Selamat Tinggal 5 Pemain Abroad Timnas Indonesia, Mulai Sering Hangatkan Bangku Cadangan
Marselino Ferdinan mengakui duel Timnas Indonesia melawan Arab Saudi salah satu pertandingan yang tak akan dilupakannya.(IG Marselino Ferdinan)
19:18
1 Mei 2025

Selamat Tinggal 5 Pemain Abroad Timnas Indonesia, Mulai Sering Hangatkan Bangku Cadangan

Pesepakbola Indonesia yang merumput di luar negeri atau sering disebut pemain abroad kini semakin banyak bertebaran di berbagai kompetisi dunia. Kehadiran mereka menjadi kebanggaan tersendiri bagi Tanah Air, sekaligus memperkuat daya saing Timnas Indonesia secara internasional. Namun, perjalanan karier di luar negeri tak selalu berjalan mulus.

Meski sempat menjadi sorotan karena berhasil menembus kompetisi luar negeri, tidak sedikit pemain abroad asal Indonesia yang justru menghadapi tantangan besar berupa minimnya menit bermain.

Beberapa di antaranya bahkan lebih sering menghuni bangku cadangan, hingga muncul spekulasi mengenai potensi kepindahan ke klub lain, termasuk ke Liga Malaysia.

Berikut lima nama pemain abroad Timnas Indonesia yang saat ini jarang mendapatkan kesempatan tampil bersama klubnya masing-masing dan mulai sering dicadangkan.

1. Marselino Ferdinan – Menurunnya Jam Terbang di Eropa

Marselino Ferdinan dicoret pelatih Patrick Kluivert untuk laga Timnas Indonesia vs China karena akumulasi kartu kuning. [Dok. Instagram Marselino Ferdinan]Marselino Ferdinan dicoret pelatih Patrick Kluivert untuk laga Timnas Indonesia vs China karena akumulasi kartu kuning. [Dok. Instagram Marselino Ferdinan]

Marselino Ferdinan dikenal sebagai salah satu talenta muda terbaik Indonesia. Ia sempat mencicipi atmosfer sepakbola Eropa bersama klub Belgia, KMSK Deinze, serta sempat terdaftar di Oxford United di Inggris. Sayangnya, kiprah Marselino di kedua klub tersebut belum berjalan sesuai harapan.

Sepanjang musim 2024–2025, Marselino hanya empat kali terdaftar dalam skuad cadangan tanpa pernah mendapatkan menit bermain di laga resmi. Bahkan di sebagian besar pertandingan, namanya tidak masuk daftar pemain. Hal ini tentu menjadi perhatian mengingat ekspektasi tinggi terhadap pemain yang digadang-gadang menjadi pilar masa depan Timnas.

2. Justin Hubner – Belum Mampu Menembus Tim Utama Wolves

Bek muda Timnas Indonesia, Justin Hubner, menjadi sorotan setelah melakukan kesalahan fatal yang berujung gol bunuh diri dalam pertandingan Wolverhampton Wanderers U-21 menghadapi Stoke City U-21 di ajang Premier League 2 musim 2024/2025. Pertandingan yang digelar di Stoke on Trent, Staffordshire, pada Sabtu (5/4) dini hari WIB itu berakhir dengan kekalahan telak 1-4 untuk tim Hubner. (IG Justin Hubner)Bek muda Timnas Indonesia, Justin Hubner, menjadi sorotan setelah melakukan kesalahan fatal yang berujung gol bunuh diri dalam pertandingan Wolverhampton Wanderers U-21 menghadapi Stoke City U-21 di ajang Premier League 2 musim 2024/2025. Pertandingan yang digelar di Stoke on Trent, Staffordshire, pada Sabtu (5/4) dini hari WIB itu berakhir dengan kekalahan telak 1-4 untuk tim Hubner. (IG Justin Hubner)

Justin Hubner, bek kelahiran Belanda berdarah Indonesia, masih bermain untuk Wolves U-21 di Inggris. Musim ini menjadi tahun penentuan bagi Hubner untuk membuktikan diri agar bisa naik ke tim utama.

Namun, statistik menunjukkan bahwa Hubner belum mampu menunjukkan konsistensi. Ia sudah 11 kali tidak masuk skuad dan baru bermain sebanyak 13 kali dengan dua kartu kuning. Jika situasi ini berlanjut, kemungkinan besar ia akan mempertimbangkan pindah klub demi mendapatkan jam terbang lebih tinggi.

