



Peneliti Jelaskan Proses Indonesia Jadi Negara Percobaan Vaksin TBC Bill Gates, Bukan Kelinci Percobaan
- Isu yang menyebut Indonesia sebagai “kelinci percobaan” dalam uji klinis vaksin TBC M72 yang disponsori Bill Gates mencuat. Hal itu seiring rencana Indonesia menjadi salah satu negara yang diuji coba keefektifannya terkait vaksin tersebut.
Namun, Prof. Erlina Burhan, Peneliti Vaksin TBC M72 sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, meluruskan narasi tersebut. Ia menegaskan bahwa Indonesia bukan objek coba-coba, melainkan bagian dari riset global yang sah dan berbasis regulasi ilmiah yang ketat.
“Nah, harus hati-hati ya dengan istilah kelinci percobaan. Dalam dunia riset, semua sudah ada tahapannya, dan prosesnya tidak main-main,” ujar Prof. Erlina, Senin (12/5).
Ia menjelaskan bahwa vaksin TBC M72 telah melalui uji preklinik selama 10 tahun, dimulai dari laboratorium hingga percobaan dengan fase 1, 2, dan 3.
Vaksin ini sendiri awalnya dikembangkan oleh perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK).
“Sebelum diuji ke manusia, harus lolos Komite Etik dan izin dari badan otoritas, seperti BPOM di Indonesia, FDA di Amerika, atau EMA di Eropa. Jadi kita tidak lagi menyebut ini sebagai 'kelinci percobaan',” tegas Prof. Erlina.
Fase 1 dilakukan di Swiss dengan kelompok kecil orang sehat. Setelah hasilnya dinyatakan aman dan efektif, uji fase 2 dilanjutkan di negara-negara dengan beban TBC tinggi seperti Korea Selatan, Kenya, dan Malawi.
Namun, Prof. Erlina menyebut bahwa dana besar dibutuhkan untuk menjalankan uji klinis ini. Sehingga pada 2014, Bill & Melinda Gates Foundation memutuskan untuk menjadi penyokong utama karena tingginya biaya dan pentingnya penelitian ini.
“Pada fase 2 ini hasilnya bagus, efektivitas vaksin mencapai 50 persen dan aman. Maka dilanjutkan ke fase 3 yang melibatkan 20 ribu partisipan,” jelasnya.
Untuk tahap ini, negara-negara peserta ditambah, termasuk Indonesia. Pemilihan Indonesia bukan tanpa alasan: kasus TBC di Indonesia sangat tinggi, dan para peneliti serta pemerintah menunjukkan semangat besar untuk berkontribusi.
“Kami sangat antusias, karena kami tahu beban TBC di Indonesia dan kami butuh vaksin ini. Sama seperti saat pandemi COVID-19, vaksin bisa mengubah keadaan,” kata Prof. Erlina.
Dengan dukungan dari Badan POM dan Kementerian Kesehatan, Indonesia pun resmi menjadi bagian dari riset global vaksin TBC M72 yang kini memasuki tahap krusial.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan pemerintah bersedia menjadikan Indonesia sebagai lokasi uji coba vaksin TBC. Sebelumnya, uji coba itu disampaikan Bill Gates saat bertemu Presiden Prabowo Subianto, Rabu (7/5).
Belajar dari kasus pandemi, vaksin memainkan peran kunci dalam penyelesaian Covid-19. “Covid berhenti karena apa? Karena vaksin. Jadi buat teman-teman ya, semua penyakit menular yang pernah menyerang kita secara drastis seperti cacar, covid itu bisa berhenti karena ada vaksin, bukti ilmiahnya,” ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta Kamis malam (9/5).
Saat ini uji coba vaksin sudah di tahap clinical trial level 3. “Kenapa Indonesia tertarik untuk menjadi tempat clinical trial level 3? Karena dengan kita lakukan clinical trial level 3, kita bisa tahu lebih dulu kecocokannya dengan orang kita,” ungkapnya. Jika sudah jadi, lanjut Budi, Indonesia bisa mengambil keuntungan. Misalnya dengan menegosiasi agar produksinya di Bio Farma di Indonesia.
Tag: #peneliti #jelaskan #proses #indonesia #jadi #negara #percobaan #vaksin #bill #gates #bukan #kelinci #percobaan