



Pengamat Sebut Pemain Domestik Masih Ada Tantangan dengan VAR
- Sorotan terhadap keputusan wasit kembali mencuat setelah duel sengit timnas Indonesia vs Arab Saudi pada laga pembuka Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, lalu.
Dalam pertandingan penuh drama itu, tiga penalti dan satu kartu merah menjadi pusat perdebatan publik.
Namun di tengah riuhnya komentar dan meme “liga Konoha” dari warganet, pengamat sepak bola nasional Gita Suwondo justru melihat sisi lain dari kisah tersebut bahwa sepak bola modern tidak bisa lepas dari teknologi VAR (Video Assistant Referee).
“Sekecil apa pun pelanggaran sekarang itu ada VAR, jadi bisa dicek,” ucapnya kepada Kompas.com.
Menurutnya, apa yang terjadi di Jeddah bukanlah kontroversi, melainkan bukti bahwa sistem sepak bola kini semakin transparan dan presisi.
“Ya memang mau tidak mau sepak bola modern harus bergantung sama VAR. Tapi keputusan wasit lawan Arab oke. Tiga penalti yang dicek memang benar-benar penalti,” kata pria yang biasa disapa Bung GAZ itu.
Ia bahkan menjelaskan satu per satu momen krusial yang dipersoalkan publik. Penalti pertama yang didapat Indonesia, katanya, sudah tepat.
Untuk itu ia tidak menampik bahwa adaptasi terhadap VAR masih menjadi tantangan besar bagi pemain-pemain di kompetisi domestik Indonesia.
Perbedaan kualitas perangkat dan sudut pengambilan kamera menjadi faktor pembeda yang signifikan.
“Kalau dibilang terbiasa di liga Konoha, memang perangkat VAR-nya berbeda. Hanya angle kameranya beda. Di Liga 1 tidak semua bisa terdeteksi dengan baik dibandingkan dengan 23 kamera dan perangkat VAR yang dipakai di level Asia,” tutur Gita Suwondo.
Laga Hidup-Mati Lawan Irak, Ma Ning Kembali Jadi Sorotan
Kini langkah timnas Indonesia kini berlanjut menghadapi Irak di King Abdullah Sports City, Jeddah, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB.
Laga ini menjadi penentu langkah Garuda menuju impian besar, Piala Dunia 2026.
AFC telah menunjuk Ma Ning, wasit asal China, untuk memimpin pertandingan tersebut. Di atas kertas, Ma Ning dianggap netral karena berasal dari regional berbeda.
Namun, di mata publik Asia, ia dikenal sebagai wasit dengan reputasi besar sekaligus sarat kontroversi.
Salah satu momen paling diingat publik terjadi di final Piala Asia 2023, ketika Ma Ning memberikan tiga penalti untuk Qatar yang akhirnya memastikan mereka juara usai mengalahkan Yordania 3-1.
Wasit asal China, Ma Ning, memberikan penalti kepada Qatar dalam pertandingan final Piala Asia 2023 antara Yordania vs Qatar di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha pada 10 Februari 2024. (Foto oleh HECTOR RETAMAL / AFP)
Selain Ma Ning, laga ini juga akan melibatkan perangkat pertandingan asal China lainnya, Asisten Wasit Zhou Fei, Zhang Shang dan Shen Yan Hu. Sedangkan VAR Fu Ming bersama Asisten VAR Sivakorn Pu-Udom (Thailand)
Penunjukan Ma Ning tentu memunculkan harapan besar agar keputusan-keputusan krusial di laga melawan Irak bisa lebih adil dan konsisten, apalagi mengingat pengalaman laga sebelumnya yang penuh emosi.
Sementara itu, di tengah perdebatan publik terhadap kepemimpinan wasit asal Kuwait Ahmed Al-Ali pada laga Indonesia vs Arab Saudi, sang pengadil justru mendapat penghargaan dari Federasi Sepak Bola Kuwait (KFA). KFA menilai performa Al-Ali dan perangkatnya “sangat luar biasa dan membanggakan.”
Bagi Gita Suwondo, hal ini menunjukkan bagaimana dunia sepak bola kini benar-benar menuntut profesionalisme tinggi dari semua pihak, termasuk wasit dan pemain karena semua gerak dan keputusan kini terekam kamera.
“VAR membuat semuanya jadi transparan. Sekarang, tidak ada lagi pelanggaran kecil yang bisa lolos dari kamera,” pungkasnya.
Tag: #pengamat #sebut #pemain #domestik #masih #tantangan #dengan