3. Nathan Tjoe-A-On – Minim Kesempatan di Swansea City

Nathan Tjoe-A-On Saat Membela Timnas Indonesia. (instagram.com/nathantjoeaon)Nathan Tjoe-A-On Saat Membela Timnas Indonesia. (instagram.com/nathantjoeaon)

Kembali ke Swansea City pada musim 2024–2025, Nathan Tjoe-A-On menghadapi realita sulitnya bersaing untuk posisi inti. Sepanjang musim, ia hanya tampil tiga kali dan hanya satu kali bermain sebagai starter.

Pemain berusia 23 tahun ini kerap tidak dipanggil ke skuad pertandingan, yang menunjukkan bahwa pelatih belum menjadikannya bagian dari rencana utama. Minimnya menit bermain ini tentu berdampak pada perkembangan karier dan peluangnya untuk kembali bersinar bersama Timnas.

4. Sandy Walsh – Kendala Adaptasi di Liga Jepang

Bagi Sandy Walsh, tampil di ajang sebesar ini memberikan pengalaman berharga, baik dari sisi persaingan maupun eksposur internasional. Ia tidak hanya membawa harapan dari klub Jepang, tetapi juga menjadi perwakilan dari pencinta sepak bola Indonesia yang menantikan performa maksimalnya. (ig Bagi Sandy Walsh, tampil di ajang sebesar ini memberikan pengalaman berharga, baik dari sisi persaingan maupun eksposur internasional. Ia tidak hanya membawa harapan dari klub Jepang, tetapi juga menjadi perwakilan dari pencinta sepak bola Indonesia yang menantikan performa maksimalnya. (ig

Sandy Walsh saat ini tercatat sebagai pemain Yokohama F. Marinos di Liga Jepang. Meski datang dengan pengalaman dan usia matang, ia belum menjadi pilihan utama tim. Dari semua laga musim ini, Sandy hanya enam kali diturunkan sejak menit pertama.

Ia juga sempat tujuh kali tidak terdaftar dalam daftar pemain, sebagian karena cedera. Kendala adaptasi, persaingan ketat, dan faktor kebugaran menjadi penyebab utama minimnya penampilan pemain berusia 30 tahun tersebut.

5. Eliano Reijnders – Dirumorkan Hengkang ke Liga Malaysia

Penggawa Timnas Indonesia, Eliano Reijnders, mengungkapkan bahwa mimpinya dengan sang kakak, Tijjani, saat masih kecil, kini menjadi kenyataan. (IG Eliano)Penggawa Timnas Indonesia, Eliano Reijnders, mengungkapkan bahwa mimpinya dengan sang kakak, Tijjani, saat masih kecil, kini menjadi kenyataan. (IG Eliano)

Eliano Reijnders tampil cukup rutin dalam daftar skuad PEC Zwolle di Liga Belanda. Namun, mayoritas dari 18 laga yang dijalani musim ini hanya menjadikannya sebagai pemain pengganti. Ia sudah 15 kali mengisi bangku cadangan tanpa kontribusi signifikan di lapangan.

Adik dari pemain AC Milan, Tijjani Reijnders, ini mulai dikaitkan dengan potensi kepindahan ke klub Liga Malaysia demi memperoleh kesempatan bermain yang lebih reguler. Situasi ini memunculkan tanda tanya besar mengenai masa depannya di kompetisi Eropa.

Fenomena pemain abroad memang menunjukkan peningkatan eksistensi Indonesia di kancah sepakbola internasional. Namun, minimnya jam bermain bisa menjadi pedang bermata dua. Meski secara citra mereka tetap mengangkat nama Indonesia, perkembangan karier bisa mandek tanpa ritme permainan yang cukup.

Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi PSSI dan pelatih Timnas Indonesia dalam menentukan pemain yang benar-benar siap secara fisik dan mental untuk menghadapi turnamen besar. Memilih pemain berdasarkan pengalaman, bukan hanya nama besar, akan menjadi kunci agar Timnas tidak hanya sekadar tampil, tetapi juga bersaing.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Tag:  #selamat #tinggal #pemain #abroad #timnas #indonesia #mulai #sering #hangatkan #bangku #cadangan

KOMENTAR