Apa Itu Imkanur Rukyat? Metode Penentuan Awal Hijriyah yang Digunakan Kemenag
Petugas mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musari'in, Kembangan Utara, Jakarta, Minggu (10/3/2024). Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan 1 Syawal 1445 H. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 
12:49
9 April 2024

Apa Itu Imkanur Rukyat? Metode Penentuan Awal Hijriyah yang Digunakan Kemenag

Berikut pengertian Imkanur Rukyat.

Imkanur Rukyat merupakan metode dan kriteria penetapan awal bulan Hijriyah yang digunakan oleh Kementerian Agama (Kemenag), dikutip dari laman resmi ITB.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin mengatakan parameter Kriterian Imkanur Rukyat Mabims saat ini dengan ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.

“Berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), posisi hilal dimaksud telah memenuhi kriteria visibilitas hilal (Imkanur Rukyat) yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat,” kata Kamaruddin, dikutip dari laman resmi Kemenag.

Pengertian Imkanur Rukyat

Imkanur Rukyat merupakan kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah yang ditetapkan berdasarkan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darusssalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), dikutip dari laman resmi Mahkamah Agung Syariah Aceh.

Nantinya Imkanur Rukyat dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan hijriyah pada Kalender Resmi Pemerintah.

Prinsip Penentuan Awal Bulan Hijriyah Menggunakan Metode Imkanur Rukyat

  • Pada saat matahari terbenam, ketinggian (altitude) bulan di atas cakrawala minimum 2 derajat, dan sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan- Matahari minimum 3 derajat, atau
  • Pada saat bulan terbenam, usia bulan minimum 8 Jam, dihitung sejak ijtima’.

Kemungkinan Kondisi yang Mengharuskan Menggunakan Metode Imkanur Rukyat

Imkanur Rukyat memiliki tujuan untuk menjembatani metode rukay dan metode hisab.

Dalam hal ini dapat dilakukan apabila terjadi 3 kemunginan yaitu:

  • Ketinggian hilal kurang dari 0 derajat

Apabila ketinggian hilal kurang dari 0 derajat, maka dipastikan hilal tidak dapat terlihat pada malam itu.

Sehingga belum memasuki bulan baru.

Dalam kondisi ini, metode rukyat dan hisab sama-sama sepakat.

  • Ketinggian hilal lebih dari 2 derajat

Apabila ketinggian hilal lebih 2 derajat, maka kemungkinan besar hilal akan terlihat.

Pelaksanaan rukyat kemungkinan besar akan mengkonfirmasi terlihatnya hilal.

Sehingga ini menandakan bahwa telah memasuki bulan baru yaiutu bulan Hijriyah.

  • Ketinggian hilal antara 0 sampai 2 derajat

Secara rukyat, dalam ketinggian ini kemungkinan besar hilal tidak akan terlihat.

Namun apabila menggunakan metode hisab, hilal telah berada di atas ufuq.

Jika ternyata hilal berhasil dilihat ketika rukyat, maka awal bulan telah masuk malam itu.

Namun apabila rukyat tidak berhasil, maka metode rukyat menggenapkan bulan menjadi 30 hari.

Sehingga artinya, malam itu belum memasuki awal bulan baru.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Imkanur-Rukyat

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #imkanur #rukyat #metode #penentuan #awal #hijriyah #yang #digunakan #kemenag

KOMENTAR