Sang Ratu Para Badminton Indonesia Leani Ratri Oktila, Come Back setelah Melahirkan, Dia Butuh Latihan Ekstra
Leani Ratri Oktila menjadi ujung tombak event Paralimpiade. Setelah sukses meraih 2 emas, 1 perak di edisi Tokyo 2020, dia berhasil mendapatkan 1 emas dan 1 perak di edisi Paris 2024. Atlet para badminton itu pun kembali mengincar medali pada edisi Los Angeles 2028.
RIZKY AHMAD FAUZI, Jakarta
---
Lambaian tangan perempuan bertopi hitam itu tertuju pada satu anak kecil berbaju merah. Dia merupakan Leani Ratri Oktila yang menyapa sang buah hati saat menyambutnya bersama sang suami, Bhadu Lhata, di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (10/9).
Seusai mencium dan memeluk sang anak bernama Mujifrans Elvano Abdu, Leani meminta sang Baby El untuk mencium dua medali yang tercantol di lehernya.
Bagi Leani, hadirnya sang buah hati yang lahir pada 2022 menjadi salah satu pembeda Paralimpiade edisi Paris ketimbang Tokyo. Anaklah yang menjadi salah satu kekuatan bagi atlet 33 tahun itu berjuang meraih medali.
”Ya, memang dari usia nggak bisa bohong, lalu baru melahirkan juga, mengejar ketertinggalan itu sebenarnya sudah menambah training dan latihan-latihan,’’ ujar alumnus jurusan olahraga Universitas Riau itu.
Di Paralimpiade Paris 2024, Leani bersama Hikmat Ramdani menyabet emas pada nomor ganda campuran klasifikasi SL3-SU5 setelah menaklukkan rekannya sesama Indonesia, Fredy Setiawan-Khalimatus Sadiyah (21-16, 21-15).
Sedangkan di nomor tunggal, dia merebut perak nomor SL4 seusai ditundukkan wakil Tiongkok Cheng He Fang (14-21, 18-21).
Come back setelah melahirkan itu memang membuatnya lebih ekstra di Paralimpiade Prancis 2024. ”Karena saya yang dulunya sedikit wide training sekarang harus lebih mengembalikan performa lagi. Tapi, ternyata tak ter-cover untuk single. Saya rasa, saya kurang latihan keras lagi,’’ akunya.
Namun, kelegaan tetap dirasakan Leani ketika bisa kembali menyumbangkan medali bagi tim Indonesia. ”Ya bersyukur, kami sudah pulang ke Indonesia dengan raihan medali yang maksimal, satu emas dan satu perak buat saya,’’ ucapnya.
Sejatinya, Leani berpeluang menambah medali di sektor ganda putri. Namun, nomor itu tidak dipertandingkan. Padahal, Leani bersama Khalimatus merupakan juara bertahan.
Selain itu, gelar ganda campuran yang didapat juga begitu spesial bagi Leani. Sebab, pada dua edisi, dia berpartner dengan orang berbeda. Semula dengan Hary Susanto saat di Tokyo. Di Prancis dengan Hikmat. ”Ya, sekalipun dengan partner yang berbeda. Ini tentunya saya sangat bersyukur,’’ tuturnya.
Waktu kali pertama dipasangkan, Leani merasa seperti keluarga dengan Hikmat. ”Jadi, mungkin karena saya lebih tua, lebih mengajarkan. Tapi, bukan yang senioritas. Tidak ada senior-junior,’’ katanya.
Hikmat mengakui agak canggung ketika awal dipasangkan dengan Leani. Selain lebih senior, pasangannya lebih berprestasi. ”Tapi, nikmati saja. Alhamdulillah, hasilnya baik,’’ ucap Hikmat.
Pada usia yang sudah terbilang sangat matang sebagai atlet, Leani masih berupaya untuk terus memberikan prestasi bagi Merah Putih. Bahkan, dia bertekad bisa kembali tampil di edisi 2028. ”Kalau diberikan kesehatan dan masih sanggup bersaing dengan teman-teman di tahun 2028 (Los Angeles) nanti, saya berharap bisa bermain,’’ harapnya.
Bahkan, Leani bertekad untuk bisa bermain di ganda putri sebagai nomor andalannya. Namun, dia juga realistis jika kondisinya tidak memungkinkan. Sebab, di Los Angeles nanti usianya sudah 37 tahun. ’’Nggak bisa dimungkiri, perkembangan lawan di luar negeri sudah sangat baik, tetapi bukan berarti di sini tidak baik,’’ bebernya.
Pebulu tangkis bertinggi 162 cm itu menyebutkan bahwa di Indonesia banyak bibit pemain yang bisa bermunculan ke depannya. ”Kami punya bibit yang luar biasa. Semoga di tahun berikutnya sudah ada generasi lainnya,” katanya.
Prestasi demi prestasi membuat pundi-pundi Leani terus mengalir. Rabu (11/9), dia bersama atlet lain mendapatkan bonus yang diberikan Presiden Joko Widodo didampingi Menpora Dito Ariotedjo dan Menko PMK Muhadjir Effendy di Istana Merdeka. Besarannya Rp 6 miliar untuk medali emas, Rp 2,75 miliar untuk medali perak, dan Rp 1,65 miliar untuk medali perunggu.
Lantas, bonus tersebut akan digunakan Leani untuk apa? ”Saat ini mikirnya masih bermain. Jadi, hanya investasi dulu, terutama untuk sawit karena saya dari Pekanbaru, Riau. Jadi, di sana banyak sawit,’’ ucapnya.
Leani juga perlahan mulai mengenalkan cabang tepok bulu kepada anaknya. Sebab, dia menginginkan ketika besar sang anak bisa menjadi atlet. ”Suami pemain bola, saya bulu tangkis. Jadi tergantung anak. Tapi untuk saat ini, dia sih seringnya main bulu tangkis. Karena lebih sering memegang raket ketimbang bola,’’ tuturnya, lantas tertawa. (*/c6/dio)
Tag: #sang #ratu #para #badminton #indonesia #leani #ratri #oktila #come #back #setelah #melahirkan #butuh #latihan #ekstra