Garasi Ducati Mustahil Ayem di MotoGP 2025, Kebiasaan Marc Marquez Jadi Penyebabnya
Bukannya tanpa alasan mengapa Pol Espargaro memberikan 'ramalannya' tersebut.
Sebab ia menilai hubungan Marquez dan rekan setimnya, Francesco Bagnaia takkan harmonis lantaran sifat The Baby Alien, julukan Marquez, yang sangat kompetitif.
Seperti yang diketahui, Bagnaia dan Marquez akan berduet di tim pabrikan Ducati Lenovo untuk mengarungi MotoGP 2025.
Gaya Marc Marquez dan Pol Espargaro di launching Repsol Honda 2022 (Website Resmi motogp.com)Duet dua rider anyar ini pun sudah sangat dinanti-nanti pencinta balap motor. Pasalnya, dua rider tersebut merupakan rider berlabel juara dunia.
Espargaro pun turut mengomentari duet Bagnaia dan Marquez di tim Ducati Lenovo jelang bergulirnya MotoGP 2025.
Adik dari Aleix Espargaro itu sangat yakin Marquez dan Bagnaia bakal bersinar dengan Desmosedici GP25.
“Keduanya adalah nama besar. Ada begitu banyak kemenangan dan gelar di dalam garasi mereka,” kata Espargaro, dikutip dari laman Crash.
“Sudah cukup lama sejak kita melihat motor yang begitu kuat dengan dua pembalap yang sangat hebat,” sambungnya.
Hanya saja, Espargaro yang sudah paham betul bagaimana karakter Marquez karena pernah bertandem selama dua musim di Repsol Honda, merasa ragu Marquez bakal miliki hubungan yang manis dengan Bagnaia.
Ia justru memprediksikan Marquez dan Bagnaia akan saling sikut untuk menjadi yang terbaik, baik itu di Ducati maupun kejuaraan dunia MotoGP.
“Satu keraguan saya? Apakah mereka mampu bekerja sama sebagai tim sambil bersaing untuk kejuaraan? Karena saya tidak ragu mereka akan berada di sana (tidak akan akur),” ungkap Espargaro.
Bagnaia jelas merupakan bintang bagi tim pabrikan Ducati Lenovo. Rider yang akrab dipanggil Pecco itu telah sukses membawa timnya meraih berbagai sejarah.
Namun disisi lain, kehadiran Marquez tentunya akan menjadi ancaman tersendiri bagi Bagnaia.
Pasalnya, rider asal Cervera, Spanyol itu selalu mengalahkan rekan setimnya di MotoGP.
Marquez sudah berlaga di MotoGP sejak 2013. Pada musim pertamanya sebagai rookie, Marquez bisa menjadi juara dunia. Rekan setim pertamanya kala itu adalah Dani Pedrosa.
Pedrosa selalu berada dibayang-bayang Marquez.
Dia tidak pernah keluar sebagai juara dunia. Hingga akhirnya dia pensiun pada akhir musim 2018.
Jorge Lorenzo menjadi tandem kedua Marc Marquez. X-Fuera, julukan Lorenzo, datang pada musim 2019.
Prestasi Lorenzo sebenarnya bukan kaleng-kaleng. Dia juara dunia MotoGP sebanyak tiga kali (2010, 2012, dan 2015).
Tapi Lorenzo jadi melempem saat menemani Marquez di Honda, bahkan untuk tembus podium sekalipun belum pernah.
Alex Marquez, yang juga adik kandung dari Marc Marquez bergabung ke tim Honda pada musim 2020. Dia datang saat Marquez dirundung cedera. Di sisi lain, Honda sudah mulai kehilangan tajinya.
Musim berikutnya, Pol Espargaro mendapat kesempatan untuk jadi rekan setim Marquez. Tapi hasilnya belum oke, Marquez masih jadi pembalap terbaik Honda dengan finis ke-7 klasemen akhir MotoGP 2021.
Hal yang sama juga terjadi pada musim 2022. Marquez menyelesaikan klasemen akhir dengan berada di peringkat 13, sementara Pol di urutan 16.
Joan Mir lalu bergabung menemani Marquez di tim pabrikan Honda pada musim 2023.
Pembalap yang berusia lebih muda itu juga tidak bisa mengalahkan rekor Marquez. Mir mengisi posisi 22 klasemen akhir, sedangkan Marquez berada di tempat ke-14.
Marquez lalu pindah ke Gresini Ducati Racing. Dia rela pindah ke tim satelit untuk membuktikan diri apakah masih layak atau memang waktunya mundur dari kompetisi.
Marquez berhasil mengisi posisi tiga klasemen akhir MotoGP 2024.
(Tribunnews.com/Giri)
Tag: #garasi #ducati #mustahil #ayem #motogp #2025 #kebiasaan #marc #marquez #jadi #penyebabnya