Momentum An Se-young Terhenti, Musuh Besar si Anak Ajaib Ada di Sisi yang Sama
Ekspresi tunggal putri no 1 dunia, An Se-young (Korea) saat merayakan kemenangannya atas Akane Yamaguchi (Jepang) di perempat final Olimpiade Paris 2024. 
09:30
21 Oktober 2024

Momentum An Se-young Terhenti, Musuh Besar si Anak Ajaib Ada di Sisi yang Sama

Status unggulan pertama yang disandang An Se-young saat tampil di Denmark Open 2024 ternyata tak menjamin kenyataan yang sejalan.

An Se-young mesti merelakan medali tertinggi Denmark Open 2024 melayang dari genggaman setelah kalah di babak final.

Kekalahan An Se-young di final Denmark Open sekaligus menjadi tanda momentum yang ada di sisi wakil Korea Selatan ini terhenti.

Sebenarnya hal itu bisa sedikit dimaklumi lantaran An Se-young mengambil rehat setelah memenangkan medali emas Olimpiade lalu.

Tepatnya selama dua bulan ia menepi dari laga kompetitif bulu tangkis dunia.

Ia baru kembali atau comeback saat berlaga di ajang Denmark Open ini.

Setelah beragam masalah yang menerpa, kembali bermain di atas lapangan bulu tangkis menjadi hal yang tak terlalu mulus baginya.

Penggemar badminton sekiranya terkejut dengan interaksi yang terjadi antara pebulu tangkis berjuluk si Anak Ajaib ini dengan pelatihnya.


Se-young seperti menganggap arahan sang pelatih seperti angin lalu.

Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika melakukan konferensi pers saat mengarungi gelaran Olimpiade Paris 2024. Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika melakukan konferensi pers saat mengarungi gelaran Olimpiade Paris 2024. (Instagram @official_bka)

Tak ada interaksi berarti dari kedua kubu seraya kamera pertandingan menyorot saat interval gim.

Hal tersebut terus terjadi hingga babak final.

Dengan atmosfer yang masih belum reda, musuh terbesar An Se-young bukanlah lawan yang ada di seberang net.

Ia dan sang pelatih yang notabene mewakili BKA (Federasi Badminton Korea) mesti mencari jalan tengah untuk tetap mendapatkan hasil maksimal di tengah konflik.

Memang tak mudah merumuskan sesuatu untuk keluar dari situasi pelik tersebut.

Namun hal itu mesti dilakukan agar An Se-young bisa benar-benar fokus.

Sebagaimana yang terjadi di final Denmark Open 2024, fokus An Se-young seperti terpecah.

Ia begitu banyak melakukan unforced error atau kesalahan sendiri yang merugikan.

Pada akhirnya ia harus menyerahkan gelar juara kepada lawannya, Wang Zhiyi.

Meski kalah, setidaknya An Se-young bisa mengambil pelajaran berharga dari itu.

Ia bisa segera menjadikannya bahan evaluasi untuk tampil lebih baik lagi.

Konflik An Se-young dan BKA

Diketahui, konflik itu bermula selepas An Se-young berhasil menyabet medali emas Olimpiade Paris 2024.

Saat melakukan sesi wawancara seusai meraih medali emas Olimpiade Paris 2024, pebulu tangkis kelahiran 2002 dengan berani melontarkan kritik kepada BKA.

An Se-young mengaku, sebelum berlaga di Olimpiade Paris 2024, ia mengalami masa sulit yakni dengan adanya cedera yang membalutnya.

Namun, An Se-young beranggapan jika BKA tak serius dalam menangani masalah cedera yang ia alami.

Alhasil, An Se-young berjuang sendirian dan akhirnya tetap bisa meraih hasil maksimal dengan torehan medali emas Olimpiade Paris 2024.

Pernyataan An Se-young itu pun langsung menghebohkan dunia badminton, bahkan sampai merembet ke persoalan lainnya.

Termasuk terkuak fakta bahwa An Se-young pernah disuruh cuci baju dan membersihkan kamar senior di pelatnas badminton Korea selama tujuh tahun.

"An Se-young peraih medali emas tunggal putri bulutangkis Olimpiade Paris 2024 telah mengalami cedera lutut dan menderita karena kebiasaan buruk di dunia olahraga seperti membersihkan kamar beberapa senior hingga mencuci baju selama tujuh tahun di tim nasional," tulis media berita MK.

(Tribunnews.com/Guruh/Niken)

Editor: Muhammad Nursina Rasyidin

Tag:  #momentum #young #terhenti #musuh #besar #anak #ajaib #sisi #yang #sama

KOMENTAR