Dua Mantan Presiden Duel di Pilgub Jateng, Jokowi vs Megawati
Megawati Soekarnoputri memimpin langsung koordinasi pemenangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, sedangkan Jokowi ikut berkampanye bersama Ahmad Luthfi-Taj Yasin. Solo Raya dan Kota Semarang basis kekuatan Andika-Hendi, pantura timur sentra massa Luthfi-Taj Yasin. Di luar itu bakal jadi battleground sengit.
IDA NORLAYLA-KHAFIFAH ARINI PUTRI, Kota Semarang
---
BUKAN hanya Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang bertarung di pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Tengah (Jateng). Ikut terseret pula ke dalam ring palagan, dua mantan presiden: Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi berada di belakang Ahmad Luthfi-Taj Yasin. Megawati di balik Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Faktor itu membuat pilgub Jateng jadi salah satu yang paling sengit rivalitasnya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 yang coblosannya berlangsung Rabu (27/11) depan.
Faktor lain, Jateng dikenal sebagai kandang Banteng alias Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai pemenang Pemilu Legislatif 2024. Tapi, dalam Pilpres 2024, pasangan calon yang didukung Jokowi, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menang di provinsi yang beribu kota Semarang tersebut.
Belum lagi faktor latar belakang kedua calon gubernur. Luthfi mantan Kapolda Jateng, Andika pernah menjadi panglima TNI. Dalam berbagai survei, kedua paslon juga saling mengungguli dengan beda tipis.
Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro, Jokowi dinilai masih memiliki pengaruh besar di masyarakat, terutama di Jateng. ’’Itu terbukti, terutama di pilpres,” ujar Agung kepada Jawa Pos Radar Semarang (21/11).
SIAP BERSAING: Paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen (kiri) dan paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi usai mengambil nomor urut pencalonan di KPU Jawa Tengah, Senin (23/9). (JAWA POS RADAR SEMARANG)
Megawati, lanjut Agung, tentu tidak tinggal diam. Pertarungan menjadi semakin ketat karena kedua kingmaker tersebut didukung berbagai sumber kekuatan. Di antaranya, mesin partai, logistik, simpatisan, dan relawan. ’’Pertarungan sampai akhir itu adalah pertarungan antar-resource yang dimiliki oleh masing-masing. Apakah bentuknya logistik, apakah bentuknya efek ekor jas, partai pengusung, mesin politik lainnya, simpatisan, relawan, konsultan. Itu semuanya diadu,” jelasnya.
Agung juga menyebutkan, pemenang pertarungan itu adalah pihak yang mampu mengorganisasi dan mengonsolidasikan kekuatan dengan optimal dan konsisten.
’’Sampai pada satu momen, siapa yang paling konsisten dalam mengorkestrasi dan mengoptimalkan sumber daya tadi akan menjadi pemenangnya,” ungkapnya.
Senada, peneliti dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Nicky Fahrizal menilai, pilgub Jateng merupakan pertarungan hegemoni PDIP dengan pengaruh Jokowi. ’’Kita tahu ada rivalitas terselubung antara Ibu Megawati dan Pak Jokowi. Visualisasinya bisa kita lihat dalam pilkada Jateng ini,” jelas Nicky.
Calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. (Istimewa)
Ikut Berkampanye Langsung
Jokowi telah turun langsung mengampanyekan pasangan calon nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, di sejumlah kabupaten di Jateng seperti Banyumas, Tegal, Grobogan, dan Blora. Dia mendampingi Luthfi-Taj Yasin menyapa masyarakat secara langsung.
Demikian pula Megawati. Dia memimpin koordinasi pemenangan pilgub Jateng di Kantor DPD PDI Perjuangan Jateng, Panti Marhaen, pada 25 Oktober 2024. Awalnya Megawati juga akan berkampanye di sejumlah titik di Jateng, tapi akhirnya dibatalkan.
Calon gubernur Andika Perkasa menyatakan, keputusan PDIP untuk tidak menggelar kampanye akbar dalam pilgub Jateng merupakan hasil pertimbangan matang. ’’Dan, pertimbangan itu pasti yang terbaik,’’ ujar Andika dalam road show bertajuk Jateng Butuh Solusi, Butuh Andika-Hendi: Kami Bersama Membangun Jateng Perkasa di Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (21/11).
Andika juga menjelaskan bahwa tidak ada instruksi khusus yang diterimanya dari Megawati. Putri Proklamator Soekarno itu hanya berpesan agar dia berkontestasi secara suportif dan tidak curang.
’’Justru dari awal itu pesan beliau, ya kita harus jujur, adil, langsung, umum, bebas, rahasia. Jadi, jangan sampai kita kemudian berusaha curang, itu ada pesan-pesannya. Justru beliau ingin kita ini bertanding suportif,’’ kata Andika.
Sementara itu, Luthfi pernah menyebut Jokowi memberikan banyak nasihat dan masukan kepada dirinya dan Taj Yasin. Mengenai keikutsertaan mantan wali kota Solo tersebut dalam kampanye, Luthfi menyebut itu merupakan gaya khas Jokowi. ’’Sejak beliau menjadi wali kota, jadi gubernur, itu kan sudah biasa,’’ tutur Luthfi.
Basis Massa
Pengamat politik dari Universitas Diponegoro Semarang Wahid Abdulrahman menyebut kedua paslon memiliki basis massa masing-masing. Setiap paslon juga berusaha mengambil alih daerah yang menjadi sentra kekuatan lawan.
Wahid membeberkan, wilayah pantura timur seperti Rembang, Pati, Jepara, dan Kudus menjadi basis daerah paslon 02, Luthfi-Taj Yasin. Sebab, ada jaringan alumni Sarang yang masih eksis, yakni para santri yang dulunya belajar di pondok pesantren daerah Rembang. Khususnya Ponpes Al-Anwar yang dirintis almarhum KH Maimoen Zubair, ayah Taj Yasin.
’’Paslon 01 (Andika-Hendi) meskipun masuk ke sana, fungsinya hanya untuk mempertipis kekalahan,” ungkap Wahid.
Kendati demikian, Wahid menyebut paslon Andika-Hendi juga memiliki basis daerah yang kuat. Misalnya, Klaten, Solo Raya, Kota Semarang, juga Purwokerto, dan beberapa wilayah lain. Menurut dia, ada upaya dari paslon 02 (Luthfi-Yasin) untuk menarik suara. Salah satunya dengan menggunakan pengaruh Jokowi yang ikut turun tangan berkampanye di wilayah basis paslon 01.
Bakal geser tidaknya dukungan karena pengaruh Jokowi, lanjut Wahid, bergantung pada jaringan partai. Di luar wilayah basis masing-masing tersebut, Wahid menyebut masih ada beberapa daerah yang pertarungannya sengit.
’’Kemudian kemarin Grobogan, Tegal, lalu Purwokerto (yang didatangi Jokowi) nanti jadi battleground, termasuk salah satunya di sana,” beber Wahid. (*/c7/ttg)
Tag: #mantan #presiden #duel #pilgub #jateng #jokowi #megawati