah minta jilbab dicopot lagi. Apa yang belum aku lakukan? Tidak ada, aku memberikan hidup aku untuk mami dengan keluarga yang supportif," tutupnya.

Editor: Choirul Arifin

Tag:  #kisah #putri #indro #warkop #rawat #mendiang #ibunda #yang #idap #kanker #paru #hingga #detik #terakhir

KOMENTAR