Pengamat Malaysia Sebut FIFA ASEAN Cup Masuk Kalender FIFA, Gengsi Kian Ketat!
FIFA meluncurkan turnamen baru bertajuk FIFA ASEAN Cup yang akan diikuti oleh 11 negara di regional Asia Tenggara.
Presiden FIFA, Gianni Infantino mengumumkan penyelenggaraan ajang tersebut lewat konferensi pers bersama para pemimpin negara ASEAN.
Pada kesempatan tersebut, Infantino siap memberikan semangat baru sekaligus persatuan negara ASEAN melalui sepak bola.
"FIFA dan ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang diperbarui pada KTT ASEAN ke-47 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia."
Menurut informasi, Infantino menyebut turnamen ini akan diikuti 11 negara anggota ASEAN.
"Piala ASEAN FIFA ini diwujudkan untuk melibatkan seluruh 11 negara anggota ASEAN," kata Infantino dikutip dari media Malaysia, Berita Harian.
"Ia akan memberi dampak besar, bukan hanya di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga terhadap perkembangan sepak bola dunia," sambungnya.
Turnamen FIFA ASEAN Cup nantinya akan mengikuti format FIFA Arab Cup alias Piala Arab FIFA.
Berkaca dari ajang tersebut, pelaksanannya digelar saat FIFA Matchday sehingga setiap tim berpeluang memanggil para pemain terbaiknya.
Gengsi Bertambah di Piala ASEAN
Saat ini Piala AFF masih menjadi gelaran paling bergengsi di level regional Asia Tenggara sejak 1996.
Namun, masalah yang sudah lama ada adalah ketidaktersediaan pemain bintang, karena Piala AFF berada di luar jendela internasional FIFA.
Pengamat sepak bola Malaysia, Zulakbal Abdul Karim memberikan pandangannya terhadap turnamen ini yang diprediksi akan merubah peta sepak bola ASEAN.
"Dulu, banyak klub enggan melepas pemain karena turnamen ini tidak ada dalam kalender FIFA," ujarnya dikutip dari New Straits Time.
"Sekarang, jika Piala ASEAN menjadi ajang yang disetujui FIFA, para pemain terbaik akhirnya akan tersedia dan itu akan meningkatkan kualitas dan daya saing di seluruh kawasan."
Selama ini, hanya Thailand dan Vietnam yang secara konsisten tampil di level mendekati Piala Asia, sementara negara-negara lain, termasuk Malaysia, kesulitan untuk mengimbangi.
Ia berharap keberadaan FIFA ASEAN Cup dapat menjadi solusi dari masalah tersebut.
"Dengan keterlibatan FIFA sekarang, turnamen ini dapat menjembatani kesenjangan itu," kata Zulakbal.
Starting Timnas Indonesia, yang harus mengubur mimpi ke Piala Dunia 2026 usai mengalami kekalahan kedua kalinya di Grup B ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, kali ini oleh Irak, Minggu (12/10/2025) di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah.
Peluang Timnas Indonesia jadi Raja
Turnamen antarnegara di Asia Tenggara hanya mampu ditaklukan oleh empat negara yaitu Thailand, Vietnam, Singapura, dan Malaysia.
Thailand mendominasi dengan tujuh gelar, diikuti Singapura dan Vietnam masing-masing empat dan dua kali.
Sementara itu, Malaysia baru sekali menjuarai Piala AFF pada tahun 2010.
Mirisnya, Timnas Indonesia yang selalu menjadi kekuatan besar di Asia Tenggara belum pernah merasakan gelar juara di Piala AFF.
Skuad Garuda hanya mampu finis sebagai runner up sebanyak enam kali sejak 1996.
Jika FIFA ASEAN Cup digelar pada kalender FIFA, peluang Timnas Indonesia menjadi raja baru Asia Tenggara akan sangat terbuka lebar.
Bukan tanpa alasan mengingat skuad Timnas Indonesia saat ini menjadi yang paling mewah di antara negara ASEAN lainnya.
Bermodalkan pemain level elite Eropa seperti Jay Idzes (Sassuolo), Calvin Verdonk (Lille), dan Kevin Diks (Moenchengladbach), bukan hal sulit bagi Indonesia mendominasi ajang tersebut.
Tag: #pengamat #malaysia #sebut #fifa #asean #masuk #kalender #fifa #gengsi #kian #ketat