Mengingat Kembali Ganefo, Olimpiade Tandingan Bentukan Presiden Soekarno! Simbol Perlawanan Terhadap IOC dan Israel
Pelaksanaan Ganefo I di Jakarta. (X/NeoHistoria_ID)
14:10
24 Oktober 2025

Mengingat Kembali Ganefo, Olimpiade Tandingan Bentukan Presiden Soekarno! Simbol Perlawanan Terhadap IOC dan Israel

 

 - Nama ajang Ganefo kembali mencuat menyusul keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengecam Indonesia akibat menolak atlet Israel dalam ajang Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025. Banyak warganet mengusulkan agar ajang tersebut dihadirkan lagi.

Indonesia memang baru saja dapat kecaman dari IOC. Penyebabnya adalah pemerintah Indonesia menolak visa seluruh atlet, pelatih, dan ofisial Israel untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025.

Upaya Indonesia itu membuat IOC bereaksi keras. Dalam keterangan resminya, IOC meminta kepada seluruh federasi internasional untuk tak menggelar ajang dunia di Indonesia. Hal itu berlaku hingga Indonesia dapat menjamin kebebasan atlet dari berbagai dunia, termasuk Israel.

Bagi Indonesia, kejadian seperti ini tidak lah asing. Pada era 1960-an, situasi ini pernah terjadi. Bahkan, lebih besar lagi karena berujung Indonesia kena hukuman dari IOC akibat menolak kehadiran atlet Israel dan Taiwan dalam Asian Games IV yang diselenggarakan di Jakarta pada 1962 karena alasan politik.

Saat itu, di mata Indonesia, mengundang atlet Israel sama saja mengakui penjajah Palestina. Sementara Taiwan tak dianggap sebagai negara karena dinilai bagian dari Republik Rakyat China (RRC).

Keputusan Indonesia itu berujung tak menyenangkan. Pada Februari 1963, IOC menganggap Indonesia telah mencampuradukkan politik dengan olahraga dan memutuskan mencabut keanggotaan sekaligus menunda partisipasi Indonesia di ajang Olimpiade.

Induk olahraga internasional itu kemudian menyatakan akan mencabut penangguhan tersebut jika Indonesia berjanji untuk tidak mengulanginya. Menteri Olahraga RI kala itu, Maladi, mengecam keputusan IOC karena jauh dari semangat Olimpiade yang sebenarnya.

Maladi menganggap IOC menerapkan standar ganda. Sebab, pada Olimpiade 1948 di Inggris, tuan rumah tidak mengundang Jepang dan Jerman karena dendam Perang Dunia II. Selain itu, Amerika Serikat pun pernah menolak atlet Jerman Timur bertanding di negaranya. Tapi, IOC kala itu tidak memberikan sanksi apa pun, berbeda dengan perlakuan terhadap Indonesia.

Kabar ancaman itu pun terdengar hingga telinga Presiden Soekarno. Orang nomor satu di RI kemudian memerintahkan Indonesia keluar dari IOC dan mendirikan Olimpiade tandingan.

Namanya adalah Games of the New Emerging Forces (Ganefo). Pesta olahraga ini diikuti oleh negara-negara Nefo, negara-negara yang baru merdeka melawan imperialisme. Ganefo pun hanya diikuti oleh negara-negara Nefo di kawasan Asia-Afrika.

Pemerintah Indonesia dalam surat pengunduran diri dari IOC menuliskan bahwa badan olimpiade tersebut telah melanggar Olympic Charter dan hukuman terhadap Indonesia tidak sah secara hukum. Pemerintah turut menuding IOC sudah mengorbankan kepentingan besar demi manuver politik segelintir pihak.

Ganefo pertama pun resmi digelar pada 10-22 November 1963 dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Sebanyak 10 negara dari Asia, Afrika, hingga Eropa berpartisipasi dalam ajang tersebut.

Kesuksesan Ganefo kala itu menghebohkan dunia olahraga internasional. Ajang itu dianggap oleh Soekarno bukan hanya kompetisi olahraga, melainkan pernyataan sikap politik bangsa-bangsa tertindas terhadap imperialisme internasional.

Setelah edisi I sukses digelar di Jakarta, Ganefo II direncanakan diadakan di Kairo, Mesir, pada 1967. Namun, karena situasi politik yang tidak kondusif di negara kawasan Afrika tersebut, pesta olahraga itu dipindah ke Phnom Penh, Kamboja.

Namun, Ganefo II tidak sesukses edisi pertama. Banyak kendala yang menghampiri, baik dari segi organisasi maupun partisipasi negara-negara peserta, yang saat itu hanya diikuti 17 negara.

Sementara edisi ketiga coba direncanakan digelar di Beijing, Tiongkok, tiga tahun berikutnya. Namun, pemerintah Tiongkok menolak menyelenggarakan dan memberikannya kepada pemerintah Korea Utara.

Tapi, Ganefo III yang direncanakan untuk diselenggarakan di Pyongyang pun tidak pernah terwujud. Peta olahraga tandingan Olimpiade itu pun bubar dan tak pernah ada lagi.

Meski begitu, kehadiran Ganefo jadi bukti bahwa kekuatan Indonesia kala itu tak bisa diremehkan. Hal itulah yang membuat saat ini ada warganet yang menginginkan Indonesia bergerak seperti dulu.

Apalagi, situasi sekarang yang dilakukan oleh IOC mirip dengan yang dulu. Yakni standar gandanya berupa mengecam Indonesia karena telah menolak visa atlet Israel. Di sisi lain, IOC sudah menghukum Rusia dan Belarusia karena perang dengan Ukraina. Kedua negara itu tak boleh berpartisipasi dalam ajang internasional.

Atlet Rusia dan Belarusia sampai saat ini bisa beraksi di ajang internasional, tapi tidak menggunakan bendera dan lambang negaranya sendiri.

Editor: Edi Yulianto

Tag:  #mengingat #kembali #ganefo #olimpiade #tandingan #bentukan #presiden #soekarno #simbol #perlawanan #terhadap #israel

KOMENTAR