Kronologi Kasus Match Fixing Agrippina, Eks Tandem Marcus Gideon Diimingi Uang di Vietnam Open 2017
Ya, BWF telah resmi memberi keputusan terkait hukuman yang diberikan Agrippina atas tuduhan match fixing alias main sabun.
Dalam rilis resminya, Minggu (31/3/2024), BWF menjatuhkan hukuman kepada Agrippina larangan bermain sampai 18 Januari 2026.
Tak hanya itu, Agripinna juga harus membayar denda 3 ribu dollar atau senilai Rp47 juta, per kurs saat ini, Kamis (4/4/2024).
Terkait kronologinya, mantan tandem Marcus Gideon itu masuk dalam pusaran kasus pengaturan skor pada gelaran Vietnam Open 2017.
Agripinna mengaku bahwa ia mendapatkan tawaran dari pihak tertentu saat melakoni Vietnam Open 2017.
Tawaran yang dimaksud adalah Agripinna diminta untuk mengalah dan membiarkan lawan menang.
Namun, Agripinna dengan tegas menolak iming-iming uang besar tersebut.
"Itu kejadiannya pada 2017," kata Agripinna, dikutip dari BolaSport.com.
"Jadi saya ditawarin oleh pihak tertentu untuk mengalah tapi saya dengan dan sangat jelas menolak tawaran tersebut," tambahnya.
Mengetahui tindakan tersebut, pihak BWF langsung turun tangan.
BWF langsung memanggil Agripinna sebagai terduga.
Melakoni proses penyidikan, Agripinna kemudian menyerahkan barang bukti berupa pesan yang berisikan tawaran untuk mengalah di babak 16 besar Vietnam Open 2017.
"Saya datang saja ke BWF dengan (barang bukti) handphone yang ada pesan dengan oknum tersebut."
"Saya kan percaya diri karena di situ sangat jelas saya menolak tidak mau," tutur Agripinna.
Tetap Dihukum
Meski sudah jelas menolak permintaan dari oknum yang bersangkutan, Agripinna tetap mendapat jerat hukuman BWF.
BWF tetap memberikan hukuman lantaran Agripinna tak langsung melaporkan tindakan yang menimpa dirinya itu.
Sanksi pun sudah keluar pada 18 Januari 2021 lalu, yang mana harusnya Agripinna memiliki kesempatan untuk melakukan banding.
Sayangnya, Agripinna tak melakukan banding hingga akhirnya putusan final keluar pekan lalu.
"Sebenarnya saya bisa banding, misalnya banding aturannya dari BWF ke PBSI baru ke saya, baru saya banding."
"Tapi ini pas dari PBSI melaporkannya sudah ada putusan dari KAS, itu seperti lawyer-nya olahraga."
"Dampaknya (hukuman) itu mengubur cita-cita yang dari kecil saya bangun."
"Mengubur cita-cita keluarga saya yang secara kebetulan saya kan keluarga dari bulu tangkis, pada pelatih bulu tangkis, mama bekas mantan pemain nasional," sambung Agripinna.
Hukuman yang menjeratnya lantas berdampak besar terhadap karier bulu tangkis kelahiran 1991 tersebut.
Tak boleh main di seluruh agenda BWF, Agripinna kemudian banting setir ke turnamen kampung alias tarkam.
Selain Agripinna, sebanyak tujuh pebulu tangkis Indonesia lainnya juga mendapat sanksi dari BWF.
Berikut daftar lengkapnya, dikutip dari laman resmi BWF.8 Pebulu Tangkis Indonesia Kena Sanksi BWF
1. Hendra Tandjaya (ganda putra, ganda campuran)
- larangan bermain seumur hidup
2. Ivandi Danang Ivandi Danang (ganda putra, ganda campuran)
- larangan bermain seumur hidup
3. Androw Yunanto (tunggal dan ganda putra)
- larangan bermain seumur hidup
4. Sekartaji Putri (tunggal putri, ganda campuran)
- larangan bermain sampai 18 Januari 2032
- denda 12 ribu dollar atau sekitar Rp190,5 juta
5. Mia Mawarti (tunggal dan ganda putri)
- larangan bermain sampai 18 Januari 2030
- denda 10 ribu dollar atau sekira Rp159 juta
6. Fadilla Afni (ganda campuran)
- larangan bermain sampai 18 Januari 2030
- denda 10 ribu dollar atau sekira Rp159 juta
7. Aditiya Dwiantoro (ganda putra)
- larangan bermain sampai 18 Januari 2027
- denda 7 ribu dollar (Rp111 juta)
8. Agrippina Prima Rahmanto Putra (tunggal putra, ganda putra dan campuran)
- larangan bermain sampai 18 Januari 2026
- denda 3 ribu dollar (Rp47 juta)
(Tribunnews.com/Isnaini) (BolaSport/Agung Kurniawan)
Tag: #kronologi #kasus #match #fixing #agrippina #tandem #marcus #gideon #diimingi #uang #vietnam #open #2017