Cerita Bonek Kawal Bus Arema FC Tanpa Rantis, Pesan Damai dari Surabaya
- Sudah menjadi rahasia umum bahwa laga derbi Jawa Timur Persebaya vs Arema FC memiliki gengsi tersendiri.
Laga pekan ke-13 Super League 2025–2026 yang mempertemukan Persebaya Surabaya vs Arema FC digelar di Gelora Bung Tomo Surabaya, Sabtu (22/11/2025) sore.
Partai bertajuk derbi Jawa Timur ini berkesudahan tanpa pemenang dengan skor 1-1.
Pemandangan berbeda muncul saat Bonek, suporter Persebaya turut menjadi barisan terdepan yang memastikan bus yang dinaiki pemain Arema FC tiba dan pulang dengan aman.
Pengawalan dilakukan, mulai dari hotel tempat Arema FC menginap yaitu di kawasan Kabupaten Gresik yang berjarak 7,6 kilometer dari stadion. Bonek juga mengiringi kepulangan personel Arema FC.
Sejumlah motor yang dikendarai Bonek berjalan rapi di kanan–kiri bus Arema FC, dibantu mobil dan motor patwal pihak keamanan.
Momen ini menjadi perhatian menarik bukan hanya karena rivalitas dua klub, tetapi karena pesan besar yang ingin disampaikan Bonek.
Bonek ingin menyampaikan bahwa sepak bola harus aman tanpa kendaraan taktis (rantis).
Dua Tim Pengawalan, 30 Bonek, dan Langkah Damai dari Gresik
Manajer Fans Relation Persebaya, Alex Tualeka menyebut pengawalan telah disiapkan matang selama menjalani laga di Stadion GBT.
“Ya dari keluar hotel keluarnya tim, yang tinggal di Gresik jadi ada dua tim yang dipersiapkan. Tim pertama dari hotel menuju pintu tol dan tim kedua penjemputan dari pintu keluar tol menuju stadion, begitu juga sebaliknya,” ujar pria yang biasa disapa Alex kepada Kompas.com.
Total ada sekitar 30 Bonek dari berbagai komunitas yang terlibat. Di Gresik, pengawalan bahkan dilakukan oleh Bonek Santri yang sebelumnya menggelar acara "Bonek Berdzikir" sebagai bentuk doa dan komitmen keamanan.
Salah satu perwakilan suporter Persebaya Surabaya, Bonek, Hasan Tiro usai memberi pengamanan bus yang dinaiki pemain Arema FC jelang laga pekan ke-13 Super League 2025-2026 yang berakhir dengan skor 1-1 berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (22/11/2025) siang.
“Mereka berkomitmen bisa menjaga keamanan Arema saat menuju dan kembali dari stadion. Karena menurut teman-teman Bonek rivalitas itu kan hanya di lapangan. Di luar itu semua saudara, Football for Unity,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa sepak bola seharusnya menjadi ruang riang, bukan arena yang memunculkan ketakutan melalui kendaraan perang.
“Ini salah satu kampanye bahwa di awal bola itu tidak boleh ada kendaraan perang seperti rantis. Karena sepak bola itu hiburan rakyat. Apa pun yang sudah terjadi itu kita patahkan traumatiknya,” tuturnya.
Tanggung Jawab Bonek, Jogo Suroboyo
Sementara itu perwakilan pentolan Bonek, Hasan Tiro mengatakan bahwa perilaku Bonek kini jauh lebih dewasa dan bertanggung jawab.
"Jadi siapa pun yang datang ke sini tidak pernah datang pakai rantis dan teman-teman Bonek siap untuk mengawal siapa pun karena lawan kita bukan tim jadi kita memberi kenyamanan,” ujar pria yang biasa disapa Cak Hasan itu.
“Teman-teman Bonek tadi melakukan pengawalan dari hotel sampai kembali ke hotelnya lagi. Jogo Suroboyo,” sambungnya.
Suasana pengamanan bus yang dinaiki pemain Arema FC usai laga pekan ke-13 Super League 2025-2026 yang berakhir dengan skor 1-1 berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (22/11/2025) siang.
Menurutnya, Bonek ingin menunjukkan bahwa keamanan di stadion bisa tercipta tanpa intimidasi dan tanpa ketakutan.
“Tim lawan bisa datang ke stadion dengan menggunakan bus biasa. Boneklah yang akan mengawal mereka hingga tiba di stadion dengan aman,” ujarnya lagi.
Pesan Damai dari Surabaya, Hilangkan Rantis dari Sepak Bola
Sementara itu Alex Tualeka juga menegaskan kembali filosofi penting di balik aksi pengawalan Bonek ini.
“Rantis itu kendaraan perang. Karena sepak bola itu hiburan rakyat. Kalau dia sudah naik kendaraan perang, berarti ada situasi yang sangat cemas, dan itu kan tidak boleh.”
Tag: #cerita #bonek #kawal #arema #tanpa #rantis #pesan #damai #dari #surabaya