Federasi Tenis Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat ala Sportainment
CETAK PRESTASI: Raffi Ahmad (dua dari kanan) diapit dua petenis Indonesia Christopher Rungkat (kiri) dan Rifqi Fitriadi. Paling kanan, Kabidpinpres PP Pelti Suharyadi. (DOKUMENTASI SUHARYADI. )
06:16
13 Mei 2024

Federasi Tenis Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat ala Sportainment

Event olahraga di Indonesia kini semakin beragam. Masyarakat sekarang tidak hanya dapat menyaksikan para atlet bertanding dalam kompetisi resmi, tapi juga pada kompetisi yang dikemas sebagai tontonan. Agar menarik, dihadirkanlah sejumlah selebriti di arena.

KENDATI tujuannya adalah menghibur, kompetisi olahraga dengan bumbu artis itu tidak digelar sembarangan. Tetap ada aturan-aturan baku yang dianut. Sebut saja gelaran sportainment Tiba-Tiba Tenis (2022), Lagi-Lagi Tenis (2023), dan Sport Party: Clash of Celebrity (2023). Tiga tontonan tenis itu selalu melibatkan para pelaku olahraga tenis tanah air. Mulai dari petenis legendaris, mantan atlet, atlet aktif, maupun wasit nasional.

Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) selaku federasi pun menyambut baik tren tersebut. ’’Kami merasa terbantu dengan kegiatan seperti itu. Tenis jadi booming,” kata Sekretaris Jenderal Pelti Hasbullah Tahir kepada Jawa Pos awal bulan ini.

Menurut Tahir, dampak tontonan tenis itu terasa sampai ke seluruh Indonesia. ’’Di Makassar dan kota-kota lain itu nyari lapangan untuk main agak susah sekarang karena tenis begitu booming,” ungkapnya.

Sportainment sukses membuat tenis dikenal banyak orang. Tapi, menurut Tahir, tenis butuh lebih dari sekadar popularitas. Sebagai federasi, Pelti bersedia dilibatkan dalam acara-acara seperti Tiba-Tiba Tenis dan sekuelnya. Dengan demikian, nantinya Pelti juga punya akses untuk menjangkau para selebriti yang memang cakap dalam permainan tenis dan melibatkan mereka dalam acara-acara federasi.

Tahir menambahkan, kini ajang tenis internasional pun menyisipkan aspek hiburan. ’’Sekarang mau kejuaraan apa pun di grand slam itu pasti ada entertainment-nya. Jadi, mudah-mudahan itu bisa dikondisikan dengan baik,” ujarnya.

Dia yakin keterlibatan para pesohor tanah air akan membuat tenis jauh lebih dikenal masyarakat. ’’Misalnya ada turnamen internasional di Indonesia, kita bisa ajak para artis untuk ekshibisi semacam hiburan. Itu bisa menyedot penonton yang banyak karena artis-artis ini merupakan daya tarik sendiri,” tambah Tahir.

Hadirnya para pesohor, menurut dia, juga akan mendatangkan benefit dari sisi finansial. Tahir tidak menampik adanya harapan untuk berkolaborasi dengan para selebriti atau brand yang melekat pada mereka. ’’Itu mungkin bisa kita sinergikan dan duduk bersama. Kita cari solusinya agar win-win,” paparnya.

Mengembangkan olahraga butuh banyak biaya. Dan federasi tidak bisa sepenuhnya bergantung pada subsidi atau pendanaan dari pemerintah. Maka, merintis jalan mandiri lewat kehadiran para selebriti bisa menjadi alternatif. ’’Karena tenis tanpa modal dan sponsor yang besar akan susah berkembang. Butuh sponsor tetap yang berkelanjutan untuk membiayai atlet junior dan mempersiapkan mereka berlaga di event internasional,” imbuh Tahir.

Pelatih Jadi Punya Lahan Baru

Terpisah, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabidbinpres) PP Pelti Suharyadi juga menyatakan bahwa maraknya acara hiburan tenis sekarang dapat diselaraskan dengan tujuan federasi untuk memajukan tenis di dalam negeri. ’’Yang sudah bagus ini harus disambung lagi dengan prestasi yang berkesinambungan,” jelasnya pada Jumat (3/5).

Pelatih tenis Indonesia yang akrab disapa Hary itu mengapresiasi cara penyelenggara mengemas event olahraga sebagai hiburan positif. Apalagi, dia melihat ada keseriusan di sana. ’’Contohnya kan waktu itu komentatornya Yayuk (Basuki, Red),” katanya.

Para selebriti yang berlaga dalam kompetisi juga melibatkan para pelatih yang mumpuni di bidangnya. Itu juga bukti keseriusan pihak penyelenggara. Jadi, bukan sekadar mengutamakan unsur tontonan saja, tapi juga unsur olahraganya. ’’Pelatih-pelatih nasional juga ikut bantu. Kayak pelatih (Deddy Mahendra) Desta dan Raffi (Ahmad) itu kan mantan pemain-pemain nasional juga,” tambah Hary.

Dalam gelaran Tiba-Tiba Tenis, dia terlibat dalam persiapan Desta menjelang laga. Sementara Raffi dilatih oleh Revi Raturandang, mantan atlet sekaligus adik Andrian Raturandang.

Bagaimana kesan Hary menjadi pelatih Desta? ’’Seru ya. Tidak terlalu sulit juga karena dia kan pernah main tenis,” ujarnya soal pengalaman melatih presenter kawakan itu.

Suami Yayuk Basuki tersebut sangat menikmati perannya dalam sportainment yang diusung RANS Entertainment maupun Vindes. Apalagi, ternyata hubungannya dengan Desta maupun Raffi berlanjut sampai sekarang. Bahkan, Hary kini serius menjadi pelatih di RANS Tennis, klub yang dibentuk RANS Entertainment. Dia bertanggung jawab atas performa Rifqi Fitriadi yang didapuk sebagai atlet utama.

’’Waktu itu saya sempat sarankan pelatih dari Thailand. Tapi mereka memilih saya. Itu dari Oktober 2023 sampai sekarang,” bebernya.

Di mata Hary, RANS Tennis sangat serius melahirkan atlet. Untuk Rifqi, mereka memberikan program latihan, konsumsi, uang saku, dan dana pertandingan. ’’Manajemennya sangat profesional. Ini bagus sekali untuk atlet, terutama yang punya komitmen maju seperti Rifqi,” tegasnya. (drw/c17/hep)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #federasi #tenis #memasyarakatkan #olahraga #mengolahragakan #masyarakat #sportainment

KOMENTAR