Microsoft Larang Karyawan Pakai DeepSeek
Ilustrasi DeepSeek.(TweakTown)
07:39
12 Mei 2025

Microsoft Larang Karyawan Pakai DeepSeek

- Perusahaan teknologi Microsoft melarang karyawannya memakai chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) buatan China, DeepSeek.

Kebijakan itu ditetapkan karena Microsoft khawatir DeepSeek memiliki masalah keamanan data dan propaganda.

"Di Microsoft, kami tidak mengizinkan karyawan menggunakan aplikasi DeepSeek (versi desktop dan mobile)," kata Vice Chairman dan President Microsoft, Brand Smith, dalam sidang bersama Senat Amerika Serikat, Kamis (8/5/2025).

Alasan yang sama juga membuat Microsoft melarang DeepSeek terpajang di toko aplikasinya, Microsoft Store.

Menurut penjelasan Smith, data yang dihimpun DeepSeek akan disimpan di China. Walhasil, aneka respons dari aplikasi ini bisa dipengaruhi oleh propaganda China.

Kebijakan privasi DeepSeek juga menyatakan bahwa data pengguna layananya disimpan di server China. Data tersebut pun tunduk pada hukum China, yang mengharuskan perusahaan bekerja sama dengan badan intelijen negeri Tirai Bambu.

Dalam memberikan respons, DeepSeek juga menyensor topik yang dinilai sensitif oleh pemerintah China.

Bagi perusahaan asal Amerika Serikat tersebut, ini merupakan pertama kalinya larangan DeepSeek di internalnya diumumkan ke publik. 

Terlepas dari larangan itu, Microsoft tetap menawarkan model AI milik DeepSeek atau disebut DeepSeek RI pada layanan cloud Azure. Model AI tersebut sudah tersedia untuk pelanggan Microsoft Azure sejak DeepSeek naik daun pada awal tahun 2025 ini.

Akan tetapi, layanan yang ditawarkan di Microsoft Azure itu berbeda dengan chatbot DeepSeek. Model AI DeepSeek R1, bersifat open source, sehingga siapa pun dapat mengunduhnya hingga menawarkannya ke klien tanpa perlu mengirim data ke China.

Kendati demikian, perbedaan itu tidak serta merta menghapus risiko lainnya. Misalnya model AI yang mungkin menyebarkan propaganda atau menghasilkan kode yang tidak aman.

Smith sesumbar sudah berhasil mengubah model AI DeepSeek agar tidak berdampak berbahaya. Namun eksekutif Microsoft ini tidak merinci teknik yang dilakukan perusahaan untuk mengotak-atik model AI DeepSeek.

Sebagai perusahaan teknologi ternama, Microsoft sebenarnya juga memiliki asisten AI sendiri, disebut Copilot. Boleh jadi, larangan DeepSeek juga menjadi upaya perusahaan untuk mengutamakan Copilot. 

Kendati begitu, beberapa aplikasi chatbot AI juga tersedia di Microsft Store, seperti Perplexity, ChatGPT dan lain sebagainya, dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Senin (12/5/2025).

Instansi pemerintah AS blokir DeepSeek

Bukan Microsoft saja, pada Maret 2025 lalu, Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) juga mengumumkan kepada pegawainya, bahwa mereka dilarang mengakses chatbot DeepSeek di perangkat milik pemerintah.

Pengumuman itu disampaikan dalam beberapa minggu terakhir, menurut informan yang mengungkap hal tersebut ke outlet media Reuters.

"Untuk membantu menjaga sistem informasi Departemen Perdagangan aman, akses ke AI China baru, DeepSeek, secara umum dilarang di semua GFE," begitu potongan pesan yang dikirim ke pegawai lewat e-mail, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters.

GFE merupakan Government Furnished Equipment atau peralatan yang disediakan oleh pemerintah.

"Jangan mengunduh, melihat, atau mengakses aplikasi apapun, baik aplikasi desktop atau situs web yang berkaitan dengan DeepSeek," lanjut isi pengumuman tersebut.

Sebelum Departemen Perdagangan, DeepSeek sudah lebih dulu dilarang di Kantor Administrasi Kepala DPR AS.

Pegawai di instansi tersebut dilarang menginstal aplikasi DeepSeek di smartphone, komputer, atau tablet yang masuk inventarisasi pemerintah.

Larangan yang sama juga berlaku di Badan Pertahanan AS (Pentagon), Angkatan Laut, dan NASA.

Pemerintah federal AS juga mulai menggodok Rancangan Undang-undang (RUU) yang akan melarang tegas penggunaan DeepSeek di wilayahnya. Dalam RUU itu, pelanggar akan diancam bui dan denda, baik individu maupun korporasi.

Tag:  #microsoft #larang #karyawan #pakai #deepseek

KOMENTAR