Ahli Gizi UGM: Menu Makan Bergizi Gratis Tak Boleh Sembarangan, Disesuaikan dengan Kesukaan Anak
ILUSTRASI Progam Makan Bergizi Gratis (MBG) diujicobakan di SDN Pasar Ranji 04, Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Cikarang, Jumat (29/11/2024). 
03:59
11 Desember 2024

Ahli Gizi UGM: Menu Makan Bergizi Gratis Tak Boleh Sembarangan, Disesuaikan dengan Kesukaan Anak

- Program makan bergizi gratis (MBG) akan mulai bergulir pada Januari 2025.

Pemerintah mencanangkan setiap porsinya dipatok Rp10.000.

Program prioritas Presiden Prabowo-Gibran ini tak luput dari sorotan ahli gizi UGM Dr. Toto Sudargo, M.Kes.

Ia pun memberikan catatan dalam pelaksanaan program tersebut.

"Menurut saya, dilihat dari perencanaannya, Rp10.000 untuk setiap anak masih mungkin dilaksanakan. Tentunya, pelaksanaanya harus terus dipantau, dievaluasi, dan ditingkatkan,” kata dia dikutip Selasa (10/12/2024).

Ia menyebut, dalam pelaksanaannya program MBG ini memang memerlukan biaya yang besar.

Karena itu, setiap daerah dapat menerapkan menu-menu yang sesuai dengan ketersediaan potensi dan kekayaan hasil alam yang ada di setiap daerah tersebut yang disesuai dengan anggaran yang ditentukan. 

Misalkan di beberapa daerah seperti Papua, nasi dapat diganti dengan sagu, papeda, jagung.

"Kemudian, untuk karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral dapat diganti dengan ikan, telur, dan daging atau sumber nabati lainnya, sesuai wilayahnya masing-masing,” paparnya.

Lalu, menilik harga Rp10.000 maka harga tersebut dapat ditekan dengan pelaksanaan subsidi silang dan pengurangan biaya-biaya lain seperti biaya transportasi ke sekolah.

Caranya memanfaatkan pembuatan makanan di wilayah yang dekat dengan wilayah sekolah.

Selain aspek gizi dan biaya, Dosen FK-KMK ini juga menyebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Gizi Nasional akan membantu memantau pelaksanaan program ini.

Dirinya berharap, kebutuhan gizi dan keamanan bahan pangan dapat terjaga sampai dikonsumsi nantinya.

"Makanan harus disesuaikan dengan kesukaan anak-anak sehingga dapat meminimalkan bahkan meniadakan makanan yang terbuang. Makanannya tidak apa-apa dengan porsi yang kecil, tetapi bisa dibuat menarik sehingga anak-anak suka dan mereka mau untuk makan,” tambahnya.

Dengan demikian, pelaksanaan MBG ini tidak boleh sembarangan sebab pelaksanaan berdampak secara langsung kepada anak-anak yang merupakan generasi emas penerus bangsa.

Pemerintah diharapkan lebih dahulu memperhatikan aspek kualitas makanan daripada jumlah yang disediakan.

"Ini adalah program gizi yg diberikan kepada generasi penerus bangsa sehingga mari semua pihak bekerja sama untuk saling memperbaiki satu sama lain sehingga kebutuhan gizi anak-anak Indonesia terpenuhi,” harapnya.

Editor: Wahyu Aji

Tag:  #ahli #gizi #menu #makan #bergizi #gratis #boleh #sembarangan #disesuaikan #dengan #kesukaan #anak

KOMENTAR