Warga Ukraina Tuding Chip Buatan Amerika Jadi ''Otak'' Senjata Rusia
Ringkasan:
- Warga Ukraina menggugat Texas Instruments, AMD, dan Intel di pengadilan Texas, menuding kelalaian pelacakan chip AS yang berujung dipakainya komponen tersebut dalam sistem senjata Rusia dan Iran.
- Gugatan menyebut chip AS digunakan pada drone dan rudal Rusia, termasuk dalam serangan mematikan ke Kyiv Juli 2024; laporan Institut Perdamaian AS mencatat hingga 82 persen drone Rusia bergantung pada komponen buatan AS.
- Para penggugat menuntut ganti rugi medis dan pemakaman, menilai perusahaan chip lebih mengutamakan keuntungan dibanding penegakan sanksi ekspor, sementara Intel, TI, dan AMD membantah keterlibatan langsung dan mengklaim patuh pada hukum AS.
- Sejumlah warga Ukraina berbondong-bondong melayangkan gugatan ke beberapa perusahaan produsen chip kenamaan Amerika Serikat, termasuk Texas Instruments (TI).
Gugatan yang diajukan lewat pengadilan di Texas ini menuduh perusahaan AS lalai melakukan pelacakan chip yang seharusnya dibatasi peredarannya.
Karena kelalaian itu, chip tersebut diklaim dimanfaatkan untuk menggerakkan sistem senjata Rusia dan Iran, hingga menyebabkan kematian tak wajar pada tahun lalu.
Selain TI, beberapa perusahaan chip AS lainnya yang terseret dalam gugatan ini yaitu AMD serta Intel.
Menurut dokumen gugatan, ketiga perusahaan chip itu mengabaikan laporan publik, peringatan pemerintah, hingga tekanan investor, khususnya agar lebih giat melacak tujuan akhir chip-nya.
Mereka juga dinilai tak serius menutup saluran distribusi gelap yang mengalihkan chip ke pihak yang terdampak sanksi di Rusia dan Iran.
TI misalnya, menolak rekomendasi dewan direksi untuk memperkuat kepatuhan terhadap pembatasan ekspor, meskipun investor khawatir akan dampak finansial bila gagal dilakukan.
Para penggugat mengeklaim, vendor-vendor chip itu justru mengutamakan keuntungan dengan memanfaatkan saluran berisiko tinggi, ketimbang menyelamatkan nyawa manusia.
Menurut pengacara utama penggugat, Mikal Watts, para perantara yang memesan chip secara massal dan online selama ini hanya mencentang kotak pernyataan bahwa produk tersebut tidak akan dikirim ke negara yang dikenai sanksi.
"Ada daftar ekspor. Kami tahu persis apa yang membutuhkan lisensi dan apa yang tidak. Dan perusahaan tahu kepada siapa mereka menjual. Namun sebaliknya, mereka hanya mengandalkan kotak centang 'Saya tidak mengirim ke Putin'. Itu saja. Tidak ada penegakan hukum dan pertanggungjawaban," jelas Watts.
Sementara itu, warga Ukraina menghadapi lima serangan yang diklaim menggunakan senjata yang ditenagai chip TI, AMD serta Intel. Salah satunya merupakan serangan yang dinilai paling mematikan di Kyiv, di mana rumah sakit anak terbesar Ukraina menjadi target pada Juli 2024.
Beberapa warga sipil yang menggugat kasus ini yaitu mereka yang selamat dari serangan itu, khususnya setelah pulih dari luka parah. Beberapa lainnya merupakan orang selamat tetapi kehilangan orang yang mereka cintai hingga mengalami trauma.
Gugatan itu menyebutkan bahwa Rusia tidak akan mampu mencapai target mereka tanpa chip yang dipasok dari AS. Chip dari perusahaan AS itu konon dipakai sebagai otak dari sistem senjata, termasuk drone, rudal tanpa awak, hingga rudal balistik.
"Chip ibarat kemudi mobil. Tanpanya, rudal dan drone tidak ada artinya," ujar Watts.
Komponen yang ditemukan dalam Rudal Iskander 9M727 Rusia yang menghantam gedung pemerintah Ukraina di Kyiv pada Minggu (7/9/2025) berasal dari AS dan Eropa.
Dokumen gugatan ini juga mengutip laporan Institut Perdamaian AS tahun 2023 yang menemukan bahwa 82 persen drone yang ditemukan di Ukraina dan dipakai Rusia untuk menyerang rumah serta infrastruktur penting Ukraina, bergantung pada komponen AS, termasuk dari TI.
Temuan lainnya pada tahun yang sama menunjukkan komponen AMD yang umum dipakai pada drone Rusia, di mana nyaris 70 persen dibuat oleh perusahaan AS.
TI dan AMD belum memberikan tanggapan terkait gugatan ini. Namun sebelumnya kedua perusahaan ini menegaskan bahwa transaksi bisnisnya sepenuhnya sesuai dengan aturan AS.
Asisten penasihat umum TI, Shannon Thompson juga bersaksi di hadapan Kongres tahun lalu bahwa perusahaannya "sangat menentang penggunaan chip kami dalam peralatan militer Rusia" dan menilai praktik itu ilegal.
Adapun juru bicara Intel memberikan pernyataan panjang dalam menanggapi gugatan itu. Intel menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa selalu mengontrol atau melacak chip maupun produk lain yang menghindari sanksi.
"Intel tidak berbisnis di Rusia dan segera menangguhkan semua pengiriman kepada pelanggan di Rusia dan Belarus setelah konflik memuncak. Kami beroperasi seusai dengan hukum ekspor, sanksi dan peraturan di AS dan setiap yuridiksi tempat kami beroperasi," kata Intel.
"Walaupun kami tidak selalu mengetahui dan tidak dapat mengontrol produk atau aplikasi apa yang mungkin dibuat pelanggan, kami meminta pertanggungjawaban pemasok, pelanggan dan distributor kami terhadap standar yang sama. Kami menangani masalah ini dengan sangat serius," lanjut pernyataan itu.
Lewat gugatan ini, para penggugat menuntut perusahaan chip AS menanggung biaya pemakaman hingga biaya medis. Mereka juga menuntut ganti rugi yang ditujukan untuk menghukum perilaku ilegal guna mencegah praktik yang sama di masa mendatang, dihimpun KompasTekno dari Ars Technica, Senin (15/12/2025).
Tag: #warga #ukraina #tuding #chip #buatan #amerika #jadi #otak #senjata #rusia