Hanya 15 Persen Perusahaan yang Menganggap AI sebagai Faktor Penting di Indonesia
Ilustrasi Artificial intelligence (AI). (www.istockphoto.com)
12:32
9 November 2025

Hanya 15 Persen Perusahaan yang Menganggap AI sebagai Faktor Penting di Indonesia

 

- Berdasarkan laporan International Business Machines Corporation (IBM) tahun 2025, sebanyak 83 persen perusahaan di Asia Tenggara masih belum memiliki strategi penerapan Artificial Intelligence (AI) yang matang. Di Indonesia, hanya 15 persen perusahaan yang menganggap AI sebagai faktor penting dalam pencapaian tujuan bisnis jangka panjang. 

Mayoritas masih melihatnya sekadar sebagai alat bantu, bukan sebagai penggerak utama transformasi digital. Kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM). 

Tercatat, hanya 31 persen tenaga kerja yang memiliki kemampuan di bidang AI, sementara sebagian besar perusahaan masih kesulitan meyakinkan pemangku kepentingan akan manfaat konkret teknologi ini. Tantangan lain yang muncul adalah isu keamanan siber dengan angka 48 persen, biaya implementasi yang tinggi, infrastruktur yang belum siap, serta regulasi dan kebijakan privasi yang masih berkembang.

Meski begitu, prospek ke depan cukup menjanjikan, 97 persen perusahaan di Indonesia berencana mulai mengadopsi AI dalam waktu dekat. Namun, sebagian besar belum memahami cara penerapan yang efektif agar dapat memberikan dampak langsung terhadap kinerja bisnis.

Menjawab kebutuhan tersebut, AICO, komunitas AI terbesar di Indonesia, mempunyai visi untuk membangun kesadaran dan kompetensi AI yang berkelanjutan di dunia industri. Program ini telah dipercaya oleh lebih dari 200.000 peserta dari berbagai sektor serta menjadi mitra pelatihan AI bagi banyak perusahaan, universitas, dan lembaga publik. 

Didirikan oleh Tommy Teja dan Reynaldi François, dua kreator konten teknologi dengan lebih dari 3,3 juta pengikut di media sosial, AICO dikenal dengan pendekatan belajar yang praktikal, berbasis kode (code-first), dan berorientasi pada penggunaan alat (tool-first). Peserta tak hanya memahami teori, tetapi juga menghasilkan proyek nyata yang relevan dengan kebutuhan pekerjaan mereka.

"Indonesia punya potensi besar untuk melahirkan terobosan lewat SDM yang kreatif dan produktif. Meski tantangan masih banyak, lewat AICO kami ingin berkontribusi dengan memperluas akses pelatihan AI agar lebih banyak talenta mampu menguasai tools dan teknologi terkini," ujar Tommy Teja, Founder AICO dalam keterangannya.

AICO sendiri memiliki tiga kategori pelatihan. Dengan itu, AICO membuat perusahaan mampu menyesuaikan penerapan AI sesuai kebutuhan tiap divisi, mulai dari peningkatan produktivitas, pengembangan ide kreatif, hingga pembuatan solusi teknis berbasis kecerdasan buatan.

1. AI for Productivity

Difokuskan untuk mengoptimalkan efisiensi kerja melalui otomatisasi tugas dan penggunaan prompt standar (standardized prompting). Peserta belajar memanfaatkan AI untuk menulis email, laporan, riset harian, hingga membangun alur kerja otomatis dan agen AI sederhana.

Contoh penerapan mencakup marketing yakni ide kampanye, pembuatan copy, dan kalender konten, sales yakni pembuatan proposal, follow-up, dan outreach pelanggan, HR yang berkisar antara deskripsi pekerjaan, panduan wawancara, dan ringkasan kebijakan, serta terakhir operations/PMO: notulen rapat, penyusunan SOP, serta laporan mingguan.

2. AI for Creativity

Ditujukan bagi tim kreatif untuk mengubah brief menjadi visual, video, dan materi komunikasi yang konsisten dengan identitas merek. Peserta diajarkan membuat moodboard, key visual, dan teaser peluncuran, sekaligus memahami alur kerja kreatif yang aman, etis, dan sesuai pedoman brand.

Penerapan meliputi media sosial untuk foto produk, poster, reels/shorts, branding untuk moodboard, key visual, konten lintas kanal, PR dan komunikasi untuk rekap acara, pengumuman resmi, serta pemasaran produk untuk penjelasan fitur dan teaser peluncuran.

3. AI for Technical

Difokuskan untuk tim teknis yang ingin membangun sistem cerdas seperti AI agents, data bots, dan workflow automation. Peserta akan memahami konsep reasoning, memory, dan tool usage, hingga dapat membuat prototipe asisten internal yang membantu proses bisnis.

Semua pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, baik dalam format on-site, virtual, maupun hybrid, dengan pilihan durasi half-day atau full-day. 

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #hanya #persen #perusahaan #yang #menganggap #sebagai #faktor #penting #indonesia

KOMENTAR