Kebijakan Populis Jadi Penyebab Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Lebih Tinggi dari Jokowi
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto (kanan) mengikuti pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan mengikuti sidang paripurna MPR pengucapan sumpah sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029.(ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA)
02:42
20 Januari 2025

Kebijakan Populis Jadi Penyebab Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Lebih Tinggi dari Jokowi

- Survei Litbang Kompas menunjukkan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebesar 80,9 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tingkat kepuasan kinerja 100 hari Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) pada tahun 2015 lalu sebesar 65,1 persen. 

Bahkan, Prabowo melampaui angka tingkat kepuasan tertinggi yang pernah dicapai Jokowi yakni pada Juni 2024 sebesar 75,6 persen. 

Manajer Riset Litbang Kompas, Ignatius Kristanto mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Prabowo lebih tinggi dibandingkan Jokowi. 

Salah satunya adalah Prabowo mengeluarkan kebijakan-kebijakan populis dalam tiga bulan ini. Di antaranya, makan bergizi gratis, tes kesehatan gratis, pembatalan sebagian PPN dan lainnya.

"Walaupun beberapa program masih janji ya. Itu yang membuat harapan masyarakat tinggi sekali," ungkapnya.

Tak hanya itu, euforia pemilihan presiden (pilpres) masih terasa selama tiga bulan ini. 

"Euforia dari Pilpres kemarin masih tinggi sekali ekspektasinya kepada Pak Prabowo, sehingga posisinya tinggi," ujarnya.

Apalagi, Pilpres 2024 tidak menyebabkan polarisasi di masyarakat. Kondisi ini berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019, di mana pendukung Jokowi dan Prabowo terfragmentasi.

"Kalau kita lihat hasil Pilpresnya, itu Pak Jokowi menang cuma 54 persen. Sementara Pak Prabowo menang 58 persen. Itu saja sudah unggul," ungkapnya.

Kris menyebut isu keberlanjutan program dari Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo juga membuat tingkat kepuasan publik tinggi. Sementara itu, saat awal Jokowi memimpin tak ada isu keberlanjutan program dari pemerintahan sebelumnya.

Dalam survei Litbang Kompas, ada sejumlah alasan masyarakat puas dengan kinerja Prabowo-Gibran. Sebanyak 30,2 persen responden menyebut kinerja yang ditunjukan baik.

Lalu 18,1 persen responden merasa kepemimpinan yang ditunjukan merakyat. Ada 14,4 persen responden puas terhadap kerja Prabowo-Gibran karena sering mendapatkan bansos.

Kemudian 7,3 persen responden merasa pembangunan merata sampai ke desa. Sebanyak 7,3 persen lainnya menyebut pembangunan yang dilakukan masif.

Selain itu, sebanyak 6,8 persen menilai pemerintahan Prabowo-Gibran mampu mengatasi persoalan bangsa. Ada juga 3,2 persen menyebut pemilu dijalankan dengan baik.

Sementara sebanyak 3,2 persen merasa puas karena ketegasan dalam memimpin. Lalu 4,6 persen alasan lain dan 4,9 persen tidak menjawab.

Metode penelitian

Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan dari tanggal 4-10 Januari 2025.

Sebanyak 1.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.

Tingkat kepercayaan 95 persen dengan “margin of error” penelitian +/- 3,10 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT. Kompas Media Nusantara).

Editor: Haryanti Puspa Sari

Tag:  #kebijakan #populis #jadi #penyebab #kepuasan #publik #terhadap #prabowo #lebih #tinggi #dari #jokowi

KOMENTAR