Pangdam Bukit Barisan Sesali Ulah Anggota TNI Serang Warga Sipil hingga Tewas, Sampaikan Minta Maaf
Pernyataan itu disampaikannya, saat melayat ke tempat disemayamkannya korban Raden di Jambur Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang, pada Minggu (10/11/2024).
Peristiwa tersebut tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga mengakibatkan belasan orang terluka.
"Atas nama keluarga besar Kodam I Bukit Barisan, kami menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya, atas peristiwa kemarin yang terjadi," kata Hasan di hadapan keluarga korban, dikutip dari Tribun-Medan.com.
Hasan mengaku sangat menyesali ulah para anggotanya tersebut yang melakukan penyerangan hingga menimbulkan korban jiwa dan luka.
"Atas nama besar Kodam I Bukit Barisan kami memohon maaf sebesar-besarnya, kalau pun saya bisa menggantikan almarhum, saya siap, saya ikhlas," ucapnya.
Terkait para korban yang masih dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau, Hasan juga berjanji akan bertanggung jawab terhadap para korban.
"Sekali lagi kami mohon maaf, untuk anak-anak kita yang dirawat akan kami tangani sebaik-baiknya," ungkapnya.
Hasan pun berkomitmen akan memproses kasus penyerangan yang dilakukan oleh anggotanya tersebut sampai tuntas.
Dia juga memastikan bahwa hal serupa tidak akan terjadi lagi ke depannya.
"Kami sudah memproses permasalahan ini, kemarin juga sudah langsung mengambil langkah-langkah. Kami memastikan peristiwa ini tidak terulang kembali," sebutnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa puluhan prajurit dari Armed 2/105 KS menyerang warga Desa Selamat pada Jumat malam.
Akibat penyerangan itu, puluhan warga terluka dan satu orang meninggal dunia bernama Raden Barus.
Kepala Desa Selamat, Bahrun menjelaskan, malam itu Raden keluar rumah karena mendapati ada keributan.
"Sewaktu keluar itu lah, diduga dia dipukuli puluhan oknum TNI. Ada beberapa luka lebam di bagian tubuhnya," kata Bahrun saat diwawancarai di lokasi, Minggu (10/11/2024), dilansir Kompas.com.
"Korban ini meninggal dunia pas di jalan mau dibawa ke rumah sakit," sambungnya.
Sebelumnya, 33 Anggota TNI itu datang tanpa seragam dan menggunakan sepeda motor.
Lalu, tanpa pandang bulu, mereka memukuli warga dengan senjata tajam dan benda tumpul. Akibatnya, banyak warga terluka, dan Raden Barus (61) tewas.
“Orang-orang yang datang itu memang membabi buta. Siapa yang ada di jalan, semua dihantamnya. Itu dari Armed. Ada sebagian rumah didobrak,” ujar Bahrun.
Bahrun juga menjelaskan, sore sebelum penyerangan, pemuda desa sempat berseteru dengan prajurit Armed 2/105.
Namun, ia tak tahu pasti masalah yang memicu pertikaian tersebut.
“Tapi ada cerita, pemuda sini sempat cekcok dengan prajurit itu saat berpapasan di jalan. Setelah itu, malamnya terjadi penyerangan,” ucap Bahrun.
Berdasarkan informasi yang didapat, total ada 13 orang yang terluka.
“Salah satunya ada yang tangannya putus, namanya Dedi Susanto. Untuk kejadian Raden, dia dianiaya saat keluar dari rumah untuk memastikan apa yang terjadi,” ungkap Bahrun.
Bahrun pun merasa kecewa atas peristiwa ini.
Raden, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat, tewas dengan luka memar di sekujur tubuh.
”Seharusnya rakyat merasa aman kalau ada markas tentara di desanya. Namun, warga malah ketakutan dengan keberadaan mereka,” ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul 33 Prajurit Armed 2/105 Serang Warga Sipil, Sebabkan 1 Tewas & Belasan Luka, Pangdam I/BB Minta Maaf
(Tribunnews.com/Rifqah/Erik S) (Tribun-Medan.com/Alfiansyah) (Kompas.com)
Tag: #pangdam #bukit #barisan #sesali #ulah #anggota #serang #warga #sipil #hingga #tewas #sampaikan #minta #maaf