Kementerian P2MI Desak Pemerintah Malaysia Usut Insiden Penembakan PMI: Pelaku Harus Ditindak Tegas
Wakil Menteri P2MI Christina Aryani saat jumpa pers di Kantor Kementerian P2MI, Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2025). 
15:27
26 Januari 2025

Kementerian P2MI Desak Pemerintah Malaysia Usut Insiden Penembakan PMI: Pelaku Harus Ditindak Tegas

- Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) meminta kepada Pemerintahan Malaysia untuk segera mengusut insiden penembakan yang dialami Pekerja Migran Indonesia (PMI) unprosedural di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.

Wakil Menteri P2MI Christina Aryani mengatakan, Pemerintahan Malaysia harus mengambil tindakan tegas terhadap aparat Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) yang menembak 5 PMI.

"Kementerian P2MI mendesak pemerintah Malaysia melakukan pengusutan terhadap peristiwa ini dan juga mengambil tindakan tegas terhadap aparat patroli atau petugas patroli bila mana terbukti melakukan tindakan penggunaan kekuatan secara berlebihan atau excessive use of force," kata Christina saat jumpa pers di Kantor Kementrian P2MI, Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2025).

Terhadap para korban yang meninggal dunia ataupun yang mengalami luka-luka, kata Christina, pemerintah akan terus memastikan agar mendapatkan perawatan dan pengawasan.

"Mendapatkan perawatan medis yang diperlukan dan memberikan dukungan kepada keluarga korban termasuk bantuan hukum dan pemulangan jenazah," kata dia.

Lebih lanjut, politikus Partai Golkar tersebut mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Atase Koalisi di KBR Kuala Lumpur untuk menjenguk para korban yang saat ini tengah dirawat di berbagai rumah sakit tadi.

Terakhir, pihaknya kata dia, akan mendorong adanya pertemuan dengan Pemerintah Malaysia untuk membahas langkah-langkah pencegahan agar insiden semacam ini tidak terjadi lagi kemudian hari. 

"Termasuk bagaimana cara-cara penanganan pekerja migran Indonesia agar bisa dilakukan secara manusiawi terlepas dari status mereka yang unprosedural atau ilegal," ucap dia.

Christina Aryani mengatakan akibat insiden penembakan tersebut satu PMI meninggal dunia dan empat lainnya luka-luka.

"Korban 1 orang pekerjaan migran meninggal dunia dan 4 orang dalam keadaan luka-luka. Yang satu juga kabarnya saat ini tengah kritis," ucapnya.

Menurut dia penembakan yang terjadi pada Jumat (24/1/2025) dini hari tersebut berawal saat 5 PMI tersebut hendak masuk ke Malayasi melalui jalur laut..

Namun, di saat bersamaan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia sedang melakukan patroli.

"Di mana saat itu patroli APMM tengah bertugas dan ada sebuah kapal yang ditumpangi atau diawaki oleh 5 orang WNI Pekerjaan Migran Indonesia Unprosedural," kata dia.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kemenlu RI Judha Nugraha menyebut Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia telah meminta akses kekonsuleran untuk menjenguk jenazah dan menemui para korban luka.

Lebih lanjut, Judha juga menduga kalau insiden ini terjadi lantaran adanya penggunaan kekuasaan yang berlebih dilakukan pihak keamanan Malaysia.

"KBRI juga akan mengirimkan nota diplomatik untuk mendorong dilakukannya penyelidikan atas insiden tersebut, termasuk kemungkinan penggunaan excessive use of force," ujar dia, Minggu.

"Kemlu dan KBRI Kuala Lumpur akan terus memonitor penanganan kasus ini oleh otoritas Malaysia dan memberikan bantuan kekonsuleran kepada para WNI," ucap Judha.

Editor: Adi Suhendi

Tag:  #kementerian #p2mi #desak #pemerintah #malaysia #usut #insiden #penembakan #pelaku #harus #ditindak #tegas

KOMENTAR