Malam Kudus: Lagu Natal untuk Menyambut Yesus Kristus dan Kedamaian, Dinyanyikan Malam Jelang Natal
- Malam sebelum Hari Raya Natal merupakan hari yang penting bagi umat Kristiani sedunia. Karena pada malam ini, umat Kristiani dapat mempersiapkan diri untuk menyambut Yesus Kristus.
Karena agama ini telah tersebar sangat luas dan memiliki banyak sekali umat dari berbagai latar belakang, terjadi adaptasi antara agama tersebut dengan budaya setempat.
Lalu, terjadi pula penyebaran mengenai adaptasi yang terjadi di satu tempat ke tempat lain. Termasuk lagu yang diterjemahkan ke bahasa lokal.
Lagu “Malam Kudus” yang ikonik dan khas dengan Hari Raya Natal ini adalah lagu wajib untuk dinyanyikan pada malam sebelum hari perayaan tersebut. Dan tentunya ada cerita dibalik lagu tersebut.
Sejarah lagu “Malam Kudus”
Dilansir dari Smithsonian, lagu ini sudah ada sejak dua abad yang lalu, tepatnya setelah perang-perang Napoleon.
Pada periode itu orang-orang mengalami banyak sekali musibah, seperti kebakaran, banjir, dan gagal panen - namun setidaknya perang telah selesai.
Pada tahun 1816, seorang pastor bernama Josef Mohr dari Oberndorf, di sebuah desa di Salzburg (sekarang Austria), menulis sebuah puisi berjudul “Stille Nacht” untuk mengingat kehadiran akan damai.
Namun, puisi ini baru diubah menjadi lagu dua tahun setelahnya oleh Franz Xaver Gruber, kepala sekolah dan pemain organ di Arnsdorf (sekarang Lamprechtshausen).
Dilansir dari Southern Nazarene University, pada saat itu piano organ milik gereja rusak dan baru dapat diperbaiki setelah Hari Natal.
Karena itu, kelompok teater keliling tidak dapat mempertunjukkan drama Natal mereka di gedung sewaan.
Namun, Pastor Joseph memutuskan untuk mempertunjukkan sesuatu agar para umat tidak langsung pulang setelah misa.
Dilansir dari WRTI, pada Malam Natal tahun 1818, puisi ini pertama kali dimusikalisasi dan dipertunjukkan sebagai lagu berjudul “Stille Nacht, Heilige Nacht”.
Pastor Joseph memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu tersebut dengan Franz setelah misa selesai.
Mereka baru menyanyikan lagu ini karena pada saat itu Gereja Katolik tidak menyetujui penggunaan gitar untuk mengiringi nyanyian gereja.
Dikisahkan, tukang reparasi organ bernama Karl Mauracher yang bekerja di gereja tersebut mengambil salinan lagu tersebut ke desa asalnya.
Lalu lagu tersebut perlahan-lahan menyebar dari rumah ke rumah, hingga ke penyanyi keliling yang tampil di Eropa bagian utara.
Pada tahun 1834, Keluarga Strasser juga mempertunjukkan lagu ini di hadapan Raja Prussia. Keluarga Rainer, pada tahun 1839, pertama kali menyanyikan lagu ini di Amerika Serikat di luar Gereja Trinitas Kota New York.
Seiring berjalannya waktu, nama Pastor Joseph Mohr dilupakan walaupun Franz masih diingat sebagai komposer aslinya.
Hal ini karena manuskrip aslinya sempat hilang, dan banyak orang sering mengira penulis lagu ini adalah musisi ternama pada saat itu.
Pada tahun 1995, manuskrip aslinya dengan tulisan tangan Pastor Joseph ditemukan. Lagu ini juga mengalami evolusi dan adaptasi, serta diterjemahkan hampir ke 300 bahasa dengan aransemen yang berbeda-beda.
Pada tahun 1859, seorang pendeta gereja episkopal bernama John Freeman Young, yang bekerja di Gereja Trinitas Kota New York, menulis dan merilis terjemahan lagu ini ke dalam Bahasa Inggris.
Lirik Lagu Malam Kudus, Terjemahan Bahasa Indonesia
Puji Syukur no. 452
Malam kudus, sunyi senyap; dunia terlelap.
Hanya dua berjaga terus ayah bunda mesra dan kudus;
Anak tidur tenang. Anak tidur tenang.
Malam kudus, sunyi senyap. Gloria menggegap;
bala surga menyanyikannya, dan gembala menyaksikannya:
“Lahir Sang Penebus. Lahir Sang Penebus!”
Malam kudus, sunyi senyap. Kurnia dan berkat
tercermin bagi kami terus di wajah-Mu, ya Anak Kudus,
Cinta kasih kekal. Cinta kasih kekal.
Tag: #malam #kudus #lagu #natal #untuk #menyambut #yesus #kristus #kedamaian #dinyanyikan #malam #jelang #natal